BAKTIKU tertuntun berkat kasih-Mu melalui aliran pengetahuan suci-Mu. Engkaulah puncak semua harapan hidup jasmani mencapai kesempurnaan rohani. Dari jaman ke jaman aku konon lahir, tatapi aku tidak tahu, karena tidak memperoleh kebebasan untuk bersatu pada diri-Mu. Sesuai tuntunan dan siratan pengetahuan suci-Mu, itu semua karena aku belum menyadari hakekat dan tujuan hidup sejati, serta berkarma dengan baik dan sungguh-sungguh, mengikhlaskan diri dalam pengabdian. Barangkali juga belum terbukanya jalan pengabdian, untuk kesejahteraan umat manusia dan alam ini.
Barangkali akibat ketidak sadaran terhadap tumpukan dosa, hingga menjadikan jaman Kaliyuga sebagai tempat untuk berproses, dengan segala carut marut dan kemunafikannya. Namun dibalik itu semua Engkau hadir mempribadi, meresapi jiwa-jiwa yang Engkau “kehendaki”. Keberuntungan rohani seperti ini merupakan berkat tersembunyi di balik realitas, yang amat sulit dipercaya. Bagaikan hadirnya secercah sinar dibelantara kegelapan. Hingga Engkau di muliakan saat bulan paling gelap di malam hari (Tilem Kepitu-Siwa Ratri).
Semua itu Kau alirkan menjadikan kami semakin sadar untuk melaksanak sarada bhakti, sebagai karma penebusan dosa. Karena Engkau sendiri Maha Kasih dan Maha Pengampun.
Oh Tuhan, nama-Mu Shiva, Brahma, Wisnu serta nama-nama yang lain untuk menyebut diri-Mu. Aku yakin semua nama-nama itu adalah diri-Mu dengan Kemahakuasaan-Mu. Sekarang nama-Mu dipermainkan oleh ego-ego, salah satu nama-Mu diagungkan-agungkan dan menunjuk serta merendahkan nama dan kuasa-Mu yang lainnya dengan tujuan tertentu. Berdalih tata cara, lalu merendahkan cara-cara lainnya, lalu menghinakannya sesuka hati.
Barangkali Engkau menguji untuk menguatkan keyakinan para bhakti untuk sampai di kaki Padma-Mu. Bagaikan sungai engkau ciptakan untuk mengalirkan air kesejahteraan dari gunung ke laut, tidak sungai besar menghina sungai kecil dimanapun bertemu menjadi harmonis (Campuhan), lalu dimaknai oleh para suci Leluhur untuk memuja kesucian-Nya.
Mengapa kegelapan yang ditandai dengan dominasi kekuatan asura itu terjadi, Oh Tuhan, hanya Engkaulah sumber permainan (lila), pengatur gerak alam semesta ini bisa terjadi.
Ijinkanlah restu dan anugrah pengetahuan yang mencerdaskan, hingga kami para bhakti-Mu, semakin cerah melangkah menemukan kebenaran, kecemerlangan diri sejati, yang tiada lain adalah mengalir melalui sifat kemahakuasaan-Mu. Bagaikan setiap aliran air sungai selalu merindukan samudra sebagai sumbernya. Lalu Engkau panaskan kembali melalui sinar matahari, menguap menjadi embun, berkumpul di udara engkau dinginkan kembali turun menjadi hujan yang mensejahterakan jasmani dan rohani semua ciptaan-Mu
Semoga kami semua selalu dicerahkan oleh kasih-Mu Yang Maha cemerlang, mampu menyadari kebenaran itu, lalu berbhakti melalui pengabdian yang tulus
Semoga menjadi renungan dan refleksi. [T}
BACA kolom AURA KASIH lainnya dari penulis I KETUT MURDANA