7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Calon Lawan”: Sebuah Alegori Perebutan Kekuasaan Hari Ini

JaswantobyJaswanto
October 25, 2023
inUlas Pentas
“Calon Lawan”: Sebuah Alegori Perebutan Kekuasaan Hari Ini

Adegan-adegan pertarungan dalam pementasan "Calon Lawan" / Foto: @agusnoor

“Lawan terkuat bukanlah yang terhebat, tapi yang tak terlihat.”

SYAHDAN, di dunia pertarungan bawah tanah terjadi ketegangan antarkelompok yang saling berebut pengaruh dan ingin menjadi pimpinan. Dalam ketegangan, muncul sosok misterius, yang mampu berkelebat lebih cepat dari bayangan. Mereka kemudian menyebutnya sebagai Pendekar Tanpa Bayangan—atau dalam beberapa dialog disebut Pendekar Sakti Tanpa Nama—yang seakan mampu mengendalikan keadaan dalam senyap.

Dua kelompok yang berseteru, kelompok Kapak Emas dan Kelompok Naga Api, mencoba membangun kongsi, menyusun kekuatan bersama untuk menghadapi kekuatan yang tak terlihat itu. Guru Besar kedua perguruan tersebut sampai harus turun gunung untuk menyatukan kekuatan, terlebih ketika mulai terendus adanya kelompok rahasia Burung Putih. Kongsi terbentuk, tetapi rapuh dan gampang digoyah. Banyak yang diam-diam menyimpan ambisi dan memainkan intrik.

Di atas adalah sinopsis pertunjukan yang bertajuk Calon Lawan karya Agus Noor. Karya ini digelar di Gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki pada Jumat (20/10/2023) dan Sabtu (21/10/2023). Di dalam karya yang dipentaskan oleh Indonesia Kita—yang dipimpin Butet Kartaredjasa—Agus Noor bekerja dengan Joind Bayuwinanda (asisten sutradara); Josh Marcy (penata tari); Arie Pekar (penata musik); D. Bulqini (penata artistik); Ocklay (penata panggung); Deray Setyadi (penata cahaya); Olla Simatupang (penata kostum); Sena Sukarya (penata rias); Yossy Herman (penata suara); dan Tinton Prianggoro (penata panggung).

Adegan-adegan pertarungan dalam pementasan “Calon Lawan” / Foto: @agusnoor

Untuk pemain, Calon Lawan melibatkan para pesohor seperti Butet Kartaredjasa, Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Inaya Wahid, Yu Ningsih, Wisben, Joned, Mucle, Joel Kriwil, Sri Krishna Encik, Joind Bayuwinanda, kelompok Wushu Inti Bayangan, dan penyanyi, Oppie Andaresta. Selain itu, ada juga Jakarta Street Music (pemusik) dan Dansity Dance Company (penari).

Berlatar pertarungan antarkelompok pendekar, Calon Lawan sebenarnya adalah pertunjukan alegori tentang berbagai peristiwa hari-hari ini, menjelang perebutan kekuasaan. Pertunjukan dengan durasi nyaris tiga jam lebih itu, menyajikan sesuatu yang berbeda: panggung yang penuh pertarungan adu jotos dan duel, seperti dalam film-film kungfu dan gengster. Dalam hal ini, kelompok Wushu Inti Bayangan sukses menghadirkan adegan-adegan tersebut.

Sebagai sutrada, sebagaimana gaya lakon-lakon yang digarap, Agus Noor tetap menghadirkan humor, satire, dan plot yang tak terduga.

Di sela-sela pertunjukan, Sri Krishna Encik tampil membawakan lagu-lagu milik penyanyi legendaris Sawung Jabo. Sempat disebutkan oleh Agus Noor bahwa selain menyambut pesta elektoral, Calon Lawan sekaligus “merayakan dan menghormati para maestro seni Indonesia” sebagai wujud “selalu berhutang budi dari apa yang dicapai dari pendahulu-pendahulu kita.”

Kritik yang Humoris

Pada awal pertunjukan, setelah dibuka dengan penampilan apik dari tim Wushu Inti Bayangan, melalui Marwoto dan Inaya Wahid, Calon Lawan memberikan lawakan yang banyak mengambil isu sosial yang relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Misalnya ketika anak buah Marwoto menyinggung soal pajak kepada seorang penjual bunga (Oppie Andaresta) otomatis pajaknya berbunga, dan mengoreksi kalimat temannya tentang ‘asuransi’ menjadi ‘kirikansi’ (anak anjing) karena jumlahnya yang kecil.

Adegan-adegan pertarungan dalam pementasan “Calon Lawan” / Foto: @agusnoor

Para pemain—khususnya Inaya Wahid—juga mengangkat fenomena pemilihan umum yang sedang terjadi di pemerintahan, seperti soal usia yang masih di bawah umur dan MK. Calon wakil presiden, Mahfud MD yang hadir sebagai tamu undangan di pementasan itu, turut menjadi korban ‘roasting’ para pemain. Sedangkan pasangannya, Ganjar Pranowo, tak berhenti tertawa mendengar celetukan-celetukan satir Inaya dan tingkah konyol duet antara Cak Lontong dan Akbar.

Sampai di sini saya merasa heran mengapa Mahfud MD dan Ganjar tertawa terbahak-bahak, padahal yang Agus Noor dkk. wujudkan adalah satire atas perilaku yang mereka lakukan. Oh, mungkin, dari sini, mereka sedang atau perlu belajar untuk menertawakan diri sendiri.

Seperti biasa, kelompok Indonesia Kita memang senang dengan kritik segar dengan mengusung sentuhan budaya di setiap pementasannya. Menjelang Pemilu 2024, rakyat Indonesia tengah disuguhi berbagai macam calon dengan segala pesona dan jani-janjinya. Semua calon ini akan saling melawan satu sama lain dan mengadu kelebihannya masing-masing untuk memenangi hati rakyat.

Dalam Calon Lawan, calon-calon yang awalnya tampak berlawanan dan bermusuhan, bahkan sampai meletupkan bumbu perseteruan di antara para pendukungnya, pada akhirnya malah berada dalam satu kubu, kongsi. Yang sebelumnya tampak beroposisi, menjadi saling mendukung. Dengan plot yang tak terduga, mana tokoh yang baik dan jahat menjadi kabur, tak tampak, semua tokoh justru dibuat memiliki kedua sifat tersebut. Awalnya kita anggap baik, pada beberapa adegan justru menampakkan sifat sebaliknya: jahat.

Agus Noor, Sawung Jabo, dan Butet Kartaredjasa / Foto: @agusnoor

Hal tersebut tampak jelas dalam adegan menjelang akhir pertunjukkan, saat semua kelompok perguruan bertemu dalam satu tempat di mana Pendekar Tanpa Bayangan atau Tanpa Nama tinggal. Pada adegan tersebut, Cak Lontong (pemimpin perguruan Naga Api), yang awalnya tampak seperti tokoh baik-baik, justru menjelma menjadi tokoh jahat yang telah memasang dinamit dan siap meledakkan semuanya. Ia pula yang menyusupkan orang-orang ke dalam perguruan Kapak Emas—yang dipimpin Marwoto—untuk membuat onar. Semua itu dilakukan Cak Lontong untuk menjadi pemimpin semua perguruan.

Namun, usaha Cak Lontong untuk meledakkan (baca: membunuh atau mengancam) semua orang gagal karena detonatornya—yang dipelesetkan oleh beberapa pemain menjadi vibrator dll, yang lantas membuat penonton tak berhenti tertawa—telah dicuri oleh Akbar (muridnya di perguruan Naga Api). Karena merasa memegang kuasa, Akbar hendak meledakkan dinamit, tapi lagi-lagi gagal karena alat pemicu tersebut telah dicuri oleh penjual bunga sekaligus pujaan hati Akbar (Oppie Andaresta).

Oppie juga tak bisa meledakkan dinamit, sebab detonator yang asli telah diambil oleh Mucle (yang berperan sebagai suami Inaya). Mucle, pemilik toko kelontong miskin itu, juga ingin berkuasa. Tapi ia gagal, sebab Inaya telah mengambil alat tersebut. Pada akhirnya, dinamit itu tak jadi meledak, sebab detonatornya hanya menjadi rebutan. Mereka sibuk berebut, memainkan intrik, menelikung satu sama lain.   

Hal di atas menjadi tamparan terhadap orang-orang yang terlibat dalam perebutan kekuasaan politik praktis. Tamparan tersebut bahkan tidak hanya sekali, melainkan berkali-kali. Kendati kita seakan dibuat tertawa, tetapi sebenarnya kita diajak untuk menertawakan kegetiran, kejahatan, kelicikan mereka yang sibuk dengan kekuasaan. Sedangkan sebagai rakyat, kita acap kali menjadi korban.

Manusia memang serigala yang kebahagiaannya terdiri dari “memperoleh kegembiraan.” Sedangkan kegembiraan terletak dalam kepuasan mengkonsumsi dan “mengeruk” komoditi, kekuasaan, pemandangan, makanan, minuman, rokok, kuliah, buku-buku, film-film, semuanya dikonsumsi, ditelan.

Butet dan Yu Ningsih / Foto: @butetkartaredjasa

Dunia merupakan satu obyek besar bagi selera makan kita, kata Erich Fromm. Sebuah apel besar, botol besar, payudara besar; kita adalah pengisapnya, yang selamanya merindukan, mengharapkan—dan selamanya tidak puas. Watak kita disesuaikan untuk menukarkan dan menerima, membuat barter dan mengkonsumsi; segala-galanya, obyek yang spiritual juga material, menjadi suatu obyek tukar-menukar dan obyek konsumsi.

Calon Lawan berusaha menampilkan praktik para pemimpin, dari nasional sampai lokal, yang sibuk dengan kepentingannya sendiri. Lembaga-lembaga negara dan pemerintahan yang sibuk mengorupsi dirinya sendiri. Tak salah bila pada akhirnya mereka merasa sekadar menjadi slilit yang ketlingsut di kegaduhan retorika dan tumpukan hitung-hitungan.

Alhasil menurut hemat saya karya ini menarik, di mana para pemain melakukan kritik dengan cara yang sederhana, implisit, dan penuh homor. Memang, humor—apalagi yang bersifat protes sosial—sangat digemari akhir-akhir ini. Orang-orang yang risau dan tidak puas terhadap keadaan masyarakat maupun polah-tingkah birokrat, demi menjaga keseimbangan jiwa, menumpahkan perasaan ketidakpuasan itu melalui tulisan-tulisan—atau ungkapan-ungkapan, pertunjukan—yang terkesan tidak serius tapi sebenarnya serius.

Beberapa pengeluaran energi agresif yang bersifat primitif memang tidak bisa dituangkan begitu saja karena adanya batasan dalam masyarakat, maka desas-desus yang hendak disebarluaskan itu diubah dahulu ke dalam lelucon.[T]

BACA ULAS PENTAS lainnya atau baca artikel lain dari JASWANTO

Reporter: Jaswanto
Penulis: Jaswanto
Editor: Made Adnyana

“Membaca Sanghyang”: Tentang Ritual, Arsip, Posisi Perempuan, dan Pertanian
“Nge-GLITCH?”: Pertempuran antara Tubuh Digital dan Tubuh Manusia
Menjelajahi Laku Jongkok dalam Koreografi “The (Famous) Squatting Dance : Jung Jung te Jung” di Teater Salihara
Ritus Tari Seblang di Olehsari : Menari Bersama Leluhur dan Merayakan Dialog Antarbudaya Bali-Blambangan
Tags: Agus NoorTeater
Previous Post

Pameran MANUSIA: Telur Setengah Matang, Merespon Isu Kehamilan Anak dengan Seni Ala Bali

Next Post

IMBIPU, Ikatan Mahasiswa Bima dan Dompu di Singaraja: Menjaring Ilmu, Menjaring Ikan, Menjaring Relasi

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
IMBIPU, Ikatan Mahasiswa Bima dan Dompu di Singaraja: Menjaring Ilmu, Menjaring Ikan, Menjaring Relasi

IMBIPU, Ikatan Mahasiswa Bima dan Dompu di Singaraja: Menjaring Ilmu, Menjaring Ikan, Menjaring Relasi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co