29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

In Memoriam I Made Subandi : Dia Tidak Benar-benar Meninggalkan Kita

I Putu Adi Putra KencanabyI Putu Adi Putra Kencana
October 17, 2023
inEsai
In Memoriam I Made Subandi : Dia Tidak Benar-benar Meninggalkan Kita

Kabar mengejutkan datang saat aku bangun tidur pagi ini. Kabar duka itu aku lihat melalui story whatsapp temanku yang telah diunggah jam 11 malam kurang 15 menit kemarin malam.

Kemudian aku chat personal yang bersangkutan. “Sajaan pak de bandi sing nu?”tanyaku.

Sembari menunggu balasan temanku tadi, aku buka grup whatsapp KAISAR 13 (Karawitan ISI Denpasar Angkatan 2013, grup WA kuliahku). Eh ternyata benar, hampir sama, teman-teman di grup WA ternyata sudah “ribut”  dari kemarin malam.

Dari WA aku tahu, Senin malam, 16 Oktober 2023, Pak De Bandi (begitu aku memanggilnya) sedang bermain tenis meja. Tiba-tiba ia pingsan, kemudian dilarikan ke rumah sakit, sampai akhirnya ia meninggal dunia. Katanya juga karena darah tingginya kumat. Seperti itu informasi yang aku dapatkan di grup WA kelasku.

Hmmm, sungguh aku ini memang kurang update informasi. Selanjutnya aku buka facebook untuk memastikan informasi tersebut, dan ternyata telah banyak teman-temanku membuat stori di facebook terkait kepulangan Pak De Bandi.

Dan di tengah secrol-secrol stori facebook, terlihat notifikasi balasan WA temanku tadi, “sajaan blitu”. Waduh.

Tapi benarkah Pak De Bandi telah tiada?

Aku rasa tidak. I Made Subandi tidak akan meninggalkan kita.

Pak De Bandi telah memberikan dedikasi yang luar biasa di dunia kesenian tradisi Bali, kususnya dunia karawitan (megambel). Banyak karya yang ia hasilkan dan sudah barang tentu karya-karyanya menjadi sumber inspirasi dan sumber penciptaan bagi komposer muda Bali dalam menciptakan komposisi karawitan Bali.

Sosoknya yang selalu nyentrik, gaya berpakaiannya yang ikonik dengan cara meudeng yang khas, mungkin saja itu untuk melindungi kepala botaknya yang ia pertahankan beberapa tahun belakangan ini. Entah kenapa memilih botak, akupun tak paham.

Demikian juga cara menuangkan gending. Ia seniman yang unik. Pak De Bandi dikenal dengan spontanitas  dan improvisasi yang luar biasa dalam menciptakan komposisi serta dalam bermain alat-alat musik. Seakan apa yang ada di kepalanya, sangat gampang ia terjemahkan dalam bentuk gegebug  dan senandung mulutnya.

Otaknya seperti menyimpan data gending yang tak terbatas, yang sewaktu-waktu bisa dikeluarkan jika diperlukan. Memang bakat yang luar biasa, bak Leonel Messi di dunia sepak bola.

Hal itu semua tentu akan terkenang di hati keluarga, kerabat, rekan, pengagum, murid-muridnya dan semua yang mengenal dia, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebenarnya aku bukan orang yang mengenal Pak De Bandi secara dekat. Menimba ilmu secara langsung pun aku tak pernah. Tapi ibarat Ekalawya yang menjadikan Drona sebagai guru secara diam-diam, aku pun demikian.

Aku rasa banyak di luar sana yang menjadikan Subandi sebagai guru secara diam-diam. Ya, sudah tentu belajar dari karya-karyanya. Terkhusus aku, salah satu karya Subandi di dunia karawitan yang aku idolakan hingga sekarang adalah ketika ia menggarap iringan pragmentari Lebur Kangsa dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2007.

Dari iringan itu aku belajar tentang penggunaan bagian-bagian gending yang efektif dan efesian serta tepat sasaran untuk mengiringi setiap tokoh dan adegan dalam alur cerita dalam sebuah pragmentari. Di mana tidak semua perpindahan adegan dalam alur cerita harus diisyaratkan dengan menggunakan “kebyar”, serta penggunaan gending yang sama untuk mengiringi seorang tokoh.

Misalnya kapan pun tokoh Balarama yang mucul sebagai titik fokus, maka Pak De Bandi dalam karya ini akan membawa arah gending ke gending Balarama yang telah dimainkan sebelumnya. Demikian juga perlakuan yang sama diberikan kepada tokoh Krisna.

Tentu hal yang menjadikan karya ini semakin ikonik adalah melodi suling yang digunakan untuk mengiringi kemunculan tokoh Krisna. Ya, melodi itu sangat indah sekali.

Dan aku pernah membuat iringan pragmentari diajang PKB tahun 2018, Gugurnya Drona. Aku menjadikan iringan pragmentari Lebur Kangsa ini sebagai inspirasi utama dalam mencipta. Tentu masih banyak lagi karya Pak De Bandi yang aku dengarkan dan aku jadikan pelajaran.

Semisal Tabuh Kreasi Ceng-Ceng Kebes, Bintang Kartika, Ulu Chandra, Palu Gangsa, dan Bajradara yang selalu menjadi salah satu play list di saat aku ingin mendengar musik gamelan Bali.

***

I Made Subandi, lahir 23 Februari 1966. Ia merupakan anak kedua dari pasangan Made Dig dan Ni Wayan Saba. Ia lahir dan tinggal di Banjar Budeng Ireng, Desa Batuyang, Sukawati, Gianyar.  

Ayahnya merupakan seniman gender wayang yang terkenal. Karena itulah ia sudah terkena sentuhan seni sejak dini, terutama dari kedua orang tuanya.

Pada tahun 1984 ia bersekolah di KOKAR Bali (SMKN 3 Sukawati), kemudian melanjutkan pendidikan di STSI pada tahun 1988.

Dan pada tahun 2004 ia mendirikan Sanggar Seni Ceraken. Tidak hanya seniman  lokal saja yang menimba ilmu padanya, namun banyak muridnya yang berasal  dari berbagai belahan dunia seperti Amerika, India, Jepang dan lain-lain.

Sanggar Seni Ceraken juga kerap dijadikan tempat praktik kuliah lapangan (PKL) bagi mahasiswa ISI Denpasar.

Pada tahun 1999 Subandi melawat ke Amerika untuk mengajar kelompok gamelan Sekar Jaya, tepatnya di San Francisco.

Tahun 2015 ia mulai melakukan kolaborasi dengan Balawan & Batuan Etnic Fusion. Di sana ia sebagai pemain kendang sunda dan tabla. Adapun lagu yang viral yang ia dan Balawan bawakan adalah “Kle Nyakcak Nok.”

Selain dari semua itu, Subandi kerap dipercaya menjadi  pembina tabuh atau composer di ajang PKB di seluruh kabupaten di Bali. Banyak karya yang ia lahirkan,  baik berupa gending instrumental, maupun iringan tari. Baik itu di gong kebyar, semarpegulingan, angklung, bleganjur, gender wayang dan lainnya.

Diakhir ayatnya, I Made Subandi masih bersetatus pengajar di SMK 3 Sukawati dan telah diangkat PNS sejak 2014 setelah menjadi guru kontrak kurang lebih 20 tahun di sekolah itu.

***

Dari semua yang dikerjakan Subandi, dan dari semua pelajaran yang pernah diberikan kepada orang-orang, termasuk aku pribadi, maka sesungguhnya I Made Subandi tidaklah benar-benar meninggalkan kita.

Tubuh boleh terbakar oleh api, namun ide gagasan baik dalam bentuk pemikiraan maupun karya akan selalu hidup di tengah-tengah pelaku, pendengar dan pecinta musik karawitan Bali.

Maka dari itu, dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada sanak keluarga yang ia tinggalkan, melalui tulisan ini kami segenap kerabat, rekan, murid bahkan pengagumnya turut berbela sungkawa atas berpulangnya Pak De Bandi ke Sang Pencipta.

Jatasya hi druvo mrtyur,
Dhruvam janma mrtasya ca,
Na tvam soritutn arhasi,
Tasmad apariharye’rthe

Artinya:

Karena pada apa yang lahir, kematian adalah pasti dan pasti pula kelahiran pada yang mati. Oleh karena itu pada apa yang tidak dapat dielakkan, engkau seharusnya tidak bersedih hati. (Bhagawad Gita II. 27)

Dan terkhusus bro @Emonbandi, anak Pak De Bandi, secara pribadi kita tak saling kenal, namun aku mengetahuimu melalui sosial media teman-temanku.

Meskipun sulit, tapi bersabarlah dan tabah menerima semua ini. Kesedihan dan kebahagiaan bersifat sementara dan akan bergantian datangnya.

Matrasparsastu kaunteya sitosnasukhaduhkhadah,
Agamapayino nityastamstitiksasva Bharata.

Artinya:

Hubunganya dengan segala sesuatu, akan menimbulkan dingin dan panas, senang dan sedih.
Keadaan ini tidaklah kekal, ia muncul dan menghilang, untuk itu engaku bersabarlah, oh arjuna. (Bhagawad Gita II. 14)

Sekali lagi, I Made Subandi tidak benar-benar meninggalkan kita. Sama seperti pendahulunya, I Wayan Brata, Lotring, Gde Manik, Mario dan lain lain, karya-karyanya akan selalu hidup di tengah-tengah kita. Tubuh boleh tiada, namun karya akan selalu hidup.

Selamat jalan I Made Subandi (1966-2023). We Love You. [T]

“Macan Ngerem” Sebelum “Tribute to Chrisye” di Festival Tepi Sawah 2018
Sendratari “Nawaruci Dewa Ruci”: Siasat Guru Drona Taklukan Bima
Bentuk Seni Pertunjukan Baru Itu Bernama “Sandhya Gita”
Tags: in memoriamkesenian baliSeniSMKN 3 SukawatiTokoh Seni
Previous Post

Natsir, Lelaki dari Lembah Gumanti

Next Post

Empati dalam Komunikasi Lintas Budaya

I Putu Adi Putra Kencana

I Putu Adi Putra Kencana

Biasa dipanggil dengan nama “Somat”. Lahir pada 29 Desember 1994 di Mengenuanyar, Jembrana Bali. Somat merupakan seorang seniman, komposer, pengajar tabuh yang berasal dari Jembrana. Ia mulai mengenal dunia megambel semenjak duduk di bangku SMP dan rutin mendapat kesempatan sebagai penabuh pada ajang PKB. Somat menimba ilmu di ISI Denpasar pada tahun 2013 dan berhasil mendapatkan gelar sarjananya ditahun 2017 dengan karya tugas akhir Sewagati. Selain bergelut di dunia seni, keseharian somat sekarang juga bekerja di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng sebagai Penyuluh Agama Hindu.

Next Post
Memaknai Perbedaan Komunikasi Antarbudaya: Bukan Sekadar Wacana

Empati dalam Komunikasi Lintas Budaya

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co