AMELIA
siapa tandus haus jumpa
rintik usia gemercik raga
Amelia, senyummu beranak-pinak di kepala
lembut suaramu kapas di genggaman
tiada ku lupa kali pertama kita bersua
buas daku merangkum kagum
tiada kita saling curiga
pada mata jarak semayam
Amelia, santun prangaimu
rintik rinai tiada lagi bergmercik
aku secarik kertas
apa hendak kau tulis?
Sampang, 2020
MENANGIS NAK!
ini hidup, sesuap nasi.
sedang piring tinggal sedenting bunyi
menangis nak!, tertawa kemudian.
pasang surut tangis
palung do’a tak kalah dalam.
Isy Maa Syi’ta, Menangis nak
Fainnakan Mayyitun, tertawa kemudian.
Berdzikir dikau sekujur umur
hingga diri menjelma hembus
kelana dalam kasih-Nya.
Menagis nak! Menangis!
tertawalah kemudian.
Denpasar, 2022
POHON DELIMA DI BIBIR SURAU
pokok kayu manis delima
berhelai daun tipis-tipis
cantik buahnya pantulan cermin
tiada seekor kutu semayam
pada malam hening semayam
cahaya lilin tinggallah sekedar
mengaji daku bermalam-malam
menyulam kantuk sekujur umur
“Bila kukuh niat di hati, manis ilmu berbuah segar.”
Tegur wanita tua berpeluk gigil gerimis malam,
rontok usia tiada setetes kasih berguguran.
Denpasar, 2023
TAHAJJUDI
Lirih malam melantun sanjung
Tidakkah terdengar olehmu sayang
Sejagat do’a mencakar-cakar udara
Dalam tanah semut pun terpaut gema
Riak-riuh gemintang sibuk bibir bergumam
Berselimut kantuk kaum terdahulu
Meraba-raba mata terpejam
Diterimanya gigil penuh sekujur
Jangan lelap tidur mendengkur
Walau gemetaran tubuh sesosok
Hanya dengan menghirup udara belak
Tak jadikan manusia abadi
Ushallî sunnatat tahajjudi
Langit pecah
Allahu Akbar
Bumi Porak-poranda
Yang fana pada Yang Maha Ada:
Bersua.
Denpasar, 2023
DI SUATU SURAU, AKU, AJIS DAN RIAN DRAJAT
malam padam
tiada damar menyala
gunjing lagi bermula
aduhai molek janda seberang
dosakah diri bila membujang
ajis menimpal Rian Menyahut
terkekeh diri terbahak-bahak
belum habis cakap diucap
terselip bunyi asing menoda
tokkek.. tokkek… Tokkek..
sontak membiru diri sekawan
mulut membisu mata mengawas
konon bila tujuh kali tokek berbunyi
ada hantu tengah menyertai
sekawan bujang hatinya gundah
merajuk mereka bunyi dijumlah
Sampai terhitung bunyi ke enam
tokkek… tokkek…
Rian itu? Potong ajis
tokkek! Jawab tokek
terpelanting malam terpingkal-pingkal
Ajis bergurau Riyan merajuk
elok diri bercermin malu
ada ubi ada talas
tiada terima nada dihina
dihitungan ke tujuh tokek merubah bunyinya:
Ajjjis.
Bangkalan, 2020
BUKANLAH AKU PRASANGKAMU
bila boleh bersyair diri seorang
hantar daku berpeluk Sanjung, Kekasihku
hatiku kembang kelopak
meruang semerbak cita
namun kekasihku
kosong secarik daku
ini diri secawan ditumpah air sepalung
ingkar daku gilakan sanjung
bersyair daku bersyair tandakan kasih
berlipat usiaku berlipat berzaman-zaman
dicampak diri tercampak porak-poranda
biarpun kerontang daku dalam prasangka
teduh pula diri bagai angsana
sadar diri tiada senada zaman
merajuk raya hamba dikucil kawanan
o kekasih, Ini pena tunaaksara
mereka-reka daku di gelap padu
asih diraih pamrih
luka ditabung dada
Denpasar, 2023
[][][]