KOLAM
di tengah kolam. debu malam jatuh dari sehelai daun
menggetarkan purnama yang terapung. penyelam gaib
bangkit dari lumpur, memanjat akar dan bersembunyi
di kuncup teratai
ia genggam setetes mata air dari air mata leluhur
sengaja disembunyikan raja. teratai mekar mengisyaratkan kabar
seperti puisi yang mudah mati. kelopak bunga luruh satu
per satu. menyaru pada sisik ikan abu-abu
MATA, AIR
hujan yang membiaskan jatuh
garis daun pelan-pelan luruh
pohon-pohon bertumbuh merahasiakan akar
menjelajahi hidup yang sungguh
angin bertiup cepat, ada yang patah
namun tak tertangkap telinga
air mengalir di sela, mengecil lalu hilang
baginya, tangis adalah cara mata menyucikan dirinya
MATA MALAM
di manapun, langit
di manapun, angin
di mana-mana, kau
langit, di manapun
angin, di manapun
kau, di mana-mana
teduh malam dari bintang hujan
menjelma diam selepas gumaman
waktu tersembunyi lepas dari binar mata
berguguran ingin mengembus terbang
kembali hujan
memukul hening hilang-hilang
kau, angin yang suka menabrak tiba-tiba
menghilang tanpa aba-aba
berbekas senjakala
BAGAIMANA MENGENAL MU
KAU adalah seluruh perpaduan kitab suci
dan aku hanya boleh membaca satu
RUMAH
rumah tinggal
kini tinggal rumah
bagi beberapa kepergian
AKU INGIN MENJADI ASAP
jika aku terlahir kembali, aku ingin menjadi asap
berwujud isyarat sebelum api membakar hutan
berwujud pesan setelah hutan api menghilang
jika aku terlahir kembali, aku ingin menjadi asap
menjelma napas mesin di darat, laut, udara
berkeliaran di dapur para ibu, terbang
dari tubuh mati korek api dan lilin
aku ingin menjadi asap, dihirup pikiran runyam perokok
hingga aku-aku yang lain berkumpul di langit, mengendap
cerita di arus angin, lalu lebur menjadi hujan bagi api
CERMIN-CERMIN WAKTU
cermin,
bawa aku kembali ke masa kecilku
ketika matamu lebih banyak menatap mataku
dan hari-hari siap bermain tanpa khawatir
atau kumis mulai menebal
cermin,
bawa aku kembali ke masa kecilku
menemui sisa kumis ayah pada patahan spion
bertemu ibu dengan dandanan terburu-buru
dan pecah tangis adik di luka tubuhmu
waktu,
pantulkan mataku
[][][]