7 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Raka Kusuma, Lebih Guru Dari Guru

Gde Aryantha SoethamabyGde Aryantha Soethama
August 13, 2023
inEsai
Raka Kusuma, Lebih Guru Dari Guru

Buku karya IDK Raka Kusuma

Jika seniman berkumpul pasti riuh oleh gonjakan: senda gurau dan canda tawa. Gunjingan berseliweran, nyaris tidak ada omongan pasti. Yang serius jadi bahan tertawaan. Tak peduli yang ngumpul itu penari, penabuh, perupa atau penyair. Raka Kusuma tentu sering hadir dalam obrolan tidak karuan itu, omong-omong tanpa ujung pangkal, tapi acap menjadi sumber inspirasi untuk menulis cerita atau syair.

Suatu hari Raka hadir di antara sobatnya kaum penyair di sebuah warung kopi dan tipat santok, juga menjual daluman berteman gula aren dan santan. Seorang penyajak berujar, “Kalau kita teratur makan tipat santok, lalu menyeruput kopi, berimbuh daluman, itu bisa menjadi obat kuat.”

Yang hadir terperanjat, menegakkan badan, menghentikan suapan, bahu terangkat, mata mendelik, pendengaran ditajamkan, walau sendok sudah di depan mulut, tipat siap masuk.

“Ah, yang bener saja. Memangnya bisa?” tanya seorang penyair.

“Sungguh, bisa…. obat kuat makan.”

Tawa pun berderai, ada yang misuh-misuh terkecoh, tapi Raka tidak. Dia tetap santai mengunyah sayur tipat santok. Tersenyum pun tidak, apalagi tertawa, ogah. Baginya itu sepotong kelucuan, lewat begitu saja, tak perlu disambut derai tawa.

Raka Kusuma dikenal tak pernah tersenyum, tertawa apalagi. Baginya seakan dua hal utama yang membahagiakan banyak orang itu urusan pribadi, tak usah diumbar. Mungkin itu sebabnya ia tak banyak omong, jadi sosok santun, pendiam, jauh dari perilaku berapi-api kendati rekan-rekan sesama pengarang mempersoalkan dan menggugat karya-karyanya. Ia tetap kalem, mencoba terus teduh, tak mencak-mencak karena karyanya diobok-obok rekan pesaing, sahabat berseterunya menulis puisi.

Banyak yang berniat sungguh-sungguh menulis puisi dan cerpen datang menimba pengalaman pada Raka, diterima dengan tenang dan teduh. Ia memang seorang guru, menafkahi keluarga dari gaji guru sekolah dasar. Sebagai guru puisi ia memberi arahan, ajakan, tidak perintah. Ia menyampaikan kesan, bukan penilaian. Wajar banyak yang berpendapat, Raka Kusuma itu guru sejati, tak hanya mengajar, lebih terasa mendidik dan menuntun. Ia sungguh-sungguh guru, bukan sekadar guru. Ia lebih guru dari guru, bukan cuma guru yang punya kelebihan.

Lahir dan dibesarkan di Klungkung, menggenapkan hidup di Karangasem, menjadikan bahasa Bali Raka prima dan bermutu. Misalnya, “lakar kija” (hendak ke mana) ditulis lengkap dan benar, tidak “kar kijo” seperti pengucapan di Badung, Denpasar atau Gianyar. Maka beruntunglah Raka, terbiasa menggunakan bahasa Bali langgam Klungkung dan irama Karangasem, yang lengkap, baik dan benar. Jika kita hendak menggunakan bahasa Bali dengan tertib, disiplin, dan teratur, sepantasnya membaca puisi dan cerpen Raka Kusuma.

Dalam penulisan cerpen, ia punya banyak pengikut, terutama dalam teknis penulisan di awal kisah dan tempo bercerita. Dalam cerpen berbahasa Bali yang berkiblat pada gaya Raka akan mudah kita temui cara bertutur yang pelan, mencoba ritmik, teratur, dan rapi. Ini kita kenal sebagai gaya bercerita yang belad, bahasa Bali yang berarti pelan, lamban, lambat. Kebanyakan cerita Bali memang mengalir belad, tenang-tenang saja, segawat apa pun yang diceritakan, tak pernah tergopoh-gopoh, ibarat gaya bertutur dongeng zaman lampau: tak perlu menggebu-gebu. Semakin belad jika disertai kilas balik. Tambah banyak kilas balik, semakin belad cerita itu.

Ini gaya bertutur khas Raka Kusuma yang digugat sahabatnya, karena dianggap tak membawa pembaharuan dalam bercerita, kuno, kolot, kentara jelas dalam kumpulan cerpennya Bégal (2012), yang memperoleh penghargaan Widya Pataka dari Pemprov Bali. Namun, Raka cuma manggut-manggut. Si sahabat tak puas cuma menerima tanggapan angguk-angguk, ia menyerang sengit, betapa Raka mewariskan gaya bertutur lamban dalam bercerita. Padahal cerpen berbahasa Bali bisa diramu menjadi dinamik, hidup, bersemangat, sehingga tampil cerdas dan penuh vitalitas. Gaya belad alon-alon ini terbawa-bawa kalau Raka menulis cerpen berbahasa Indonesia. Raka cuma menjawab lirih, “Ampunang anaké kéntenanga tiyang.” (Jangan dong saya diperlakukan seperti itu). Ia mengucapkan itu dengan melengos, mata berkedip-kedip perlahan.

Si penggugat tertawa kecil mendengar tanggapan memelas itu. Raka diam saja, tak merengut, tersenyum tidak, sewot juga tidak. Entahlah, ia kemudian berterus terang, jika menulis cerpen berbahasa Indonesia, ia tak cukup percaya diri bersaing dengan pengarang-pengarang lain. Di hari-hari lain, Raka justru menunggu kedatangan si sahabat, atau bertandang menemuinya. “Tiyang kangen sareng kritik ragané,” (Saya kangen sama kritikmu) sembari membawa oleh-oleh buku.

Ia sering memberi hadiah buku kepada siapa saja. Tak cuma buku karangannya, juga buku-buku penulis lain, khusus dibeli untuk dibagikan. Kepada seorang teman ia bertandang usai belanja di toko buku, menunjukkan kalau ia membeli beberapa buku terbitan terbaru. “Yén ragane kayun, durusang ambil.” (Kalau kamu mau, silakan ambil). Ia sampaikan itu dengan kalem, seakan memberi hadiah buku menjadi cita-cita hidupnya.

Karena kalem, Raka jadi sosok paling santun di antara pengarang Bali. Namun, ia selalu serius, selalu siap, dan suntuk kalau diajak berdebat. Ketika sekelompok orang hendak mengumpulkan dan berencana menerbitkan antologi cerpen terpilih berbahasa Bali untuk diterjemahkan ke bahasa Indonesia, Raka langsung menyodorkan catatan rinci nama-nama pengarang dan karyanya yang pantas dipertimbangkan. Siapa pun yang berniat mengetahui dan mendalami perkembangan sastra Bali modern memang harus mendatangi Raka. Ia pintu gerbang sastra Bali modern.

Pintu gerbang itu tertutup sudah kini. Raka Kusuma, lahir 21 November 1957, berpulang 5 Agustus 2023. Para sahabat dan kerabat yang mengantarkan keberangkatannya kembali ke asal, ketika ia diperabukan di krematorium Desa Sulang nan rindang, 8 Agustus 2023, sangat terkesan akan perannya sebagai perawat sastra.

Hati-hati di jalan pulang, Raka, lelaki langsing sepanjang hidup (teman-teman tak pernah melihat Raka gemuk), dengan rambut sosoh selalu tersisir rapi. Maafkan kami yang lancang mengajakmu bergurau ngobrol ngalor-ngidul, berolok-olok kangin-kauh, untuk melupakan himpitan beban ekonomi sebagai pengarang dan penekun sastra. Semoga kita bertemu lagi, bisa tetap riuh magonjakan, lucu-lucuan. [T]

  • BACAesai dan cerpen dari penulisGDE ARYANTHA SOETHAMA
Yang Menyalakan Aksara Sepanjang Jalan: Obituari Kecil IDK Raka Kusuma
In Memoriam | IDK Raka Kusuma dan Umbu
Selamat Jalan Sastrawan IDK Raka Kusuma
Tags: Gde Aryantha Soethamain memoriamsastraSastra Indonesiasastrawan bali
Previous Post

Kepala Kelamin & Pusat Kendali Padmahṛdaya

Next Post

Di Labuan Bajo Saya Menjalankan Tugas, Jalan-jalan, Belajar, dan Sembahyang

Gde Aryantha Soethama

Gde Aryantha Soethama

Dikenal sebagai wartawan kawakan, penulis esai dan cerpen. Bukunya Bolak Balik Bali ditetapkan sebagai buku nonfiksi terbaik oleh Pusat Bahasa (2006). Kumpulan cerpennya Mandi Api meraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award (2006). Tahun 2016 diberi penghargaan Kesetiaan Berkarya oleh Kompas.

Next Post
Di Labuan Bajo Saya Menjalankan Tugas, Jalan-jalan, Belajar, dan Sembahyang

Di Labuan Bajo Saya Menjalankan Tugas, Jalan-jalan, Belajar, dan Sembahyang

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co