DENPASAR | TATKALA.CO — Meski cuaca tak bersahabat, namun Sanggar Kokar Bali SMKN 3 Sukawati, Gianyar, tetap menunjukkan semangat dan jiwa untuk tampil maksimal dalam menyajikan garapan kolosal Sendratari yang mengambil lakon “Nawa Ruci, Dewa Ruci”—yang sesuai dengan tema Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-45: “Segara Kerthi”.
Pementasan yang diselenggarakan pada Sabtu, 8 Juli 2023, di Panggung Terbuka Ardha Candra tersebut didukung oleh ratusan penari dan penabuh. Terlebih pemeran Sakuni kembali menampilkan seniman sepuh Pak Mundra.
Kisah yang diambil dari epos Mahabarata itu menceritakan Pangeran Duryadana yang selalu ingin menghancurkan Pandawa—terutama Bima—karena dipandang sangat kuat dan sulit dikalahkan dalam perang besar.
Sosok Rsi Drona sudah berkali-kali berupaya membunuh Bima atas permintaan Duryadana. Guru Drona mencoba membuat siasat baru untuk membunuh Bima. Kali ini Drona mengutus Bima pergi ke laut untuk mencari Tirtha Amertha (Tirtha Kamandalu). Bima dengan tekad yang tulus berbakti dengan Gurunya, maka dia pergi ke Samudra untuk mencari Tirtha Kamandalu sebagai air Kehidupan—yang juga disebut Tirtha Amertha.
Sanggar Kokar Bali SMKN 3 Sukawati saat pentas / Foto: Ist
Lantas, tanpa ragu, Bima menerobos ke tengah Samudra dan bertemu dengan seekor naga bernama Amburnawa. Bima diserang oleh naga tersebut sehingga pertempuran dahsyatpun terjadi. Naga Amburnawa dapat dibunuh oleh Bima, kemudian dia digulung oleh air laut dibawa jauh kedalam, sehingga Bima pingsan.
Seketika itu muncul Dewa Ruci memberikan wejangan, yang intinya Tirtha tersebut tidak ada, dan itu adalah akal-akalan guru Drona, dan selanjutnya Dewa Ruci memberi makna dan arti dari hidup dan kehidupan. Bima bangkit dan kembali menghadap guru Drona.
Melibatkan pemain legend
Garapan di bawah penanggung jawab I Gusti Ngurah Made Umbara, Ketua Sanggar I Ketut Darya, Penata tabuh I Made Subandi, Dalang Ari Wibawa, tersebut tampil apik dalam 1 jam pementasan. Bahkan, ratusan penonton yang memadati tribun Ardha Candra dengan setia menyaksikan hingga pementasan usai.
Ketut Darya selaku Ketua Sanggar mengungkapkan pesan dari pementasan ini adalah apapun yang diperintahkan sang guru, maka seorang murid tetap setia dan bakti kepada titah guru, padahal itu tipu muslihat sang guru.
Menariknya, sendratari kali ini kembali menampilkan tokoh Sakuni yang diperankan Pak Mundra—pemain legend yang selalu menjadi ciri khas perhelatan tari kolosal sendratari. Hal ini diakui sebagai ciri khas kokar SMK N 3 Sukawati.
Sanggar Kokar Bali SMKN 3 Sukawati saat pentas / Foto: Ist
“Kami ingin menampilkan tokoh Bima asli tapi karena beliau— Pak Sujena—sakit, jadi urung ditampilkan dan karena Pak Mundra pemain Sakuni Legend dia mampu tarikan Sakuni bisa tampil, ini kebanggaan kami,” ungkapnya.
Tak main-main, terkait pendukung, Sanggar Kokar melibatkan 200 orang, terdiri dari 100 lebih penari, penabuh, dalang, dan gerong. Dari kesemuanya itu tentu juga melibatkan siswa dan pengajar SMKN 3 Sukawati, yang bekerjasama dengan Sanggar Kokar Bali.
“Garapan kolosal ini dibagi empat babak, bermacam-macam peran, dalam kurun waktu 1.5 bulan,” pungkas Ketut Darya.[T][Jas/*]
- BACA artikel lain tentang PESTA KESENIAN BALI