1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Inspirasi Kebangkitan dari Buleleng Timur: “Tour de Les” dan Rumah Belajar di Tembok

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
June 27, 2023
inLiputan Khusus
Inspirasi Kebangkitan dari Buleleng Timur: “Tour de Les” dan Rumah Belajar di Tembok

Kadek Sudantara dan Nyoman Nadiana dalam sebuah kegiatan di wilayah Buleleng bagian timur | Foto: Ist

DI BULELENG bagian timur terdapat sejumlah pemuda yang setiap hari bergeliat membangkitkan semangat generasi muda desa untuk terus belajar dan berkarya. Dua di antaranya adalah Nyoman Nadiana dari Desa Les dan Kadek Sudantara dari Desa Tembok.

Nyoman Nadiana dengan nama panggilan akrab Don Rare tak pernah lepas dari kegiatan positif untuk mengembangkan potensi lokal Desa Les. Dia membantu pengusaha-pengusaha kecil di desa itu untuk memasarkan produk-produk lokal mereka. Mulai dari garam, gula juruh, minyak kelapa, arak lokal, hingga hasi kerajinan dari Desa Les.

Ia melayani pesanan produk lokal Desa Les dari seluruh Bali, bahkan hingga Banyuwangi dan Lombok, dan ia akan bergerak sendiri membawa sepeda motor. Maka tidak heran, di laman facebook-nya ia akan tampak bergerak sangat dinamis. Pagi ia bisa memperlihatkan foto sedang jongkok di rumah warga yang sedang menyuling arak di Desa Les, lalu siang ia sudah berada di Nusa Dua untuk membawakan pesanan seseorang di daerah wisata itu.

“Jangan bicara soal cinta pada produk lokal, jika tak memesan produk dari Desa Les,” kata Don Rare pada orang yang kebetulan bicara soal kearifan lokal Bali.

.

Kunjungan wisatawan dalam paket tur ke kebun dan rumah warga di Desa Les | Foto: Ist

Menurut Don Rare, ia sesungguhnya hanya ingin membantu warga lokal di Desa Les untuk memperkenalkan produk-produk mereka ke seluruh Bali, bahkan kalau bisa ke seluruh dunia. Selain itu, ia juga punya ambisi untuk memperkenalkan potensi-potensi yang dimiliki Desa Les kepada orang-orang yang berkunjung ke Desa Les, atau orang-orang yang belum sempat berkunjung ke desa itu.

Untuk itulah, di Desa Les ia juga mengembangkan secara mandiri satu paket tour untuk wisatawan yang ia beri nama Tour de Les. Ia sendiri sebagai penggagas, ia sendiri sebagai pencari tamu, ia sendiri sebagai pemandu. Turis yang datang ke Desa Les akan ia ajak berjalan dari pantai ke gunung, melewati kebun-kebun warga, dan ia ajak untuk masuk ke rumah-rumah warga yang sedang melakukan kegiatan sehari-hari, terutama warga yang sedang memproduksi produk lokal semacam membuat garam, memasak kue tradisional, menyuling arak, atau warga yang sedang menganyam bambu.

Nyoman Nadiana alias Don rare memandu wisatawan dalam paket tour de les di wilayah perkebunan di Desa Les | Foto: Ist

“Banyak usaha pariwisata dibuat besar dulu, tapi kemudian jadi kecil dan bangkrut. Ini saya sebaliknya, mengembangkan usaha pariwisata kecil-kecilan dulu, yang nantinya bisa saja menjadi besar,” kata Don Rare yang selalu rajin belajar ke desa-desa wisata yang ada di jawa dan Lombok.

Lalu, di desa sebelah timur, di Desa Tembok ada seseorang bernama Kadek Sudantara, tapi akrab dipanggil Dek Doll. Ia lelaki desa, pernah bekerja di kapal pesiar, dan kini tinggal di kampung dan beraktivitas di kampung halamannya, di Banjar Ngis, Desa Tembok, Tejakula, Buleleng.

Apa aktivitasnya? “Bersih-bersih,” katanya.

Hal baik dan sangat konsisten yang dilakukan mantan pekerja kapal pesiar ini memang bersih-bersih bersama teman-temannya, warga sefrekuensi di kampung halamannya.

Semenjak tahun 2014, bapak muda ini secara mandiri dan kemauan sendiri bergerak untuk membersihkan tempat-tempat umum di wilayahnya. Sebut saja di Pura Khayangan Tiga di Desa Adat Ngis, juga pada sudut lain dan tempat umum Banjar Ngis.

Bersih-bersih terutama dilakukan saat musim piodalan atau upacara adat, musum hujan, atau pada hari-hari bisa ketika ada yang melihat sampah di selokan atau di tempat-tempat lain.

Bersih-bersih memang kegiatan sederhana, tanpa perlu prestasi, tanpa perlu administrasi. Namun Dek Dol selalu menjadikan kegiatan biasa itu menjadi terasa luar biasa.  

Semenjak tahun baru 2019, Dek Doll bersama teman-teman membuat komunitas Sebatu. Singkatan dari Semeton Bani Tuyuh. Dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai kumpulan orang-orang yang berani capek.

Kegiatan belajar di Rumah Belajar Gebang di Desa Tembok \ Foto: Ist

Menurut Dek Doll, selaku ketua Komunitas Sebatu, semua warga yang peduli lingkungan memang harus berani capek. Jika sesuatu dikerjakan dengan benar-benar ikhlas pada tindakan maka sesuatu itu akan terwujud dengan lancar. “Capek sudah pasti, saling menyemangati dan saling mendukung untuk hal yang kita sepakati dan lakukan, semua akan menjadi sejiwa. Jika sudah sejiwa, maka capek tak akan terasa,” katanya.

Apa pun yang dilakukan komunitas ini, dengan siapa pun berkolaborasi, selalu menjadikan kebersihan lingkungan sebagai konsentrasi kegiatan. Sembari menikmati kopi, pegiat lingkungan ini berseloroh “Berani Capek itu Hebat”.

Selain mengembangkan komunitas bersih-bersih, Dek Doll belakangan juga mengembangkan rumah belajar bagi anak-anak desa. Rumahnya sendiri disulap menjadi tempat belajar, diisi buku-buku, meja-meja kecil, dan alat-alat tulis. Namanya Rumah Belajar Gebang.

“Rumah Belajar Gebang merupakan perwujudan dari satu mimpi saya sejak lama. Saya ingin membangun sebuah rumah belajar untuk anak-anak desa agar mereka bisa mendapatkan pendidikan non formal, setidaknya sama dengan anak-anak yang berada di wilayah perkotaan,” kata Dek Doll yang membangun rumah belajar itu sejak tahun 2019.

Latar belakang dimulainya rumah belajar ini adalah keprihatinan yang melihat anak-anak Sekolah Dasar di desanya  yang pada kelas atas yaitu kelas 4,5, dan 6 seharusnya sudah mendapat mata pelajaran Bahasa Inggris, namun saat itu belum ada guru bahasa Inggris. “Mulai dari sanalah saya berinisiatif untuk membagi sedikit ilmu yang saya miliki, yang meskipun itu jauh dari kata sempurna. Saya mengumpulkan anak-anak untuk diajari Bahasa Inggris,” katanya.

Kegiatan belajar itu sempat tertunda, selain karena pandemi, juga karena tempat belajar sering bocor saat hujan. Dan setelah melewati masa pandemi 2019-2021, mimpi yang sempat tertunda itu ia wujudkan kembali . “Ini karena saya sudah memiliki tempat berteduh yang lumayan nyaman sebagai tempat untuk belajar.  Dengan dorongan dari teman- teman, saya memulai lagi kelas belajar itu. Apalagi rumah belajar ini kemudian mendapatkan bantuan buku-buku bacaan dari Komunitas Mahima di Singaraja,” katanya.

Komunitas Bani Tuyuh di Desa Tembok | Foto: Ist

Tepat hari Minggu tanggal 10 April 2022 teman- teman dari Komunitas Mahima bertandang ke rumah dan membawakan beberapa buku bacaan sambil ngobrol sembari mengajak anak- anak belajar bernyanyi lagu berbahasa Inggris. Dengan begitu semangat untuk melanjutkan kembali rumah belajar itu sangat besar. Dan setelah itu, kegiatan belajar non formal di rumah belajar itu pun terus berjalan.

Anak- anak Sekolah Dasar kurang mampu ini tidak harus mengeluarkan uang saku mereka agar bisa ikut belajar di Rumah Belajar Gebang, mereka cukup mengumpulkan sampah plastik yang ada di lingkungan rumahnya dan membawanya seminggu sekali ke Rumah Belajar Gebang.

Anak-anak dari Rumah Belajar Gebang di Desa Tembok belajar teater | Foto: Ist

Adapun tujuan terpenting dari pengumpulan sampah plastik ini adalah salah satu upaya agar mereka sadar dan peduli dengan lingkungan yang dimulai dari lingkungan rumahnya sendiri bahwa sampah plastik tidak akan bisa hancur hingga ratusan tahun lamanya dan akan bermanfaat jika diolah dan bisa digunakan kembali.

Harapan terus menerus dipertebal. “Rumah belajar ini bukan hanya tempat untuk belajar atau berbagi pengetahuan tentang Bahasa Inggris saja. tapi juga semua hal yang bisa bermanfaat baik kreatifitas, ekonomi, sosial dan budaya. Misal seperti yang sudah yaitu belajar drama teater,” ujar Dek Doll. [T]

  • Catatan:Artikel ini ditulis dan disiarkan atas kerjasama tatkala.co dan Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Kominfosanti) Kabupaten Buleleng.
  • BACA artikel lain tentang DESA LES dan DESA TEMBOK
Tags: bulelengDesa LesDesa TembokDinas Kominfosanti BulelenglingkunganPariwisata
Previous Post

Belajar Tari Nelayan Bersama Maestro Ni Ketut Arini

Next Post

Dikisahkan Pengibing yang Jatuh Hati pada Penari Joged Bumbung…

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Dikisahkan Pengibing yang Jatuh Hati pada Penari Joged Bumbung…

Dikisahkan Pengibing yang Jatuh Hati pada Penari Joged Bumbung…

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co