BELAKANGAN INI, virus rabies lagi-lagi membuat semua orang khawatir. Apalagi ditambah dengan berita seorang anak berumur 5 tahun telah meregang nyawa akibat ulah digigit si anabul (anak bulu) peliharaannya sendiri.
Alhasil, atas kejadian itu, setiap melihat anjing di dekat kita, jadinya parno sendiri. “Padahal anjing itu menggemaskan,” kata mereka, para pecinta anjing.
Rasa-rasanya, anjing gila—yang terpapar rabies—itu sebentar lagi akan berubah menjadi zombie. Ya, anjing yang berpenyakit itu akan menjadi lebih agresif dan akan menyerang benda yang bergerak, susah berjalan, tampak gelisah dan seperti ketakutan, sensitif terhadap cahaya. Dan yang paling kentara, air liurnya berlebih, mengucur dari moncongnya itu.
Sangat berbahaya. Virus ini menyerang otak dan sistem saraf manusia yang terkena gigitan dari hewan yang sering kali kalian sebut lucu itu. Lalu, bagaimana cara kerjanya si virus?
Cara kerja rabies
Dilansir dari Halodoc, masa inkubasi (waktu antara terjadinya paparan hingga timbulnya gejala) pada hewan dan manusia itu berbeda. Pada hewan misalnya, masa inkubasi virus ini sekitar 3-8 minggu.
Sementara jika pada manusia, masa inkubasi virus ini terjadi dalam rentang waktu 2-8 minggu, atau bisa hanya 10 hari bahkan hingga 2 tahun lamanya.
Pada rentang waktu 2 minggu, dikatakan virus rabies masih tetap tinggal di sekitar tempat gigitan awal. Hingga kemudian, secara perlahan virus akan bergerak menuju serabut saraf menuju ke otak.
Lalu, jika virus rabies sudah sampai di otak, maka virus itu akan menyebar ke semua bagian neuron (sel saraf yang bertugas mengirim dan menerima sinyal dari otak). Tak hanya sampai di sana, virus ini selanjutnya bergerak ke seluruh jaringan dan organ-oran tubuh yang penting.
Hingga manusia itu menunjukkan gejala-gejala telah terinfeksi. Gejala awalnya bisa meliputi: demam, tidak enak badan, sakit kepala, muncul rasa tidak nyaman di sekitar lokasi bekas gigitan. Tampaknya seperti sakit biasa saja, bukan?
Ternyata tidak hanya itu saja, semakin bertambahnya hari maka akan muncul kondisi-kondisi yang lebih parah bahkan kondisi yang tidak pernah kita pikirkan. Coba saja, mana pernah kita menyangka bahwa ada penyakit yang dapat menyebabkan kita menjadi berperilaku agresif layaknya hewan, mengalami kejang otot, kesulitan untuk menelan dan bernafas juga mulut yang memproduksi banyak air liur.
Dan lebih parahnya lagi, mereka akan mengalami phobia terhadap air. Hidrofobia. Ya, itulah julukan untuk orang yang menunjukkan respon takut ketika melihat dan menelan air. Hal ini disebabkan oleh efek yang terjadi pada sistem saraf pusat akibat infeksi virus rabies.
Menyeramkan sekali, bukan?
Cara mengatasi
Satu-satunya cara agar kalian tidak terinfeksi virus mematikan itu adalah: saat kalian terkena gigitan atau hanya cakaran saja, sebaiknya segera mencuci dan bergegas pergi ke dokter untuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR).
Tak lupa juga, bagi kalian yang memelihara anabul (anak bulu) di rumah, segeralah untuk melakukan vaksin padanya.
Selalu menjaga kebersihannya dan jangan biarkan mereka bergaul dengan hewan-hewan liar, yang mungkin saja telah terkena virus rabies. Jaga anjing kalian, selamatkan diri dan orang sekitar!
Jadi, setiap orang mempunyai tanggung jawab untuk memastikan hewan peliharaanya tetap dalam keadaan sehat.
Sehingga, dengan demikian, kita dapat sedikit membantu pekerjaan tenaga kesehatan dalam menuntaskan persoalan berbahaya ini—sampai rantai korban rabies yang terus menghantui kita, terputus.[T]
*Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di tatkala.co.