8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

London: Riuh Wisatawan dan Atmosfer Diskusi | Catatan dari Inggris [3]

Shinta PrastyantibyShinta Prastyanti
June 12, 2023
inEsai
London: Riuh Wisatawan dan Atmosfer Diskusi | Catatan dari Inggris [3]

Wisatawan memadati kota London | Dokumentasi Pribadi

BAGI SEBAGIAN ORANG, bisa mengikuti training di luar negeri adalah hal yang biasa. Mungkin karena memang aktif mencari peluang ataupun kemudahan yang diperolehnya dari institusinya karena beberapa faktor. Ada juga yang mengatakan, “….ahhhh…itu kan cuma sebuah keberuntungan saja”.

Keberuntungan bisa jadi menjadi salah satu faktor yang turut berkontribusi. Namun bagi saya keberuntungan adalah tahap terakhir setelah melalui usaha yang sangat panjang dan berliku. Apalagi bisa memperoleh kesempatan berpartisipasi dalam training yang dilaksanakan oleh the British Academy, yang sangat bergengsi di Eropa. Menempatkan keberuntungan pada posisi pertama sepertinya hanya sebuh mimpi saja untuk bisa dapat award tersebut.

Keterbatasan dalam banyak hal, karena hanya mengandalkan semangat untuk berusaha; saya mulai merintis jejaring dengan professor-profesor di luar negeri sejak delapan tahun yang lalu. Dari beberapa professor tersebut tampaknya professor saya sekaranglah yang paling memiliki “chemistry” sehingga kami intens dalam berkomunikasi melalui email yang pada akhirnya mengantarkan saya sampai Leeds dan London. Meski sejujurnya pada waktu itu saya “tidak terlalu berani  berharap”  untuk mendapatkan award ini karena seleksinya yang sangat ketat.

Agak berbeda dengan training-training yang saya ketahui di Indonesia, training yang diadakan di London selama 3 hari ini memang benar-benar diikuti oleh peserta dari berbagai negara di dunia. Rata-rata hanya 1-2 saja peserta yang berasal dari negara yang sama dari sekitar 30 peserta yang berpartisipasi. Kebetulan dari Indonesia cuma saya saja. Background  keilmuannya pun berbeda-beda. Prosentase antara perempuan dan laki-laki juga relatif sama karena memang semboyannya adalah equality and equity.

                                                            ***

Sejak proses pendaftaran hingga semua fasilitas, seperti hotel, venue acara, resources, dan sebagainya sudah tersedia dengan lengkap sampai kegiatan selesai. Bahkan pengeluaran untuk transport dari dan ke London serta makan selama di London pun (kecuali breakfast karena sudah disediakan di hotel) bisa di-reimburst.

Akomodasi yang disediakan juga bukan murahan, tapi hotel bintang 4 yang berlokasi di jantungnya kota London sehingga sangat dekat ke mana-mana. Trafalgar Square, Buckingham Palace, Picadilly Square, sungai Thames, London Eye, dan beberapa stasiun bawah tanah hanya dalam jangkauan berjalan kaki.

Saya tidak akan mungkin mampu menginap di hotel tersebut kalau harus membayar sendiri. Kalau dilihat di websitenya, kamar yang saya tempati dibanderol 180 poundsterling atau hampir 3,4 juta rupiah per malam. Nominal tersebut kemungkinan masih ditambah dengan pajak yang entah berapa. Wajar juga sih karena letaknya yang sangat strategis.

Bahkan jika kita minta agar kamar tidak usah dibersihkan (dengan memasang pemberitahuan di pegangan pintu kamar) kita akan mendapatkan voucher sebesar tujuh poundsterling. Lumayan juga ya. Sayangnya saya dan beberapa teman lainnya baru mengetahuinya di malam saat paginya kami harus check out.

Sudut kota London yang begitu rapi dan bersih | Foto: Dokumentasi Pribadi

Sebenarnya jarak dari hotel ke tempat pelatihan tidak terlalu jauh. Tapi karena ramainya wisatawan dari seluruh penjuru dunia yang tumpah ruah dan kota London yang belokannya super banyak, membuat hampir semua peserta kesasar dalam perjalanan ke lokasi training.

Durasi normal sebenarnya kurang lebih hanya 20 menit dengan berjalan kaki dari hotel melalui tempat-tempat wisata yang ekonik. Ibaratnya kalau “cuma” Trafalgar Square dan Sungai Thames serta London Eye sih udah kami lewati setiap saat. Tapi karena berputar-putar (padahal ada juga teman yang sudah selalu melihat map di handphone) maka satu jam kami baru sampai lokasi.

Meskipun demikian, daya tarik kota London yang dipenuhi bangunan-bangunan bersejarah dengan arsitektur yang luar biasa di sepanjang mata memandang, maka meski kesasar, tapi tetap bisa cuci mata. Seperti kesasar membawa nikmat.

Kalau diamati tampaknya ada yang berbeda dengan Trafalgar Square. Beberapa waktu yang lalu ketika saya ke sana Trafalgar Square dipenuhi oleh burung-burung merpati yang luar biasa banyak. Tampaknya pemandangan tersebut sudah jauh berbeda karena sekarang wisatawanlah yang justru riuh memadati tempat tersebut. Burung merpati hanya tinggal terlihat 1-2 saja, entah pada ke mana mereka. Mungkin mencari tempat yang lebih nyaman karena “tergusur” oleh manusia.

                                                                        ***

Leadership Training yang dibuka dengan gala dinner dilaksanakan satu hari sebelumnya dari jam 18.00-21.30 GMT di kantor the Britsh Academy. Jangan dibayangkan yang namanya gala dinner itu bakal dapat nemuin makanan yang berlimpah dengan aneka pilihan sampai kita kebingungan mau pilih yang mana. Gala dinner ternyata seperti welcoming party, kenalan dengan seluruh peserta dan instruktur sambil sedikit-sedikit disampaikan materi dan apa yang akan dipelajari selama training.

Menu yang disajikanpun ya standar bule; hanya beberapa kudapan dan  minuman. Entah bagaimana mereka mengartikan istilah “gala”. Ataukah mungkin kita yang terbiasa menterjemahkan gala dengan pemahaman atas sesuatu yang serba wow.., entahlah.

Panitia training yang diikuti sekitar 30 peserta dari berbagai negara di dunia ini pun juga tidak banyak. Sepertinya hanya dua orang plus dua instruktur. Dengan personal yang sangat terbatas mereka dapat menghandle kegiatan dengan lancar sejak pendaftaran hingga penutupan. Bayangkan jika di negara kita. Bisa-bisa jumlah panitia melebihi jumlah peserta karena menjadi panitia akan mendapatkan benefit tersendiri.

Training berlangsung dari jam 09.15-15.30 GMT di lokasi yang berbeda dengan gala dinner, yakni di the Royal Society, gedung yang super indah. Apalagi atapnya….wah…benar-benar seperti di kerajaan. Belum lagi lukisan-lukisan megah di sepanjang dinding yang tentu tampak sangat bernilai.

Begitu masuk ruangan mata kami semua langsung tertuju pada atap gedung dan deretan lukisan yang memang tidak mungkin untuk tidak dikagumi. Betapa senangnya mendapatkan kesempatan melihat mahakarya di depan mata secara langsung. Ahhhh…..nikmat apa lagi yang belum saya terima.

                                                                        ***

Materi pelatihan di hari pertama yang disampaikan terkait konsep bagaimana menjadi seorang leader dalam sebuah proyek penelitian. Pemahaman tentang kepemimpinan yang efektif, dimensi dan manajemen kepemimpinan, menjadi pemimpin dan manajer yang kreatif, dan sebagainya menjadi titik fokus pada hari itu.

Pada hari kedua mulai mengerucut pada bagaimana mempengaruhi dan melakukan negosiasi, cara menghadapi tantangan dan hambatan, self-leadership, dan sebagainya. Setiap sesi rata-rata berdurasi 45 menit dengan pemaparan secara bergantian dari kedua instruktur. Semua materi juga langsung bisa diunduh di website. Sedikit pemahaman tentang komunikasi persuasif ternyata sangat membantu dalam memahami materi pelatihan. Mungkin inilah yang disebut keberuntungan.

Dalam pelaksanaannya tentu saja kami tidak hanya sekedar mendengarkan penyampaian materi dari instruktur. Diskusi dalam kelompok-kelompok kecil (kadang berlima, kadang cuma berdua) dilaksanakan secara intens sehingga menantang setiap peserta untuk menyampaikan gagasan serta pengalamannya.

Setelah itu barulah hasil dari diskusi masing-masing kelompok kecil tersebut disampaikan ke seluruh peserta. Pada suatu sesi setiap kelompok mendapatkan satu gambar tentang leadership style, kemudian setiap peserta melihat leadership style yang ada di kelompok lain. Dari situ peserta mendiskusikan dengan pasangannya leadership style yang mana yang paling ideal menurut kami dan mengapa kami memilihnya.

Wisatawan memadati kota London | Foto: Dokumentasi Pribadi

Atmosfer diskusi menjadi sangat menarik karena setiap peserta memiliki background yang berbeda, baik dalam hal keilmuan maupun negara asal. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang biasa-biasa saja membuat saya harus bekerja keras untuk memahami apa yang disampaikan oleh peserta lain dengan aksen bahasa Inggris yang beragam. Duh…, benar-benar saya harus membuka telinga lebar-lebar ketika mereka sedang berbicara.

 Berbeda dengan saya, kebanyakan mereka menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Jika tidak, mereka sudah tinggal di Inggris setidaknya dua tahun.  Meskipun demikian kami tetap saling menghargai kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Perbedaan latar belakang budaya dan dasar keilmuan tidak menghalangi kami untuk cepat saling mengenal dan akrab satu sama lain karena hampir setiap diskusi kami berganti-ganti pasangan/ kelompok. Memang tujuan dari training ini selain belajar tentang leadership juga untuk memperluas jaringan diantara sesama peserta.

                                                            ***

Satu hal yang menjadi “topik utama” setiap kali training selesai dan kami dalam perjalanan kembali ke hotel adalah kami semua merasa masih kelaparan meski setiap hari disediakan lunch oleh panitia. Bagaimana tidak, menu lunch sangat tidak memadai (setidaknya karena tidak terbiasa dengan menu tersebut), sehingga dalam perjalanan pulang ke hotel ataupun malamnya kami ramai-ramai mencari makan untuk menebus makan siang yang tidak memenuhi “standar” kami. Bahasa gaulnya makan siang cuma sekedar numpang lewat saja, alias sama sekali tidak ada efek.  

Meskipun demikian training yang berdurasi tiga hari tersebut sangat membekas di hati dan pikiran kami semua peserta. Pengalaman luar biasa yang dapat menjadi jembatan kami untuk lebih percaya diri dalam melangkah ke depan berbekal pengetahuan baru serta jaringan-jaringan kerjasama dengan teman-teman dari berbagai negara. Sebuah aset sangat berharga yang tidak dapat dikuantifikasi dengan uang. Setidaknya mimpi-mimpi sudah mulai bermunculan di benak setiap peserta.

Dari segi penyelenggaraan event, memang dibutuhkan kemampuan manajemen komunikasi yang memadai untuk bisa mengeloa sebuah aktifitas yang melibatkan berbagai stakeholder dengan bermacam-macam latar belakang. Tidak hanya bagaimana membuat materi/ pesan tersampaikan kepada peserta, namun juga bagaimana membuat semua pihak yang terlibat menjadi nyaman dan merasa terhubung satu sama lain.

Simpul-simpul yang tadinya tidak terbayangkan untuk terhubung kini terbuka luas kesempatan untuk mengaitkannya, bahkan mengikatnya menjadi lebih erat. Yah…perjuangan untuk mencapai London langsung terbayar lunas. Terimakasih the British Academy. Terimakasih Ogo, Fernanda, Deona, Niki, Mike, Majid, Steve, Olofumi, dan lain-lain atas tiga hari yang luar biasa…. See you next month guys!!!! [T]

  • BACA JUGA:
Persepsi Lintas Budaya yang Sering Keliru | Catatan dari Inggris [1]
Komunikasi sebagai Kunci Interaksi Lintas Budaya | Catatan dari Inggris [2]

Tags: InggriskomunikasiLondonPendidikanperjalanan
Previous Post

Mantra ke Danau Paisu Pok, Wisata Alam Nan Indah di Sulawesi Tengah

Next Post

Raden Akria Buana, Kades Senaru di Lombok yang Sukses Kembangkan Wisata Desa

Shinta Prastyanti

Shinta Prastyanti

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Saat ini sedang menjadi Visiting Researcher di Leeds Trinity University, Inggris

Next Post
Raden Akria Buana, Kades Senaru di Lombok yang Sukses Kembangkan Wisata Desa 

Raden Akria Buana, Kades Senaru di Lombok yang Sukses Kembangkan Wisata Desa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

by Pry S.
June 8, 2025
0
Sastrawan Harus Miskin: Panduan Praktis Menyalahkan Negara (dan Sedikit Menyindir Masyarakat)

AKHIR Mei kemarin, Kompas menerbitkan sebuah feature bertajuk ‘Sastrawan Tak Bisa Menggantungkan Hidup pada Sastra.’ Liputan ini dibuka dengan narasi...

Read more

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co