BELAJAR MENGAJI PADA IBU
Tilawah ibu percakapan sunyi
kalimah tubuhnya itu gerak garis
Tebal tipis yang mengajarkan
tentang hikmah
Jalan tawaf yang tiada lelah
Buliran keringat
Menjelma butir butir kerikil tajam
buah dari zikir panjang
Senjata pelontar
Di tiga waktu; Jumrah
Ula, Wustho, Al Aqobah
Pilar-pilar iblis yang bersemayam
Dalam setiap perjalanan iman
Yang kerap meruntuhkan.
Ibu, haus pertemuanmu
Dalam kalimah-kalimah panjang
diserap kesadaran langit.
Ibu, Hajar yang terus mencari
Mata air dari Safa ke Marwa
Tidak hirau penjuru mata angin
Kau memeluk ragamu sendiri
Menemukan mata airmu
Kuat dihantam badai berkali-kali.
Ia mendengar panggilan Mu
Menjadi pecinta sejati
Rindu berkasih mesra
Di tanah haram
Tanah yang disucikan
Yang telah lama
Ia bawa kemana-mana
Dalam sujud tunggalnya.
Ibu,
Tilawahmu percakapan sunyi
Kalimah tubuhmu gerak garis
Tebal tipis yang mengajarkan
tentang hikmah
Diam-diam kau ajarkan aku
Seperti Ismail yang fitrah
menggali gali mata air
Zam zam mengalir dari kedalaman pasir
Mata air yang kau kuatkan dalam batin.
9 Juni 2023
BURUNG BURUNG YANG TERKAPAR
— kpd. Wayan Westa – bayangkan,,,,,,,,
kejadian – kisahmu;
sudah seminggu kejadian ini; tadi dia berbunyi
seekor burung terkulai. darahnya tercecer
sayapnya patah bergelayut tersudut. tak ada lagi suara
lukanya digerayangi semut.
bayangkan burung itu; diusir
mencari makan untuk anak-anaknya; ditembaki
bayangkan anak-anaknya menunggu. dengan suara parau
memanggil manggil kelaparan.
bayangkan itu rakyat sipil; pedagang kecil
dipaksa menutup dagangannya.
bayangkan seorang buruh; rakyat sipil pekerja lepas
dipaksa untuk diam di rumah
bayangkan mereka memekikan suaranya. dengan urat tersengat
sebab tangan tangan keras. menghantam wajah dan perutnya
lebih lebih kekerasan mengancam. dengan mengenakan
pakaian pakaian kesatuan.
lalu setiap suara suara sumbang dibungkam dianggap pembangkang
kegagahan yang menakut-nakuti rakyat sipil. mengiang
hingga sirine kematian akan terus dikumandangkan.
tidak ada sumbangan pangan; hanya makan himbauan
bayangkan. anak anaknya di rumah menunggu
dengan suara lemah. memeluk perutnya
yang memanggil manggil kelaparan.
bagaimana kelak. ia membangun masa depan
jika mengenyam pendidikan. tidak bisa membeli quota belajar.
jika hidup untuk mencari kehidupan penuh ancaman. bagaimana
kami membangun masa depan.
apa yang akan terjadi nanti.;jika setiap rakyat hilang penciuman
seperti para penguasa kehilangan rasa!
-bayangkan penjarahan dan kejahatan akan meraja lela
tak percaya pada suara suara.
2021
TAFSIR DARI MIMPI MIMPI NI POLLOK
(Memandang laut. Memandang gunung gunung
Aku takjub pada pinggul gelombangmu. Yang menari
Di pesisir pantai. Dan susumu yang bercahaya
Menyimpan segala rahasia air
; kehidupan yang lahir dari rahim)
Tubuh nyiur yang menjelma derita. Kau lenyap
Dari keindahan yadnya yang dinikmati para Dewa.
Kau pertanyakan kembali mimpimu. Lapisan putih
Penjaga hangat tubuhmu. Di malam malam cintaan;
Di manakah bercaknya.
Apa dilukis samar luka?
Atas nama dunia
Matamu tertenung pandangan murung
Garis pelangi di atas laut menjelma cakrawara muram.
Butir butir pasir ditafsir angin. Buat air mata gugur
; tenggelam oleh dentuman ombak pantai sanur.
Tubuh berkelana ke ruang ruang lengang
Mata mengawang hilang sandaran
Benih benih tiada tumbuh dari rahimmu
Kau rindu ladang ladang bercocok tanam
Melahirkan kehidupan untuk kehidupan.
Tapi dari rahimmu tiada benih
yang numitis di tanah Kelandis.
sebab tubuhmu yang eksotik dicengkeram
Mimpimu tenggelam
Selimut putihmu tenggelam
;dalam lumuran warna warna oleh mata mata duniawi.
Ni Pollok
Lekuk tubuhmu menari membawa misteri
; apakah kau mengingkari garis
yang telah ditetapkan Hyang Widhi
Apakah kau gagal menjadi wanita
; sebab kau tak hadirkan sandaran bakti.
Ni Pollok
Mimpimu mengingatkan setiap benih yang ditebar akan tumbuh
Dari tubuh dan rahimmu mengajarkan hidup
;mengembalikan air pada tanah tempat berakhir.
2014-2021
JERATAN RAMBUT
Tidak ada sajak hari ini
begitu mata terperangkap di jaring hitam
rambut yang mengembang diterbangkan angin
lalu menciumi wangi yang menggairahkan.
Rambutmu menanam akar-akar kuat
keberanian serta kepercayaan diri; menjadi
pertunjukan gairah sepanjang hari adalah;
pembunuh seluruh kebosanan.
Siapa yang berani memecah sunyi nafas
bila hari-hari angin datang menggerus dada
dengan mengaburkan mata pada akhirnya
tergelincir sebab kehilangan arah.
Juli 2021
.NOCTURNAL
Ada suara di langit menggelegar
Penuh awan hitam
Aku meyakini hujan akan menggetarkan.
Aku membaca puisimu
Puisimu menjelma puisi malam yang berubah jubahnya
Apa kau sedang meminta kekekalan
Atau kau dalam dilema kekalahan
Ketika jarak sudah mulai lelah tak terbantah.
Sunyiku bagian dari pohon kering terbakar
Aku sempat menatap wajahmu dalam dalam
Aku seorang yang tak pernah memiliki bekal
Tapi terbiasa memanggang dagin di bawah matahari banal.
Dagingku telah lama kesepian terbakar
Ia meminta lebih darah yang mengental
Dengan puisi aku hidupkan.
Aku melihat puisimu berubah jubahnya
Iya hanya mengantar tidur malam
Yang membawa mimpi mimpi panjang
Keehilangan akal hati dan nurani.
Aku hanya membaca dengung
Dengung kosong yang panjang.
Sunyiku bagian dari pohon kering yang terbakar
Ia memberi ruang penerangan
; sekaligus membakar kegelisahan.
AKU MENYAMBANGIMU DENGAN KATA
— Kepada FN
Seorang nahkoda membawa perahu puisi
Dengan peringai cuaca yang berubah ubah
Inilah pinisiku
Yang kerap menghadapi maut berulang ulang
Ia akan tahu
ke mana kunang-kunang membakar kegelapan hutan
Ia pegang lentera untuk melihat daratan
Mencari tempat peristirahatan
Kesunyian yang diajak bicara dari hati ke hati
Seorang nahkoda membawa dirinya berdiri di bawah matahari
Ia membawa puisi
Wajahnya laut yang dingin
Ia selalu tambatkan luka lukanya dengan garam
Sinar matanya luka bakar dari garam dan matahari
lidahya tajam badik yang menyayat mencatat peristiwa
kata kata menyambangi bermula dari luka paling dalam.