30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pekik Semangat Krtaning Panarajon dari Perbukitan Cintamani Mmal

Ni Luh Meisa WulandaribyNi Luh Meisa Wulandari
May 22, 2023
inKhas
Pekik Semangat Krtaning Panarajon dari Perbukitan Cintamani Mmal

Krtaning Panarajon | Foto: Dok. Diskominfosan

Krtaning Panarajon… Gas… Gass…. Gasss…. pasti bisa!

Adalah sebuah mantra yang kami ulang untuk saling mengingatkan dalam menjaga bara api semangat berkarya dan merawat energi yang sama hangatnya, di tengah dinginnya perbukitan Cintamani Mmal.

SEJAK RIBUAN tahun lalu, seni dikenal sebagai tiruan alam dan ciptaan manusia, beberapa hanya mengambil bagian alam untuk diolah menjadi karya seni, sedangkan beberapa lainnya menggunakan daya pikiran manusia untuk mencipta.

Cara pandang ini sekiranya dipahami betul oleh masyarakat Bali hingga menghasilkan sebuah karya seni melalui proses panjang. Inilah yang menjadikan proses adopsi seni dengan tetap merujuk asal sumber seni itu sendiri.

Ketika berbicara tentang seni, sejauh ini selalu mengingatkan saya tentang nilai estetika luar biasa yang tak pernah lepas dari peranan sastra. Bukankah tujuan ditulisnya catatan untuk mengingatkan kita pada warisan semesta untuk segala yang hidup?

Gurat tutur leluhur dalam lepitan pustaka berdebu itu kami persembahkan kepada yang senantiasa menjaga jernih alir peradaban, dari hulu masa lalu hingga hilir masa kini, yang dikemas secara apik dalam sebuah karya Sendratari Kolosal yang berjudul Krtaning Panarajon.

Dasar Krtaning Panarajon

Mengambil konsep dari Pegunungan Kintamani, yang merupakan kawasan strategis sebagai hulu geografis Bali, dikarenakan hutan yang ada di sepanjang kawasan perbukitan Cintamani Mmal (Ladang Permata Pikiran) menjadi sumber terpenting bagi Bali.

Melihat catatan sejarah masa silam, ditemukanlah catatan purba yang masih terjaga hingga kini di lereng utara perbukitan Cintamani Mmal, yaitu di daerah Sukawana yang dikenal sebagai Prasasti Sukawana AI.

Dalam catatan tersebut menyebutkan salah satu tokoh yang dikenal sebagai Senapati Danda Kumpi Mardaya, yang diutus oleh otoritas kuasa kala itu untuk membangun pertapaan dan pesanggrahan di daerah perburuan—karena tidak ada tempat bagi orang yang hilir mudik pada kawasan itu—dengan dibantu oleh Biksu Siwakangsita, Biksu Siwanirmala dan Biksu Siwaprajna, namun dihadang oleh Raksasa berkepala kerbau yang menghuni puncak Panarajon.

Akan tetapi, atas anugrah Ratu Daha Tua yang berstana di Luhur Tegeh Koripan, Senapati Danda Kumpi Mardaya berhasil mengalahkan kerbau itu dan disomya serta dipersembahkan kepada Hyang Siwa Sakti—yang sekarang berstana di Pura Puncak Panarajon/Pura Penulisan.

Ratu Daha Tua pun bersabda: “Bahwa tujuan dari segala pembangunan pesanggrahan ini untuk membuat wilayah Pegunungan Kintamani menjadi makmur (krta) masyarakatnya dan hening jiwanya”.

Pemuliaan dan pemujaan terhadap Ratu Daha Tua cukup popular dan fenomenal di kawasan Gebog Domas-Kintamani, mulai dari pusat Gebog Domas yang ada di situs Pura Puncak Penulisan—yang ada di Sukawana hingga ke desa-desa yang ada pada banua Gebog Satak.

Terkait dengan pemujaan Ratu Daha Tua, wujud benda kepurbakalaanya berupa palinggih bebaturan yang bersifat megalitik, dan beberapa bangunan suci (palinggih) yang sudah dimodifikasi sejalan dengan menguatnya pengaruh agama Hindu.

Pemujaan terhadap tokoh wanita Ratu Daha Tua dikaitkan dengan aspek sosial ekonomi masyarakat, kesuburan pertanian dan perternakan, perdagangan, kemakmuran, kesehatan masyarakat juga lingkungan.

Penting diketahui setelah berhasil dibangunnya pesanggrahan ini, raja pada masa itu juga membebaskan kewajiban kerja kasar, bahkan hingga membebaskan pajak jual-beli bagi para biksu dan orang-orang berkeluarga yang datang ke tempat tersebut.

Hal ini semakin membuktikan Kintamani memiliki potensi yang besar di bidang politik.

Sementara itu, I K S Wira Darma, seorang arkeolog muda lulusan Universitas Udayana, yang juga sering melakukan penelitian di daerah Sukawana mengatakan, bahwa sebenarnya Kbo Parud merupakan Raja Patih dalam catatan Prasasti Sukawana D—Raja patih Kbo Parud pada tahun 1222 Saka menganugrahkan prasasti kepada masyarakat Sukawana.

Isi penting dalam prasasti tersebut adalah penetapan batas-batas wilayah Desa Sukawana. Selain itu, diatur pula masalah hak dan kewajiban masyarakat Sukawana seperti pungutan yang berkenaan dengan pekerjaan mereka, baik yang harus dibayar maupun dibebaskan. Masyarakat Sukawana juga dibebaskan untuk bejualan kapas, kerbau dan komoditi lainnya.

Inilah yang menjadi dasar dalam penggarapan sebuah karya seni yang secara khusus dipersembahkan oleh anak muda asli Kintamani dalam rangka memeriahkan serangkaian HUT Kota Bangli yang ke- 819 dan dipentaskan pada tanggal 21 Mei 2023.

Proses penggarapan

Garapan ini sudah dikerjakan hampir dua bulan lamanya dan sekitar lima belas kali latihan yang diawali dengan membentuk tim dan membahas konsep garap. Ada sekitar 10 tim penggarap, 150 orang penari dan penabuh, 3 gerong serta 20 tim properti.

Kemampuan menyandur, merancang, dan mengolah naskah yang sangat cemerlang ini tidak terlepas dari peran anak muda Kintamani yang gigih dan tekun melakukan riset dan latihan.

I Putu Ardiyasa, S.Sn. M.Sn, adalah seorang dalang juga Dosen STAHN Mpu Kuturan yang menjadi sutradara dan berperan penting dalam penulisan cerita serta pencipta teks naskah gerong pada garapan ini.

Adapun pimpinan produksi, Krtaning Panarajon, yang selalu memberikan semangat pada kami yang dikenal dengan sebutan Jhon Babe.

Selain itu, pemuda asal Batur bernama I G S Bagas Karayana, S.Sn, menjadi artistik direktur pada garapan kali ini mengatakan, peranan ini sangat penting untuk mewujudkan terciptanya visual yang baik dari nuansa garapan perbabak hingga menjadi nuansa yang benar-benar nyata sehingga menghasilkan suatu pertunjukan yang spektakuler.

“Kesulitannya terletak pada cara mengarahkan teman-teman menjadi satu kesatuan baik karakter, idealis, rasa hingga garapan ini menjadi sukses,” ujarnya.

Tidak hanya itu, para penyusun tari telah memikirkan dengan saksama bagaimana langkah dan gerakan yang akan dibawakan oleh penari hingga menjadi sebuah karya tari yang indah, tentu saja hal ini dilakukan oleh penata tari yang berbakat asal kintamani, yaitu I Komang Adhi Suryaga Pratama, S.SN, I Kadek Apridana, S.Pd, dkk.

Sebuah tarian tidaklah lengkap tanpa iringan tabuh, ini menjadi suatu hal yang unik, karena penggarap ingin menampilkan sisi maskulin dari karya seni ini dengan menggunakan tabuh Adi Mredangga—yang merupakan pengembangan dari Baleganjur, gamelan pengiring tradisional yang biasa dimainkan sambil berjalan.

Beberapa alat musiknya dimasalkan dan beberapa tenik pukulannya diperkaya dengan motif drum band modern. Perpaduan inilah yang menjadikan tabuh Adi Mredangga juga disebut drum band tradisional. Gamelan yang baru muncul sekitar tahun 1984.

“Dalam barungan ini bisa menggunakan puluhan kendang, yang tidak pernah terjadi pada gamelan Bali manpun,” kata I Ketut Widia Rama, S.Sn, pemuda asal Desa Songan yang sekaligus menjadi penata tabuh.

Semangat terus mengalir hingga menyatukan generasi muda dari 48 Desa Kintamani sebagai penari, penabuh juga gerong untuk mengeskpresikan kreativitas, ekspresi emosional yang di dukung secara menyeluruh hingga terbentuk keharmonisan.

Sedikit bercerita, kami yang bertugas sebagai gerong (sinden), berlatih kurang dari satu minggu, sama sekali tidak menyurutkan semangat, justru memacu kami agar bisa menampilkan yang terbaik.

Tidak ada perjuangan yang sia-sia, apapun yang dilakukan dengan sungguh maka hasilnya akan tetap baik. Akhirnya kami telah menyelesaikan tugas kami menampilkan sebuah garapan dengan ketulusan hati, semoga pesan yang kami sampaikan dapat dipahami secara mendalam.

Setiap perjalanan pasti menemui ujung, terimakasih kawan-kawan. Terimakasih kepada penari dan penabuh, tim produksi, media partner, pegiat seni dan para penonton yang bersedia hadir dan memberi apresiasi terhadap pementasan Krtaning Panarajon.

Saran dan masukan telah kami catat sebagai bekal di hari depan nanti. Kelak, semakin banyak ruang untuk kita saling berbagi cerita, mengasah diri, dan menentukan hidup kita.

Salam hangat dari Perbukitan Cintamani Mmal.[T]

Tags: baliKintamaniSeniseni taritari bali
Previous Post

Kerabat Pejabat Menuju Gelanggang Politik

Next Post

Religiusitas Pertemuan

Ni Luh Meisa Wulandari

Ni Luh Meisa Wulandari

Lahir di Batur Tengah, 9 Mei 1998. Kini mahasiswa Jurusaan Kesehatan Gigi Poltekkes Denpasar

Next Post
Religiusitas Pertemuan

Religiusitas Pertemuan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co