TATKALA MAY MAY MAY 2023 sesi kedua diawali dengan Workshop Foto Jurnalistik Olahraga bersama Dicky Bisinglasi, yang merupakan seorang Visual Jurnalis. Workshop itu dilaksanakan Jumat (13/5/2023) siang kemarin, di Rumah Belajar Komunitas Mahima, yang dihadiri sekitar 20 orang peserta.
Semuanya terlihat sangat bersemangat dalam mengikuti diskusi tersebut. Beberapa pertanyaan diajukan oleh peserta untuk memenuhi rasa keingintahuannya terhadap dunia fotografi olahraga. Kemudian, dengan gamblang, Dicky menjawab sesuai dengan pengalamannya.
“Fotografi Jurnalistik Olahraga merupakan segala bentuk fotografi yang dilakukan berkaitan dengan dunia olahraga, baik yang berupa action maupun yang bersifat dokumenter. Atau bisa juga storytelling,” terang Dicky.
Dicky mengatakan, fotografi dalam olahraga tidak hanya mengambil momen saat sang atlet melakukan aksinya seperti menyundul dan menangkap bola atau ketika seorang atlet renang melakukan lompatan indah saja, tetapi, ada kalanya beberapa momen sangat perlu untuk diabadikan. Dan tentunya, beberapa momen ini tidak kalah penting dengan foto action yang dilakukan.
“Misalnya, momen ketika pemain melakukan selebrasi atau ekspresi mengalami kekalahan. Tentu, hasil fotonya akan menjadi sebuah kenangan yang sangat berarti bagi para pemain. Terlebih lagi jika momentum itu tidak dapat terulang kembali,” tambahnya.
Menurut Dicky, berbeda dari fotografi lainnya yang lebih mengutamakan estetika, dalam fotografi jurnalistik olahraga lebih cenderung mengutamakan story telling dari gambar yang dihasilkan. Sehingga, orang-orang yang nantinya melihat gambar tersebut dapat mengetahui jalan cerita yang terjadi.
Misalnya, hasil foto seorang penjaga gawang yang bersujud sebelum pertandingan dimulai. Dengan gambar tersebut, seseorang akan tahu bahwa penjaga gawang tersebut sedang melakukan sebuah ritual menurut kepercayaannya. Atau, dengan kata lain, dia sedang berdoa untuk kelancaran pertandingan.
Dengan kecepatan gerak dalam dunia olahraga, tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang fotografer yang bergelut di bidangnya. Karena sudah pasti, ketika lengah sedikit saja dalam mengatur kamera atau posisi, maka gambar yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan yang diinginkan.
Nah, maka dari itu, agar foto yang diambil ketika pertandingan olahraga dapat menghasilkan gambar dengan komposisi yang bagus, Dicky Bisinglasi menyampaikan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan.
Akses tempat
Akses tempat yang didapat seorang fotografer sangat mempengaruhi gambar yang dihasilkan. Jika seorang fotografer tidak mendapat akses tempat yang bagus, tentu akan sangat sulit untuk menjangkau sudut yang pas dari gambar pemain. Apalagi jika kamera yang digunakan tidak difasilitasi dengan mode zoom yang profesional. Fotografer tidak akan bisa mendekati objek fotonya.
Jika di permainan sepak bola, seorang fotografer hanya diperbolehkan berada di samping kiri dan kanan gawang saja. Sehingga dapat meminimalisir adanya gangguan dalam pertandingan sepak bola.
“Biasanya, dalam stadion, para fotografer akan mendapat akses tempatnya sendiri. Dan mereka boleh menentukan sendiri di mana meletakkan kameranya sesuai dengan tempat yang diberikan. Dengan catatan, posisi kamera tidak saling menghalangi atau menjatuhkan kamera fotografer lainnya,” terang Dicky.
Timing yang tepat
Seorang fotografer juga harus mampu menentukan timing yang tepat untuk mengambil gambar. Hal ini, bisa dilakukan dengan cara mengamati terlebih dahulu pergerakan dari pemain. Sehingga fotografer dapat mengetahui apa yang terjadi selanjutnya dari sebuah kondisi, yang terulang kembali seperti sebelumnya.
Salah satu karya Dicky Bisinglasi yang ditampilkan saat workshop
Dengan menggunakan cara ini, akan mempermudah seorang fotografer dalam menangkap momen yang bagus. Begitu juga dengan insting dan kecepatan tangan dalam mengambil gambar, harus disesuaikan dengan keadaan yang sudah terjadi, sedang berlangsung, dan yang akan terjadi selanjutnya.
Misalnya, ketika salah satu tim mencetak gol, kemudian mereka akan melakukan selebrasi kecil. Hal itu, akan terus mereka lakukan setiap gol dicetak oleh timnya. “Nah, di sinilah seorang fotografer dapat menggunakan timing yang tepat untuk mengabadikan momen tersebut,” katanya.
Segitiga eksposure
Dalam fotografi, sudah tidak asing dengan yang namanya segitiga eksposure. “Dulu segitiga eksposure hanya bisa ditemui dan diterapkan pada kamera profesional saja. Karena di handphone biasanya hanya menggunakan mode otomatis saja. Akan tetapi, sekarang di beberapa smartphone sudah terdapat fitur profesional yang menyediakan Segitiga Exposure,” jelas Dicky.
Segitiga eksposure merupakan tiga elemen dasar yang harus dikuasai oleh seorang fotografer, agar dapat mengambil gambar dengan hasil yang bagus. Tiga fitur tersebut adalah aperture, shutter speed dan ISO.
Aperture merupakan dimensi tempat cahaya masuk yang berada di dalam lensa kamera. Aperture memiliki pengaruh terhadap blur dari kamera dan cahaya.
Kemudian, Shutter Speed digunakan untuk menangkap kecepaatan gambar dan berpengaruh juga terhadap cahaya yang dihasilkan dari foto. Dan yang terakhir ISO, memiliki peran mengatur sensitifitas dari sensor cahaya pada kamera. Ketiga, elemen ini sering diotak-atik oleh seorang fotografer untuk mendapatkan gambar yang bagus agar sesuai dengan yang diinginkannya.
Kreatifitas
Dalam dunia fotografi, kreatifitas merupakan hal yang diperlukan untuk menghasilkan gambar yang memiliki estetika yang bagus. Banyak fotografer menggunakan kreatifitasnya masing-masing dalam mengambil sebuah gambar. Sehingga dapat sesuai dengan keinginannya.
Kreatifitas dalam fotografer salah satunya dipengaruhi oleh shuter speed atau kecepatan rana. Kecepatan rana seperti yang telah dijelaskan dalam segitiga eksposure, lebih merujuk kepada durasi waktu pembukaan media perekam dalam kamera yang digunakan untuk pengambilan gambar.
Shutter speed ini digunakan dalam pengambilan gambar dari objek yang bergerak cepat. Dalam dunia olahraga, shutter speed biasanya digunakan seorang fotografer ketika sedang mengambil gambar dari pertandingan sepak bola, lari, lompat jauh, dan yang lainnya. Terutama olahraga dengan action yang lebih banyak.
“Pengalaman saya ketika mengambil gambar saat pertandingan sepak bola, agar dapat menghasilkan foto yang bagus adalah dengan mengatur speed. Minimal yang saya gunakan adalah 1/1250. Sehingga dapat menghasilkan gambar bola yang sedang ditendang, seakan-akan terhenti dan melayang di udara,” ujar Dicky.
Foto yang diambil dengan menggunakan speed tinggi dan rendah
Shutter speed memiliki dua macam pengaturan: rendah dan tinggi. Speed rendah digunakan untuk menyampaikan dinamika gerakan. Pengaturan ini biasanya digunakan oleh fotografer agar gambar yang dihasilkan memiliki semacam bayangan sesuai dengan arah gerakannya, yang biasa disebut dengan efek blur motion.
“Sedangkan speed tinggi digunakan untuk membekukan gerak dari suatu objek gambar. Fotografer akan menggunakan speed tinggi untuk menangkap gambar dari objek yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Sehingga, seolah-olah objek yang bergerak tersebut dibekukan (freeze),” jelas Dicky.[T]
*Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di tatkala.co.