30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Taman Bung Karno Dielu-elukan, Monumen Tri Yudha Sakti Ditinggalkan, Merana dan Kesepian

Kadek Risma WidiantaribyKadek Risma Widiantari
May 2, 2023
inLiputan Khusus
Taman Bung Karno Dielu-elukan, Monumen Tri Yudha Sakti Ditinggalkan, Merana dan Kesepian

Tiga patung pahlawan di monumen Tri Yudha Sakti, Sukasada, Buleleng | Foto: Risma

PINTU MASUK MONUMEN PERJUANGAN yang terletak di pinggir jalan itu, terlihat setengah tertutup. Warna pintu itu coklat usang, ditambah dengan rantai berkarat yang membentang pada gerbang kayu tua—seolah-olah memperlihatkan pintu itu tak pernah  terjamah lagi oleh manusia.

Monumen itu  dibangun 24 Desember 1997. Lokasi tepatnya di perbatasan wilayah Bantang Banua dan Desa Sangket,di Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali. Jika datang dari Denpasar menuju Singaraja, setelah memasuki gerbang kota, tiga patung pahlawan akan tampak menjulang di kiri jalan.

Monumen itu memang dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan. Tiga patung pahlawan yang menjulang tinggi dan menjadi ikon monumen perjuangan ini adalah pahlawan I Gusti Putu Wisnu, Mayor Nengah Metra dan Kapten I Gede Muka Pandan.

Pintu masuk Monumen Tri Yudha Sakti | Foto: Risma

Karena ada patung tiga pahlawan itulah maka monumen itu kerap disebut dengan nama Tugu Tiga. Nama resminya adalah Monumen Tri Yudha Sakti. Tri artinya tiga, yudha artinya perang, dan sakti artinya, ya, sakti.

I Gusti Putu Wisnu, adalah  pahlawan yang turut berperang pada Puputan Margarana di Desa Maerga, Tabanan. Wisnu masuk pada daftar penting pasukan yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai.

Lalu, Mayor I Nengah Metra, seorang tokoh yang gugur dalam keikutsertaannya pada pertempuran di Banjar Gintungan, Desa Selat, Sukasada. Setelah itu ada Kapten I Gede Muka Pandan. Ia merupakan salah satu anggota PETA yang saat itu berperang di bawah tanah alias bergrilya, mengikuti komando I Gusti Ngurah Rai.

Tri Yuda Sakti, Riwayatmu Kini

Bagaimana kondisi monument itu saat ini? Dari pintu gerbang coklat yang tampak usang itu cobalah melangkah ke areal monumen, semakin ke dalam, semakin ke dalam, akan terasa  semakin asing rasanya tempat itu. Sepi dan terasa sunyi.

Padahal dulu, tempat itu sering dituju orang, untuk menggelar acara, untuk jalan-jalan, atau sekadar duduk-duduk melepas lelah sembari menikmati asri pepohonan di sekitarnya. Kini keadaannya tidak lagi sama. Sunyi, lembab atau mungkin kering. Entahlah.

Halaman depan  cukup luas, di depan patung tiga pahlawan itu, terhampar batu paving. Pada bagian sejumlah paving tumbuh dan berkembang lumut-lumut hijau. Tampak pula di sebelah kanan pintu masuk, pohon beringin menjulang tinggi dan lebat, menambah kesan betapa sunyi dan mistis tempat itu. Pohon beringin itu seakan seni sendiri.

Secara konsep, tempat ini tentu saja bagus. Lihat saja pada halaman tengah. Di situ terdapat dua balai kambang di tengah kolam. Sayangnya, balai kambang itu tidak lagi utuh. Balai di sebelah kanan, hanya menyisakan betonan tanpa atap. Sedangkan yang terdapat di sebelah kiri, keadaannya sudah rapuh, sepertinya beberapa waktu lagi akan ambruk, dan mungkin bahaya jika kita mencoba naik dan berteduh di sana.

Pohon beringin yang kesepian | Foto: Risma

Di tengah sepinya suasana monument itu, ditemukanlah Komang Edi. Ia adalah petugas keamanan di tempat itu.

“Kami masih tetap melakukan perawatan lingkungan. Tapi untuk bangunan, memang dari awal tidak pernah direnovasi,” kata Komang Edi tentang kondisi monument dan bangunan-bangunan yang ada di dalamnya.

Kata Komang Edi, Tri Yudha Sakti berada di bawah tanggung jawab Dinas Sosial,  jadi jika hendak dilakukan perbaikan, maka pengajuan anggaran perbaikannya akan diteruskan dari Dinas Sosial ke Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Tapi, sepertinya susah mendapatkan anggaran biaya perawatan. Padahal setiap tahun, kata Komang Edi, pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Tri Yudha Sakti sudah mengirim laporan ke Dinas Sosial. Laporan itu berupa hasil kerja tahunan serta laporan tentang bagaimana bagaimana kondisi-kondisi dari bangunan yang sudah rusak ke Dinas Sosial.

Balai kambang yang sudah roboh dan hanya tinggal lantainya saja | Foto: Risma

Kesan sunyi dan lembab di sebuah bangunan | Foto: Risma

Yang membuat miris adalah museum yang ada di monument itu. Museum itu seharusnya bisa dijadikan sebagai tempat belajar mengenai sejarah peperangan yang terjadi di Kapubaten Buleleng, namun tampaknya museum itu sudah kehilangan fungsi.

“Sudah keropos atasnya, setiap hujan selalu bocor jadi gak berani memberikan izin masuk” ujar Komang Edi tentang konsisi museum itu..

Alih-alih dibenahi, gedung museum ini malah dijadikan gudang dan dikunci. Terdapat barang-barang bekas robohan genteng dan kayu. Kondisi atap gedung itu juga sudah rapuh dan dindingnya berlumut. Bayangkan betapa lembab dan bau apek menyerang hidung ketika menghirup udara di areal gedung itu.

Dulu, areal monument itu sungguh asri. Pernah areal itu dilengkapi dengan satwa peliharaan untuk menarik pengunjung bisa datang ke monument itu. Lalu, bagaimana nasib satwa itu?

Komang Edi mengatakan, hewan kijang hanya masih tersisa jantannya saja. Awalnya terdapat sepasang kijang di tempat itu, namun belakangan betinanya sudah tiada, karena disruduk oleh sang jantan.

Jika dipikir-pikir, kandang hewan ini kurang luas untuk ukuran dua ekor kijang dewasa. Mungkin kandang yang kecil itu membatasi ruang gerak mereka, sehingga sepsang kijang itu saling berebut.

Satu-satunya yang tak berubah dari tempat ini, hanyalah jumlah anak tangga. Yaps, rasanya jumlahnya masih tetap sama ketika kaki perlahan-lahan melangkah menaiki tangga menuju tempat paling atas, tepat menuju patung tiga ikon pahlawan yang berdiri tegak dengan gagahnya.

…

Berdiri di bawah tiga patung itu memang tidak pernah mengecewakan. Mata dengan leluasa dapat melihat pemandangan laut yang jauh di utara, sembari menghirup udara segar yang berhembus dari sela-sela pepohonan besar di sekitar monumen. Memang tempat ini sesungguhnya juga menjadi spot favorite untuk menikmati matahari terbenam.

Namun itu dulu, lalu sekarang? Siapa yang berani berada di tempat ini hingga petang apalagi sampai malam hari? Memikirkannya saja sudah membuat bulu kuduk merinding.

Kalah Pamor dengan Taman Bung Karno

Nah, nasib monument Tri Yudha Sakti seakan-akan makin merana dan kesepian setelah dibangunnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Bung Karno (TBK). Monumen Tri Yudha Sakti dan Taman Bung Karno sama-sama berada di wilayah Sukasada, dan jaraknya cukup berdekatan.

Ketika Taman Bung Karno diresmikan sekitar setahun lalu, berbondong-bondonglah orang ke lokasi yang baru itu. Diimbangi dengan promosi besar-besaran, Taman Bung Karno menjadi destinasi favorit yang baru, dan di sisi lain Monumen Tri Yudha Sakti makin dilupakan.

Orang punya alasan baru untuk melenggang ke Taman Bung karno. Entah itu untuk berolahraga, menyaksikan pementasan atau hanya sekadar menghabiskan waktu bersama pasangan. Apalagi, hampir semua kegiatan pertunjukan dan acara-acara hiburan diarahkan ke Taman Bung Karno. Antara lain kegiatan Pekan Apresiasi Seni (PAS) yang digelar setaip minggu. Taman Bung Karno setiap malam terang benderang, dan setiap malam Monumen Tri Yudha Sakti disaputi kegelapan.

Seekor kijang di areal monumen | Foto: Risma

Dulu, areal Monumen Tri Yudha Sakti juga pernah merasakan bulan madu keramaian. Banyak kegiatan Pemkab, dulu, diarahkan ke areal monument itu. Tahun 2018, Siswa dan mahasiswa menggelar berbagai acara di monument itu. Acara-acara perpisahan dan hiburan taman kanak-kanak hampir dilakukan saban minggu di monumen itu.

Tahun 2018, Monumen Tri Yudha Sakti juga dijadikan tempat pagelaran GaSeBu (Gelar Seni Budaya) Kecamatan Sukasada. Warga desa-desa di Kecamatan Sukasada turut serta berpartisipasi untuk memeriahkan pagelaran yang dikemas dalam ajang festival itu. Monumen itu, sebagai tempat festival, disebut-sebut dalam media massa, media sosial dan jadi pembicaraan antarwarga.  

Dan, riuh, hiruk pikuk keramaian itu seperti tak lagi ada. Pertunjukan seni budaya kini telah berpindah ke RTH Taman Bung Karno.

Tetap Dilakukan Perawatan

Kepala Dinas Sosial I Putu Kariaman Putra sepertinya tidak menampik jika Momnumen Tri Yudha Sakti kalah pamor dengan Taman Bung Karno. “Biasa itu, kalau ada hal baru,” katanya saat dimintai konfirmasi tentang kondiri Monumen Tri Yudha Sakti.

Kariman Putra mengakui sampai saat ini belum ada anggaran untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang sudah keropos di areal monumen Tri Yudha Sakti itu. Namun, pihak Dinas Sosial sebagai penanggungjawab UPTD Tri Yudha Sakti tetap melakukan perawatan rutin.

“Tugas kami adalah melakukan perawatan dan mengeluarkan izin untuk penggunaan monumen itu,” katanya.

Bahkan, kata Kariaman Putra, saat bangunan balai kambang di areal monumen itu roboh, pihak Dinas Sosial melakukan pembersihan. Namun untuk pembangunan kembali, kata Kariaman, masih belum ada anggaran. “Anggaran kami saat ini lebih banyak untuk penanganan masalah-masalah sosial,” kata Kariaman Putra. [T]

  • Reporter: Kadek Risma Widiantari dan Made Adnyana
  • Penulis: Kadek Risma Widiantari, Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Sedang menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di tatkala.co.
  • Editor: Made Adnyana Ole
Sepenggal Kisah Sejarah dan Monumen Perang Jagaraga
Tags: Desa SangketKecamatan SukasadaMonumen Tri Yudha Saktipahlawansejarah
Previous Post

Menelisik Unsur Maskulin dalam Rejang Jajar Pari

Next Post

Program Film Pendek | Cerita Dari Enam Kota Indonesia Raja 2023

Kadek Risma Widiantari

Kadek Risma Widiantari

Lahir di Singaraja, tahun 2002. Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi di STAH N mpu Kuturan Singaraja

Next Post
Program Film Pendek | Cerita Dari Enam Kota Indonesia Raja 2023

Program Film Pendek | Cerita Dari Enam Kota Indonesia Raja 2023

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co