KETIKA BONUS itu ia terima, mekarlah senyum gadis muda itu. Masa kecilnya yang indah dan penuh perjuangan muncul dalam ingatan; berjalan menyusur kebun, naik turun jurang, dan memanjat pohon cengkeh tinggi menjulang.
Gerak-langkah masa kecilnya telah mengantarkan ia masuk pada momentum penting pada tahun 2023 ini. Di tangannya ada bonus sebesar Rp 121,8 juta. Bonus itu datang dari Pemkab Buleleng, karena ia telah berjuang begitu keras menaklukkan tebing setinggi-tingginya.
Gadis muda itu dipanggil dengan nama Asih. Nama lengkapnya, Kadek Adi Asih. Ia lahir 22 November 2006, dan tumbuh di sebuah rumah sederhana di Dusun Pumahan, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Masa SD ia lewati di desanya di SDN 1 Gitgit, lalu masuk SMPN 4 Singaraja, dan kini ia tercatat sebagai siswi SMAN 2 Singaraja.
Kadek Adi Asih | Foto: Dok Pribadi
Usinya masih muda. Namun ia tahu bagaimana berjuang untuk memenangkan kehidupan. Ia dibesarkan oleh keras kehidupan di antara alam desa yang asri. Rumahnya memang berada di tepi jalan raya Singaraja-Denpasar, namun sejak kecil ia terbiasa berada di belakang rumah.
Rumahnya diapit dua sungai, di sebelahnya ada sawah dan hamparan kebun cengkeh yang luas. “Saya waktu kecil biasa naik turun sungai, naik turun jurang, lalu memanjat pohon cengkeh,” cerita Asih tentang masa kecilnya.
Ia memang akrab dengan alam, tentu akrab juga dengan ketinggian pohon cengkeh. Ayahnya, Komang Redi Astrawan, adalah buruh pemetik cengkeh, dan Asih kerap membantu sang ayah. Namun siapa nyana, kebiasannya ikut sang ayah menyusur kebun, naik turun jurang dan sungai, serta kebiasaan memanjat pohon cengkeh, telah membentuk kekuatan natural dan keterampilan alami dalam tubuhnya.
Pada usianya yang belum genap 17 tahun, ia menjadi atlet panjat tebing yang berprestasi. Bonus yang diterima dari Pemkab Buleleng itu adalah buah dari prestasi yang diukirnya pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XV tahun 2022. Pada Porprov yang baru pertama kali diikutinya itu, Asih menggondol empat medali emas.
Kadek Adi Asih | Foto: Dok Pribadi
Ia meraih medali emas pertama saat bertanding di Lapangan Alit Saputra, Senin 14 Nopember 2022. Saat itu Adi Asih menggondol medali emas pada kategori Speed Clasicc Perorangan Putri dengan catatan waktu 9,184 detik.
Emas kedua diraihnya ketika ia masuk regu putri bersama Kadek Nita Ariani dan Ni Made Maylia Ardani Putri. Regu itu berhasil meraih medali emas pada cabang olahraga panjat tebing untuk katagori Speed Word Record Rellay.
Emas ketiga ia persembahkan bersama pasangannya dalam katagori ganda campuran. Saat itu ia berpasangan dengan Kadek Enggi Merta Darsana. Saat bertanding, Selasa 22 November 2022, pasangan Enggi dan Adi Asih berhasil menjadi yang tercepat dengan durasi waktu 11 detik pada kategori Speed Classic Mix.
Emas keempat diraih Adi Asih saat hari terakhir lomba, Rabu, 23 November 2022 di Lapangan Alit Saputra Tabanan. Saat itu, ia kembali bersama Kadek Nita Ariani dan Ni Made Maylia Ardani Putri dalam satu regu putri menumbangkan lawannya pada katagori Speed Classic.
Kadek Adi Asih ditetapkan sebagai atlet terbaik Buleleng pada Porprov Bali 2022 | Foto: Dok Pribadi
Dengan empat medali emas, ia berhak atas bonus sebesar Rp 121.833.333. Setelah dipotong pajak, ia mengantongi uang sebesar sekitar Rp 114 juta. Untuk apa bonus sebesar itu? “Saya pakai beli sepeda motor, dan sebagian besar lagi saya berikan kepada orang tua,” kata Asih.
Asih rupanya memang gadis yang berbakti pada orang tua. Di masa kecil ia membantu ayahnya. Di masa remaja, ketika ia sibuk latihan panjat tebing bersama teman-temannya di Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Buleleng untuk persiapan sejumlah pertandingan penting, ia masih sempat membantu ibunya, Luh Putu Sutarjani.
Meski menjadi atlet panjat tebing yang mengandalkan kekuatan fisik, ia tetap seorang perempuan yang punya rasa keindahan dan semangat untuk mengikuti ritual sekaligus melestarikan tradisi . Ia terbiasa membantu ibunya membuat canang untuk sarana upacara setiap hari. Pada hari-hari tertentu, jika tak terbentur jadwal latihan panjat tebing, ia juga suka memasak untuk meringankan pekerjaan ibunya.
Sepeda motor yang dibeli dari uang bonus juga dalam rangka meringankan pekerjaan orang tua. Sejauh ini, ia ke sekolah diantar oleh ayah, dan lebih sering oleh ibunya. “Dengan punya sepeda motor sendiri, saya bisa mengendarai sepeda motor secara mandiri ke sekolah,” kata Asih.
Dengan begitu, ayah dan ibunya bisa bekerja dengan nyaman. Ayahnya bisa langsung ke kebun mengurus pohon cengkeh, ibunya bisa langsung ke tempat kerja di Terminal Banyuasri. Ibunya adalah salah satu staf di Dinas Perhubungan Buleleng dan ditugaskan sebagai petugas administrasi di Terminal Banyuasri.
Kadek Asi Asih menaklukkan papan tebing yang tinggi | Foto: Dok Pribadi
Dengan bonus yang diterimanya, Asih telah menaklukkan “tebing” masa remajanya. Ia bisa meringankan beban keluarga, sekaligus membuka jalan hidup bagi masa depannya. Ia berjanji tetap tekun berlatih sehingga menjadi atlet panjat tebing professional yang disegani. “Saya terus berlatih, karena sejumlah kompetisi penting telah menunggu,” ujar Asih dengan nada suara yang tenang.
Adi Asih boleh dikata adalah penerus perjuangan Kartini. Ia menunjukkan diri sebagai perempuan yang bisa setara dengan laki-laki, terutama dalam hal meraih prestasi di bidang panjat tebing. “Jika Kartini memperjuangkan emansispasi, kesetaraan perempuan dan laki-laki, saya berjuang bahwa perempuan bisa sama dengan laki-laki di bidang olahraga fisik, seperti panjat tebing ini. Saya juga berjuang untuk mengharumkan nama Buleleng,” kata Asih dengan penuh semangat.
Pernah mengalahkan laki-laki dalam kompetisi panjat tebing? “Tidak ada pertandingan antara perempuan dan laki-laki dalam olahraga panjat tebing,” jawab Asih sembari tertawa.
Namun Asih mengaku pernah beberapa kali melakukan latih tanding bersama laki-laki di arena latihan panjat tebing. Dan, dalam latihan ia sempat memang. “Saya pernah menang, tapi mungkin karena beruntung saja,” ujar Asih merendah.
Dulu, Asih pernah bercita-cita menjadi guru. Tapi kini ia memikirkan ulang cita-citanya. “Saya ingin menjadi polisi wanita alias Polwan,” kata Asih mantap. Semoga berhasil, Asih. [T][Adv]
- Catatan: Artikel ini dibuat dan disiarkan atas kerjasama tatkala.co dan Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Kominfosanti) Kabupaten Buleleng