PERGURUAN TINGGI (selanjutnya ditulis PT) di Indonesia menghadapi tantangan secara masif dan aktif dalam mencetak lulusan yang dibutuhkan oleh dunia industri, dunia usaha dan dunia industri kerja (DUDIKA). Tantangan lulusan yang dimaksud adalah minimnya lulusan dengan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan DUDIKA.
PT telah menginisiasi dan menjalankan berbagai program untuk mendorong peningkatan wawasan dan keterampilan mahasiswa untuk siap berkompetisi di dunia kerja. Akan tetapi, beberapa program tersebut belum memberikan pilihan yang kolaboratif dan partipatif dalam implementasinya ke proses pembelajaran.
Pendidikan tinggi memiliki potensi memberikan dampak dalam membangun sumber daya manusia yang unggul. Oleh karena itu, sistem pendidikan perlu disesuaikan guna menghubungkan teori dan praktik di lapangan supaya pembelajaran di perguruan tinggi relevan dengan perubahan sosial budaya serta kebutuhan dunia kerja dan lulusan yang dihasilkan menjadi intelektual yang siap berkarya di dunia kerja.
Program Praktisi Mengajar, yang merupakan salah satu bagian Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, menghadirkan praktisi yang memiliki pengalaman dan kompetensi di berbagai bidang profesi dan industri untuk membantu proses pembelajaran di dalam kelas sehingga dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa dalam hal praktis di dunia kerja.
Dalam Program Praktisi Mengajar ini, praktisi berkolaborasi dengan dosen agar terjadi kolaborasi konstruktif untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman yang juga akan mengembangkan kapasitas kedua belah pihak dan mendorong kolaborasi lanjutan.
Selain itu, Program Praktisi Mengajar juga berperan dalam membantu perguruan tinggi untuk memenuhi Indikator Kinerja Utama (IKU), terutama pemenuhan indikator praktisi mengajar di dalam kampus (IKU 4), dan juga penciptaan kelas yang kolaboratif dan partisipatif (IKU 7) (Buku Panduan Pelaksanaan Program Praktisi Mengajar, 2022).
Kemendikbudristek meluncurkan PM batch 1 pada tahun 2022. Tujuan PM: 1) Menawarkan pengalaman pembelajaran yang lebih dinamis, kompetitif, kolaboratif, dan partisipatif, yang didorong oleh permintaan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi yang diperlukan dalam berbagai bidang keilmuan sesuai kebutuhan dunia kerja; 2) Memberikan kesempatan kepada perguruan tinggi untuk berkolaborasi dengan praktisi dunia kerja dalam menyelenggarakan pembelajaran dengan pendekatan praktis dan aplikatif; 3) Menjadi sarana yang mampu menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi dan dunia kerja.
Program PM batch 1 di tahun 2022 telah berdampak secara signifikan dalam mentransformasi pembelajaran kolaboratif dan partisipatif di PT. Oleh karena itu, Kemendikbudristek kembali meluncurkan PM batch dua dengan melibatkan 7000 lebih praktisi.
Berbeda dengan perkuliahan pada umumnya di perguruan tinggi, PM menyediakan ruang kolaborasi antara dosen dan praktisi yang memiliki pengalaman industri dengan dosen yang dilaksanakan selama satu semester. Program dapat menjadi pelengkap kurikulum yang telah berjalan dan berguna untuk mewujudkan pembelajaran kolaboratif dan partisipatif.
Terdapat beberapa cara untuk mewujudkan pembelajaran kolaboratif dan partisipatif dalam PM. Pertama, mahasiswa berperan sebagai tokoh utama dalam memecahkan kasus. Kedua, mahasiswa melakukan analisis terhadap kasus untuk membangun rekomendasi dan solusi. Dan ketiga, kelas yang berdiskusi secara aktif (Buku Panduan IKU PT, 2021).
Dalam Program PM, kelas dirancang untuk memfasilitasi mahasiswa dalam memecahkan studi kasus yang ada di DUDIKA. Partisipasi dan kolaborasi mahasiswa dapat ditunjukkan dengan implementasi metode pembelajaran pada kelas kolaborasi PM. Sebagai contoh, terdapat beberapa pilihan metode pembelajaran yang mendukung partisipasi dan kolaborasi seperti studi kasus, project team dan presentasi.
Pada akhirnya, program PM menawarkan inovasi model rancangan kelas kolaborasi antara praktisi dan PT dengan mengutamakan pembelajaran partisipatif dan kolaboratif. Pembelajaran partisipatif dan kolaboratif ini telah mampu menjawab tantangan PT dalam memberikan wawasan dan keterampilan dunia kerja bagi mahasiswa.
Selain itu, bentuk kolaborasi intens tersebut telah memberikan ruang bagi industri untuk berperan serta memberikan input dan output bagi mahasiswa. Sehingga, Ke depannya Program PM diharapkan mampu memberi dampak secara luas bukan hanya bagi mahasiswa dan PT, melainkan bagi industri yang terlibat.[T]