DOKUMENTASI MINGGU PAGI
Aku mencatatmu sebagai
Puisi tentang musim-musim
Yang mencintai langit dengan rimanya
Aku mengenangmu sebagai sajak
Dari suara burung-burung atau lengkingan bekisar
Diantara nanar geguritan durma
Aku menulismu sebagai aksara yang tak terbahasakan
Yang tak mampu kunyanyikan diantara isak yang hujan
Biarlah huruf-huruf namamu menyusup dalam waktu yang tua
Menjelma biji-biji tumbuh dalam kalpa
Menyeberangi satu yuga
Senyum terakhirmu adalah senja yang rampung
perjalanan yang telah purna
Diantara tilas-tilas yang rawan
Telah kau temukan senyap yang lain
Puncak segala sajak
Asal segala amsal
Tegaljaya, Juli 2019
TILAS ABADI
Tilas-tilas abadi
Dalam cinta kita
Adalah tilas-tilas yang rawan
Di pulau tua
Kita seberangi kelahiran dan kematian
Kita syukuri nafas yang terhela
Menyimak deru beribu suara
Memahami kesunyian di pelipis malam
Suka duka membadan
Riang sedih sepadan
Pada sisa perjalanan menjelang dermaga
Jejak-jejak kaki suatu saat dihembus angin
Wajah-wajah tak terbaca cermin
Hanya tersisa tulisan dan kenangan
Dari cawan yang menyimpan
Tilas-tilas di keriput kulit kita
Tuka, Juli 2019
SUBUH YANG KERAMAT
Sunyi subuh menyuguhkan detak yang hujan
Mengirim dingin ke belahan dada yang rawan
Berabad-abad ditawan
Duka dan rindu yang saling melawan
Mungkin kita telah bosan bersilang kata
Memacu nadi ke kutub yang naif
Firman-firman beterbangan dari kepala
Bumbu-bumbu dapur mengirim perih
Di dapur yang bisu
Kini subuh yang keramat
Mencipta debar dikulum bibir kita
Yang pernah mati hidup kembali
Reguklah sekali lagi
Sebelum Fajar datang mengadili
Mimpi-mimpi yang terserak di lantai
Atau baju-baju yang tergeletak di ranjang
Teguklah lagi
Anggur-anggur rindu dari cawan purba
Agar tandas dahaga yang mengiba
Tuka, Juli 2019
PERJAMUAN
kusantap hosti
dengan sepenuh hati
kuminum anggur
dengan rindu yang tak pernah gugur
ku tatap sibori
dengan segala nyeri
Tuka, Juli 2019
MAZMUR PAGI
: Bagi Ibu
Kau bertekun dengan asap dapur
Meninggalkan ranjang tanpa pupur
Bersijatuh mimpi-mimpi
Sebelum subuh menepi
Di hadapan dinding yang berlabur putih
Jiwamu tak lagi ringkih
Ramuan menu-menu segala rasa
Dari hati yang perkasa
Di luar nyanyian burung lirih
Mengintipmu dari celah jendela
Yang khusuk bercinta
Dengan segala rerempah
Dan segala sampah
Liku perjalanan
Tuka, Juli 2019
- Catatan: Puisi-puisi ini diambil dari buku kumpulan puisi “Pohon Api di Meja Makan” terbitan Mahima Institute Indonesia (2019)
[][][]