18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Akar Jenggot atau Akar Pohon?

Teddy Chrisprimanata PutrabyTeddy Chrisprimanata Putra
January 17, 2023
inEsai
Akar Jenggot atau Akar Pohon?

Ilustrasi tatkala.co

“Democracy grows into its being, Democracy has no ends” – Robert Mac Iver

Begitulah yang dikatakan oleh Robert Mac Iver, bahwa perjuangan untuk mewujudkan cita-cita demokrasi bahkan demokrasi itu sendiri tidak akan pernah mencapai bentuk final. Pernyataan tersebut tampak relevan dengan persoalan yang dihadapi oleh Indonesia hari ini.

Jelang Pemilu 2024, diskursus tentang sistem pemilu yang akan diterapkan pun hangat diperbincangkan. Berawal dari permohonan uji materi sistem proporsional terbuka ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan kemudian berlanjut dengan pernyataan Ketua KPU RI, “Jadi barangkali bagi calon peserta pemilu bisa bersiap-siap dan mengikuti perkembangan jika gugatan tersebut dikabulkan MK”, dan perdebatan soal sistem pemilu proporsional terbuka dan tertutup pun menyeruak ke permukaan.

Kilas Balik Pemilu di Indonesia

Pertama kali Indonesia melaksanakan Pemilu adalah pada tahun 1951 yang masih bersifat daerah di Yogyakarta, Sangir-Talaud, dan Minahasa. Kemudian pada Februari 1952 dilanjutkan di Makassar. Pemilu ini sangat penting untuk mengukur kesiapan pelaksanaan pemilu nasional yang akan dilaksanakan tahun 1955.

Pemilu tahun 1955 menjadi salah satu peristiwa besar yang baru pertama kali diikuti secara langsung oleh seluruh lapisan penduduk Indonesia pasca kemerdekaan. Tidak hanya sebagai pemilu nasional pertama yang terselenggara di Indonesia, Pemilu 1955 juga menjadi pemilu dengan tingkat partisipasi pemilih yang tinggi—sebanyak 87,65 persen atau dengan kehadiran 39 juta orang ke tempat pemilihan dari total daftar pemilih sebanyak 43.104.464 orang[1].

Pemilu tahun 1955 menjadi satu-satunya pemilu nasional yang terselenggara di masa Orde Lama setelah diterbitkannya Dekrit Presiden tahun 1959 yang menutup kemungkinan dilaksanakannya pemilu kedua yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun 1959-1960. Dekrit Presiden tersebut juga memulai era Demokrasi Terpimpin ala Sukarno.

Kemudian memasuki Orde Baru, pemilu nasional kurang lebih dilaksanakan sebanyak lima kali dengan tingkat partisipasi selalu di atas 90 persen. Hal ini tidak terlepas dari campur tangan penguasa dalam penyelenggaraannya—mobilisasi pegawai negeri sipil untuk memilih Golongan Karya (Golkar), membatasi akses kampanye partai selain Golkar, dan memberi ancaman kepada pihak-pihak yang mencoba untuk tidak memilih Golkar. Lewat cara-cara tersebut kemudian Presiden Soeharto mempertahankan kekuasaannya di eksekutif dan juga menguasai kursi-kursi di legislatif.

Pemilu di era Reformasi pertama kali dilaksanakan pada tahun 1999. Pemilu ini dapat terlaksana karena paket undang-undang politik yang disahkan di masa kepemimpinan Presiden B.J. Habibie. Produk undang-undang tersebut diantaranya, UU tentang Partai Politik, UU tentang Pemilu, dan UU tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR.

Pemilu pertama di era Reformasi ini pun memenangkan PDI-P dengan 35.689.073 suara atau 153 kursi parlemen. Kemudian dilanjutkan dengan pemilu di tahun 2004, 2009, 2014, 2019, dan nanti pada tahun 2024.

Sistem Pemilu di Indonesia Bergerak Maju

Berangkat dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa pemilu di Indonesia telah bergerak maju. Bahkan pada pemilu di tahun 2004 telah melibatkan rakyat untuk memilih secara langsung presiden dan wakil presiden yang akan memimpin negara selama lima tahun mendatang. Kemudian disusul dengan sistem yang memungkinkan rakyat memilih wakil rakyatnya sendiri. Artinya rakyat telah memiliki kedaulatannya untuk memilih pemimpinnya sendiri. Kedaulatan tersebutlah yang disuguhkan oleh sistem pemilu proporsional terbuka yang sedang diterapkan Indonesia hari ini.

Sistem proporsional terbuka merupakan sebuah sistem yang memungkinkan pemilih untuk memilih individu yang dicalonkan oleh partai politik, dalam hal ini adalah calon anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Sistem ini mengharuskan calon legislatif bertemu dan bersosialisasi ke pemilihnya, dan rakyat pun dapat mengenal siapa saja calon legislatif yang akan menyuarakan aspirasinya di gedung parlemen.

Sistem ini juga membuka ruang-ruang diskusi secara langsung antara calon legislatif dan pemilih. Meski demikian, sistem pemilu proporsional juga membuka ruang praktik transaksi suara di dalamnya. Bagi calon legislatif yang nihil gagasan, maka jalan pintas ini menjadi cara terbaik bagi mereka—rakyat yang dalam urusan perut belum tuntas pun akan terhanyut dalam praktik ini. Kemudian, apakah sistem pemilu proporsional tertutup lebih baik tinimbang sistem pemilu proporsional terbuka?

Para politisi yang sering lewat di layar kaca maupun di platform youtube kerap kali menyebut sistem pemilu proporsional tertutup dengan “akar jenggot”. Mengapa demikian? Jawabannya sederhana—karena jamak terjadi dalam sistem ini para calon legislatif lebih mendekatkan diri kepada pemimpin partai untuk memperoleh nomor urut pertama atau kedua. Hal ini penting untuk memperbesar peluang keterpilihan mereka.

Sistem pemilu proporsional tertutup tidak memberikan kedaulatan penuh pada pemilih untuk memilih wakil rakyatnya. Pemilih hanya dipersilakan untuk memilih partai, kemudian untuk memilih siapa yang berhak duduk di kursi parlemen adalah partai politik itu sendiri. Hal ini tentu sama saja dengan rakyat “membeli kucing dalam karung”.

Lantas apakah praktik transaksional tidak ada dalam sistem ini? Tentu jawabannya adalah ada. Transaksi berlangsung antara calon legislatif dengan partainya sendiri. Kalau boleh secara kasar saya menyebutkan lebih baik praktik transaksional melibatkan rakyat, setidak-tidaknya rakyat menerima sedikit dampaknya—tapi bukan berarti saya memaklumi adanya praktik transaksional yang lebih akrab kita sebut dengan istilah “politik uang”.

Menjamin Kedaulatan Rakyat Lewat Sistem Proporsional Terbuka

Hari ini adalah eranya keterbukaan—termasuk di dalamnya keterbukaan dalam memilih wakil rakyat yang akan duduk di kursi parlemen dengan segala kewenangannya. Sudah tidak zamannya dan tidak ada yang perlu ditutupi, apalagi hal tersebut menyangkut kepentingan bersama.

Untuk menyempurnakan sistem yang sudah berjalan, maka sudah tentu itu adalah tugas anak-anak muda seperti saya dan anda. Memberikan edukasi secara massive kepada pemilih terkait dengan pemilu, menjadi mitra kritis pemerintah terhadap segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan kesejahteraan rakyat, dan tentu saja memetakan berbagai persoalan yang bisa saja terjadi jelang Pemilu 2024.

Lalu, apa yang sudah saya dan anda lakukan untuk kemajuan demokrasi di Indonesia? Coba sebutkan! [T]


[1] Faishal Hilmy Maulida, Sejarah Pemilu yang Dihilangkan: Pemilihan Umum dalam Kemelut Politik Indonesia Tahun 1950-an (Yogyakarta: Media Pressindo, 2020), hlm. 15.

Curik Bali, Maskot Pemilu 2024 Itu Dilepas 60 Ekor di Alam Liar Hutan Bali Barat
Pemilu, Politik & Stres
Investasi Politik dan Ingatan Pemilih dalam Kontestasi Pemilu
Tags: DPRpemiluPemilu 2024Politik
Previous Post

Nasi Kuning Bu Ayu di Baktiseraga, Sambal Nikmat untuk Nasi Kuning yang Nikmat

Next Post

Bondres Bicara Arak, 26 Sekaa Ikut Audisi, Ada Rare Kual dan MKP Mersi

Teddy Chrisprimanata Putra

Teddy Chrisprimanata Putra

Lulusan Teknik Mesin Unud, tapi lebih memiliki minat ke dunia literasi juga organisasi. “Sublimasi Rasa” adalah karya pertama untuk melanjutkan karya-karya selanjutnya.

Next Post
Bondres Bicara Arak, 26 Sekaa Ikut Audisi, Ada Rare Kual dan MKP Mersi

Bondres Bicara Arak, 26 Sekaa Ikut Audisi, Ada Rare Kual dan MKP Mersi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more

Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

by Gading Ganesha
May 17, 2025
0
Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

PULAU Bali milik siapa? Apa syarat disebut orang Bali? Semakin saya pikirkan, semakin ragu. Di tengah era yang begitu terbuka,...

Read more

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co