2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Misteri Cinta dan Kematian Dalam Kumpulan Cerpen “Kisah Cinta dan Dongeng Yang Dimakamkan” Karya I Putu Agus Phebi Rosadi

Odilia Made Putri Ratna PratiwibyOdilia Made Putri Ratna Pratiwi
December 25, 2022
inUlas Buku

Sampul bukuKumpulan Cerpen “Kisah Cinta dan Dongeng Yang Dimakamkan” Karya I Putu Agus Phebi Rosadi

CERITA PENDEK atau yang sering disebut dengan cerpen adalah suatu karya sastra berbentuk tulisan yang mengisahkan tentang sebuah cerita fiksi yang dikemas secara pendek dan jelas. Isi pada cerpen biasanya mudah dipahami karena ceritanya relatif pendek dan banyak orang juga yang menyukai cerita singkat.

Seperti pada kumpulan cerpen “Kisah Cinta Dan Dongeng Yang Dimakamkan”, sebuah  buku yang ditulis oleh I Putu Agus Phebi Rosadi, diterbitkan oleh Mahima Institusi Indonesia, Singaraja pada tahun 2019. Penulis ini lahir di Jembrana pada tanggal 19 Mei 1990. Beberapa karyanya pernah dipublikasikan di Kompas, Jawa Pos, Bali Post.

Buku ini berisikan sepuluh cerpen didalamnya, yakni Bolup, Cemani, Kisah Cinta Dan Dongeng Yang Dimakamkan, Orkes Stasiun, Perempuan di Distrik Reykjavik, Pertemuan Dan Senja Kematian, Pertemuan Kota Perang: Gadis. Biola. Darah, Pohon Kakek, Scraf Ungu, Wayang Warisan Jero Dalang.

Buku ini sebagian besar menggunakan tokoh utama laki-laki. Buku ini menghadirkan cerita-cerita yang dekat dengan kehidupan manusia yang berisikan tradisi, kisah cinta dan kematian.  Mungkin bagi seseorang yang akan membaca buku ini dengan melihat judulnya akan berekspektasi tentang kisah percintaan tetapi ekspetasi itu akan dipatahkan dengan tajuk cerpen pertama buku ini yaitu “Bolup”.

Alasan mengapa cerpen “Bolup” mematahkan ekspetasi buku ini karena di dalam cerpen “Bolup” menceritakan tentang adat di sebuah desa Korowai, Papua yang mengerikan. Bagaimana mungkin seorang pembunuh harus dibunuh dan tubuhnya akan dimakan beramai-ramai begitulah dilema seorang kepala suku akan tugas dan wewenang ternyata diluar dugaannya sebagai kepala suku yang baru. Ia harus memakan tubuh Ibunya sendiri karena tuntutan adat dan tradisi di desa tersebut.  

Tidak hanya tentang adat maupun tradisi tetapi gabungan dari kisah cinta juga akan di temukan dalam cerpen “Kisah Cinta Dan Dongeng Yang Dimakamkan” . Cerpen ini memuat cerita yang dikutip dari sejarah Bali Kuno tentang mitos kembar buncing, Masula dan Masuli, namun dengan hari depan yang berbeda.

Dalam cerita mitos Bali, konon mereka adalah bayi kembar buncing anak Raja Bali Kuno. Karena diyakini telah melakukan hubungan intim selama di dalam kandungan, mereka akhirnya dikawinkan dan menjadi raja-ratu yang membawa Bali ke arah kemakmuran. Namun, bayi kembar buncing yang lahir dari golongan biasa akan dikenakan sanksi adat karena dianggap membawa nasib buruk bagi desa dan harus dibumihanguskan.

Dalam cerpen “Cemani” juga terdapat unsur magis di dalamnya yaitu dimana seekor kucing yang dituduh telah membunuh istri Pustakawan Uban. Dari cerpen ini penulis ingin mengingatkan si pembaca untuk jangan pernah menyakiti hewan karena kita tidak pernah tahu apa balasan yang akan kita dapatkan jika kita menyakiti atau menyiksa hewan dan itu sama saja kita menyakiti ciptaan Tuhan.

Dalam kumpulan cerpen “Kisah Cinta dan Dongeng Yang Dimakamkan” yang ditulis oleh I Putu Agus Phebi Rosadi ini tidak hanya memuat tentang kehidupan sosial dan budaya nusantara tetapi penulis juga telah mampu membuat tema sosial dari luar nusantara yang alur ceritanya sangat menegangkan seperti dalam cerpen “Perempaun di Distrik Reykjavik” dan “Pertemuan dan Senja Kematian”.

Cinta dan patah hati memang kerap terjadi dalam kehidupan manusia saat ini. Cinta pasti pernah dirasakan oleh semua orang. Hidup tanpa cinta bagaikan makan nasi tanpa lauk.  

“Diam-diam aku berharap kau benar-benar segera kembali”

Begitulah curahan hati tokoh utama dalam cerpen “Perempaun di Distrik Reykjvik” penulis mencurahkan imajinasinya dengan menceritakan tentang seorang pria yang bertemu dengan wanita berkebangsaan Inggris di suatu daerah di Islandia dan penulis juga memuat tentang kehidupan sosial orang-orang Inggris-Islandia yang terlihat dalam kutipan berikut:

“Apa yang dikatakan orang-orang ternyata benar, ketika bertemu dengan orang Inggris, yang mereka cakapkan pertama adalah soal cuaca”.

Meskipun bertemakan asmara singkat cerpen ini mampu membuat para pembaca penasaran dan bukan kisah cinta dan patah hati yang terkesan cengeng. Bukan saja hanya menggabungkan kisah cinta dan patah hati tetapi didalam Kumpulan cerpen karya I Putu Agus Phebi Rosadi ini menggabungkan tentang kisah kematian seorang perempuan,.

Bagi sebagian orang kematian selalu diungkapkan dengan kata belasungkawa. Barangkali orang melihat dari sudut pandang orang yang ditinggalkan, bersedih karena telah berpisah dengan orang yang sangat kita cintai dan kita sayangi. Tetapi jarang orang melihat kematian dari sudut pandang mereka yang mengalami kematian. Bisa saja orang tersebut bahagia dengan kepergian tersebut, bisa terlihat dari kutipan berikut:

“Mungkin aku lebih bahagia jika memutuskan meninggalkannya lebih cepat. Bunuh diri adalah cara terbaik untuk mengakhiri penderitaan bukan?”

Kutipan tersebut terdapat dalam buku kumpulan cerpen “Kisah Cinta Dan Dongeng Yang Dimakamkan” yang berjudul “Pertemuan Dan Senja Kematian” dimana cerpen ini menceritakan tentang jalinan asmara yang singkat antara Berno dengan Russy pasangan barunya yang dimana Berno berekspektasi tinggi  kepada Russy agar mampu menyembuhkan traumanya terhadap Maria, perempuan Swiss yang dulu pernah membuatnya berjanji untuk tidak jatuh cinta lagi. Tetapi pertemuannya dengan Russy tidak memenuhi harapannya melainkan ia merasa menemukan Maria yang menjelma dalam diri Russy. Dalam cerpen ini penulis menggunkan banyak sekali menyebutkan istilah-istilah atau Bahasa yang puitis dan tentu saja tugas bagi pembaca cerpen ini untuk mencari terlebih dahulu istilah yang tidak dimengerti.

Cerita pendek “Pohon Kakek” salah satu cerpen yang terdapat dalam kumpulan cerpen karya I Putu Agus Phebi Rosadi ini juga banyak mengajarkan apa itu cinta tetapi bukan cinta yang pada umumnya antara perempuan dan laki-laki tetapi melainkan antara kakek dengan cucunya. Penulis sangat pandai dalam menggambarkan alur cerita di dalam cerpen ini, membuat para pembacanya mudah memahami isi ceritanya.

Cerpen ini mungkin saja menjadi salah satu judul cerpen yang sangat menyentuh hati dan pasti akan membuat para pembaca terharu saat membacanya. Dimana satu keluarga yang terdiri dari tokoh Aku, Kakek dan Ibu. Tokoh aku yang sedih akan sakit yang diderita oleh Kakek dan tokoh Ibu yang selalu senantiasa sabar dalam merawat Kakek saat sedang sakit. Berbeda dengan cerpen “Wayang Warisan Jero Dalang” penulis menceritakan tentang tokoh Basur yang durhaka terhadap orang tuanya yang membuat para pembaca yang membaca cerpen ini geram akan kelakuan Basur yang sangat tidak pantas untuk ditiru tetapi dari cerpen ini mampu mengingatkan kepada pembaca untuk selalu hormat kepada orang tua

Kelebihan cerpen “Kisah Cinta Dan Dongeng Yang Dimakamkan” karya I Putu Agus Phebi Rosadi ialah kumpulan cerpen yang sangat menarik, mampu membuat para pembaca buku ini penasaran serta banyak sekali pelajaran yang di dapat setelah membaca buku ini. Selain itu, ada beberapa kelemahan dalam buku ini seperti pada judul cerpen “Pertemuan Kota Perang: Gadis. Biola. Darah” yang menggunakan Bahasa yang sangat puitis menjadikan para pembaca cerpen ini harus berulang-ulang kali membaca untuk memahami isi cerita dalam cerpen tersebut.

Buku kumpulan cerpen karya I Putu Agus Phebi Rosadi “Kisah Cinta Dan Dongeng Yang Dimakamkan” sangat cocok dibaca oleh kalangan remaja karena banyak sekali peringatan dan pembelajaran yang didapat saat sedang mencintai seseorang. Tak hanya itu penulis juga menyantumkan beberapa adat dan tradisi baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri menjadikan orang yang membaca buku ini memiliki pengetahuan baru. [T]

Cerminan Sejarah Bali Pada Novel “Kota Kabut Walli Jing-Kang” Karya Manik Sukadana
Dilema Masa Lalu dan Masa Depan Dalam “Langit Dibelah Dua” Karya Gde Aryantha Soethama
Dunia Penuh Luka Dalam Kumpulan Cerpen “Luka Batu” Karya Komang Adnyana
Tags: Cerpenresensi bukusastraUniversitas PGRI Mahadewa Indonesia
Previous Post

Dunia Penuh Luka Dalam Kumpulan Cerpen “Luka Batu” Karya Komang Adnyana

Next Post

180 Orang Bergembira Tanam 600 Pohon Pinus di Gunung Batur

Odilia Made Putri Ratna Pratiwi

Odilia Made Putri Ratna Pratiwi

mahasiswa Universitas PGRI Mahadewa Indonesia dengan konsentrasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Next Post
180 Orang Bergembira Tanam 600 Pohon Pinus di Gunung Batur

180 Orang Bergembira Tanam 600 Pohon Pinus di Gunung Batur

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co