31 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Melompati Ruang Batas, Pembelajaran Bersahabat dengan Alam

I Putu SudibawabyI Putu Sudibawa
December 24, 2022
inOpini
Melompati Ruang Batas, Pembelajaran Bersahabat dengan Alam

Ilustrasi tatkala.co | Wiradinata

Artikel ini adalah pemenang II Lomba Penulisan Artikel Tingkat Nasional dalam rangka memperingati Hari Guru dengan tema Guru Transformatif di Era Merdeka Belajar.Lomba ini diselenggarakan oleh UKM Jurnalistik, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Denpasar

[][][]

“Alam merupakan guru terbaik, karena setiap adegan petualangan pasti akan mengajarkan ilmu yang sangat berharga untuk kita. Layaknya seorang anak, alam adalah hal yang perlu selalu kita jaga keindahannya, agar anak dan cucu kita kelak tetap dapat menikmati, keindahan yang telah dikreasi oleh Tuhan Sang Pencipta Semesta Alam”

MERDEKA BELAJAR tidak membatasi ruang tatap muka guru dan murid. Namun, di balik tidak terbatasinya ruang bertemu guru dan murid, hadir berbagai kebaikan yang dahsyat tentang perilaku sehat-higienis. Kehadiran program Merdeka Belajar yang yang digagas menjadi obor untuk bergerak bersama mengatasi permasalahan pendidikan di masa pandemi ini. Merdeka Belajar menginspirasi hadirnya kurikulum nirbatas terhadap waktu, jarak, usia, ruang, regulasi, variasi, dan stratifikasi.

Merdeka Belajar dapat digunakan bersama selama untuk kepentingan dunia pendidikan dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Guru dituntut untuk dapat menjadi teladan, serta bisa memotivasi sehingga menguatkan kemampuan untuk memberdayakan peserta didik. Tumbuh kembang secara holistik sejalan secara cipta, rasa, dan karsa. Tajam pikirannya, halus rasanya, kuat dan sehat jasmaninya. Diharapkan guru menghadirkan tiga kata kunci yang perlu diterapkan bagi seorang guru, yaitu teladan, motivasi, dan berdaya atau merdeka. Hal ini perlu terjadi di sekolah saya untuk menuju sekolah yang efektif dan efisien. Guru-guru belum termotivasi untuk mengkaitkan fenomena alam dan kearifan lokal dalam proses pembelajaran.

Semangat Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga memperkuat tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Semangat ini yang kemudian memunculkan sebuah pedoman, sebuah penunjuk arah yang konsisten, dalam pendidikan di Indonesia.

Urgensi Pembelajaran Bersahabat dengan Alam

Ulasan menarik dimunculkan James P. Comer dan Norris Haynes  (1994), dalam artikel rencana aliansi pembelajaran, membangun pendidikan yang lebih baik, dipaparkan sekolah komprehensif dengan tujuan khusus dalam iklim sosial dan bidang akademik, memungkinkan warga sekolah untuk memodifikasi program untuk memenuhi kebutuhan dan peluang yang teridentifikasi.

Paparan ini menginspirasi saya untuk bisa menjembati kesenjangan yang dihadapi guru dan murid mengambil langkah-langkah strategis yang dapat menjadi inspirasi untuk memanfaatkan fenomena alam dan kearifan lokal yang ada disekitar lingkungan sekolah dijadikan media pembelajaran. Tentu langkah ini juga pernah dilakukan oleh Alit Mariana (2000), bahwa sumber belajar diharapkan tersedia dalam jumlah yanag banyak dan sering dijumpai oleh murid dalam kehidupan sehari-hari.

Ulasan ini juga didukung oleh pemikiran Deni Hadiana (2020), pendiri Indonesia Bermutu, Merdeka Belajar episode guru penggerak, kurikulum nirbatas menjadi penting. Kurikulum nirbatas itu hakikatnya melekat pada setiap hamba Tuhan yang telah ditakdirkan memiliki berbagai modal untuk menjaga diri, sesama, dan benda serta alam sekitar agar senantiasa berada dalam harmoni, sinergi, dan kedamaian dengan menjadikan ruang kehidupan bak ruang kelas dengan langit sebagai atap, bumi sebagai lantai, gunung, lembah, dan lautan sebagai dinding.

Kurikulum nirbatas adalah kurikulum kehidupan. Disinilah keberanian kita untuk keluar dari fatamorgana standardisasi kurikulum ke kustomisasi kurikulum; satu murid satu kurikulum. Sekolah, guru, murid, orang tua bersama-sama memformulasi dan mensinkronisasi variasi minat dan bakat murid dengan tuntutan zaman dan berbagai sumber daya yang dimiliki. Guru dan murid berkolaborasi dalam pembelajaran dan penilaian dari mulai menginisiasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi baik perjalanan (proses) pembelajaran maupun destinasi- destinasi atau hasil pembelajaran.

Sisi lain, Homa Tavangar (2014), pemanfaatan lingkungan sosial di sekitar satuan pendidikan dapat mengembangkan karakter positif. Pengembanagan karakter positif ini membutuhkan usaha dan fokus, dan membentuk dasar dari seluruh pengalaman sekolah. Sekolah dengan misi dan komitmen yang jelas untuk mendidik seluruh anak cenderung menekankan perolehan karakter atau kebajikan yang positif. Sesi tentang berbagai aspek empati, kreativitas, ketabahan dan inklusi yang ada di sekitar peserta didik dapat mencerminkan inisiatif di sekolah.

Pemaparan  di  atas  tentu  akan  mengikis  generalisasi  yang  melabeli  sekolah-sekolah dengan pelbagi sebutan sebagai sekolah elitis, terikat tradisi, dan homogen mungkin akan tereduksi secara perlahan. Sekolah yang memiliki kelonggaran untuk tampil di depan tentang keadilan, merekrut murid yang layak dari berbagai latar belakang dan lokasi, dari pada diatur yang  tidak  sesuai  dengan  potensi  dan  karakteristik  murid.  Apa  pun  komitmen  terhadap pendidikan publik, jika tujuan pendidikan adalah belajar dari sekolah terbaik, pilihan sekolah independen yang inovatif perlu dikembangkan secara masif.

Geografis negara kita yang beragam, dengan berbagai macam budaya dan karakteristik, kita tidak bisa menyeragamkan yang harus dilakukan selama pandemi. Dalam konteks ini, pembelajaran ibarat petualangan dan penilaian bak aplikasi peta. Sebelum melakukan petualangan, guru dan murid bersama-sama merefleksi berbagai kekuatan dan kelemahan, keinginan dan kebutuhan, tantangan dan peluang, rute yang akan dilewati, moda-metode yang digunakan, dan destinasi-destinasi yang akan disinggahi dan dicapai, serta tempat dan waktu memulai perjalanan.

Dari paparan di atas, saya terinspirasi memotivasi guru-guru untuk sebisa mungkin mulai memikirkan memanfaatkan fenomena alam dan kearifan lokal yang ada di lingkungan murid dan satuan pendidikan untuk diadopsi sebagai media atau bahan pembelajaran. Dalam pembelajaran kimia, saya memotivasi agar memanfaatkan limbah pembuatan kain endek atau kain songket (kain tradisional Bali) untuk dijadikan media atau bahan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang ada dalam pembelajaran.

Hal ini dilakukan selain mendekatkan murid dengan fenomena alam yang ada, diharapkan murid dapat lebih bijaksana dalam memanfaatkan dan memperlakukan alam. Dalam praktik baik ini, pembelajaran kimia menjadi lebih menarik dan pembelajaran lebih konstektual. Diharapkan selama proses pembelajaran, tidak hanya konsep pembelajaran kimia saja yang dilalui oleh murid, melainkan selama proses pembelajaran beberapa konsep antar mata pelajaran yang sejalan dengan pengalaman murid selama pembelajaran dapat dilalui secara bersama-sama. Kedepan, diformulasikan kolaborasi pembelajaran proyek yang berbasis antar mata pelajaran.

Hal lain yang sudah saya lakukan adalah memotivasi guru-guru yang bergerak dalam pembelajaran sosial untuk memanfaatkan kearifan lokal yang ada dalam proses pembelajaran. Aksi nyata yang sudah dilakukan, mengajak murid mempraktikkan proses keterampilan menulis aksara Bali di atas daun lontar. Keterampilan ini, selain menambah kecintaan murid terhadap

kebudayaan Bali yang semakin menipis, juga dapat memperkenalkan bahwa dalam keterampilan menulis lontar sangat kaya dengan pesan-pesan moral kehidupan yang diambil dari cerita-cerita Mahabrata dan Ramayana. Pesan-pesan moral ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh murid dalam menjalani kehidupan secara nya yang lebih bijaksana.

Disinilah pembelajaran dan penilaian dengan pemanfaatan bahan alam menjadi penting dikembangkan dan diaplikasikan kepada murid. Kurikulum yang didesain, hendaknya mengacu pada “kurikulum alam“ yang dianut secara turun temurun bukan tidak mungkin untuk dikembangkan untuk keperluan lokal. Kurikulum lokal yang ingin dikembangkan dijadikan satu paket untuk untuk siap hidup sesuai dengan kondisi daerahnya, yang tentunya didapatkan dari sejarah kehidupan yang panjang dalam kehidupan, dan dikukuhkan dalam kurikulum yang tidak tertulis, atau dalam sistem pendidikan yang berbijak pada bumi sendiri.

Dalam desain kurikulum pendidikan, adopsi pengalaman empiris mereka dengan memperhatikan potensi wilayah dan kajian secara akademis perlu dipadukan. Mengajak murid untuk memanfaatkan bahan alam  yan  ada dilingkungan sekitar sebagai  media pembelajaran kimia. Sebagai seorang guru kimia, saya ingin murid-murid terus mendapatkan pelayanan untuk belajar  secara  baik.  Niat  saya,  murid-murid  tetap  dalam  kondisi  belajar.  Tetap  menjaga psikologis  mereka  untuk  selalu  termotivasi  dalam  belajar.  Sedangkan  pandemi  Covid-19 membuat kondisi belajar tidak dapat berjalan dengan baik. Belajar dan mengajar dari rumah merupakan kegiatan yang harus dilakukan.

Mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang akrab dengan percobaan. Tentu sangat kesulitan melakukan proses pembelajaran kimia secara optimal dalam kondisi ini. Ada pilihan untuk  belajar  dan  mengajar  dari  rumah  menggunakan  pembelajaran  virtual,  tetapi  kondisi jaringan internet di sekitar lingkungan anak-anak tidak mendukung. Saya memanfaatkan radio yang jaringannya sudah bisa masuk ke pelosok dan menyentuh semua murid sebagai media pembelajaran kimia.

Materi  yang  diangkat  adalah  memanfaatkan  bahan-bahan  alam  dalam  pembelajaran kimia. Saya mengajak murid-murid untuk memanfaatkan bahan alam yang ada dilingkungan sekitar  sebagai  media  pembelajaran  kimia.  Misalnya  mengajak  murid-murid  menggunakan kunyit untuk menguji bahan-bahan yang bersifat asam dan basa yang ada di dapur. Dengan mengetahui perubahan warna yang terjadi pada kunyit dalam asam dan basa, murid diajak untuk menguji bahan-bahan yang ada disekitarnya untuk mengetahui asam atau basa. Murid juga bisa

memanfaatkan kulit manggis sebagai indikator asam basa yang lain.  Dalam pembelajaran tata nama senyawa alkana, saya mengajak murid-murid untuk memanfaatkan ranting kayu. Hal ini dilakukan  karena pengalaman  murid-murid  sering miskonsepsi  dalam  memberikan  tatanama ketika struktur alkana dibalik.

Semua   ini   dilakukan   agar   murid-murid   terbentuk   karakternya   dalam   mencintai lingkungan dan rasa syukur kehadapan Tuhan. Bukankah pembelajaran di Merdeka Belajar lebih diutamakan pembentukkan karakter daripada ketuntasan materi?. Memang tidak semua materi kimia dapat  memanfaatkan bahan  alam,  tapi  minimal  pemanfaatan  ini  dapat  mengakrabkan murid dengan alam dan keluarga. Pemanfaatan bahan-bahan alam dalam proses pembelajaran kimia dari rumah menumbuhkan efek iringan,  bahwa belajar kimia tidak selalu berhadapan dengan baha-bahan kimia yang berbahaya, tetapi bisa juga dilakukan dengan bahan-bahan yang ada disekitar dan ramah lingkungan.

Semua   ini   dilakukan   agar   murid-murid   terbentuk   karakternya   dalam   mencintai lingkungan  dan  rasa  syukur  kehadapan  Tuhan.  Belajar  dengan  mengikuti  orang  tuanya berladang, menembus hutan, belajar dengan orang tua mereka. Mereka belajar kesuburan tanah, memilih bibit tanaman, tanda-tanda alam, pergantian musim, berpindah ladang demi pemulihan kesuburan dan daur alam. Atau anak-anak nelayan seperahu dengan bapaknya belajar tentang arah angin, ombak, kehidupan laut atau burungburung camar.

Hal menarik yang saya dapatkan dari implementasi ini semua, rasa ingin tahu dan mencoba hal-hal lain yang berhubungan dengan proses pembelajaran menjadi semakin besar. Tidak jarang murid menunjukkan dan menemukan hal-hal baru yang mereka dapatkan selama proses  pembelajaran.  Misalnya  murid  menemukan  bahan  alam  baru  yang  dapat  digunakan sebagai indikator asam basa yang selama ini belum terpikirkan manfaatnya. Usaha ini perlu dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan kolaborasi antar mata pelajaran dengan lebih awal melakukan pemetaan kompetensi yang sejenis yang nanti dikembangkan secara bersama-sama untuk dijadikan model pembelajaran proyek. Model ini akan sangat menguntungkan bagi murid dan guru, karena dapat berkolaborasi untuk mencapai tujuan pembelajaran denga melakukan satu tugas atau proyek sekaligus.

Akhirnya, tibalah guru dan murid pada destinasi-destinasi yang mereka tuju dan mengetahui sudah sampai setelah menyinkronkan informasi yang ada di aplikasi peta dengan ciri-ciri atau indikator destinasi yang mereka singgahi dan capai. Disinilah guru harus betul-betul

memastikan murid mencapai destinasi sesuai minat dan bakat para murid. Oleh karena itu, guru harus piawai memformulasi indikator perencanaan, perjalanan, dan pencapaian destinasi, memfasilitasi semua murid, memandu perjalanan, dan memastikan semua murid tidak tersesat dan sampai di destinasi yang akurat dengan efektif.

Keterbatasan dan kekurangan yang ditemukan di lapangan, diharapkan menjadi pemantik untuk berkreasi, memberikan peluang dan motivasi agar peserta didik tetap dalam kondisi belajar. Akhirnya, saya sepakat, praktik ini akan menghadirkan generasi emas di masa yang akan datang dan menghadirkan putra-putri Indonesia yang memiliki jiwa dan semangat Pancasila.

Besar harapan praktik ini bisa jadi penutup lubang pada jembatan keilmuan yang kembali menghubungkan guru dengan murid, menghubungkan sekolah dengan orang tua. Mengoptimalkan kemampuan orang tua, guru, tokoh masyarakat, pengamat, atau tokoh pendidian dan lainnya. Mengingat banyak pihak di ekosistem pendidikan yang merasa kesulitan menjalankan proses pembelajaran di masa pandemi, kolaborasi seluruh ekosistem pendidikan menjadi kunci keberhasilan kebijakan ini. Semoga derap langkah ini tetap berjalan dan terus menginspirasi dengan sinergi program yang membumi. [T]

Guru Pengerak, “Transformasi dari Guru Mengajar Menjadi Guru Belajar”
Kehidupan dan Kematian Guru
Renungkanlah; Tiada Lagi Rangking Siswa, Eh, Kini Muncul Euforia Guru Favorit
Tags: guruHari GuruPendidikan
Previous Post

Guru Pengerak, “Transformasi dari Guru Mengajar Menjadi Guru Belajar”

Next Post

Sang Meraga Melik | Cerpen Made Eva Trisna Dewi

I Putu Sudibawa

I Putu Sudibawa

Kepala SMAN 1 Semarapura. Peserta Teacher Training on Inclusive Education, Jepang

Next Post
Sang Meraga Melik | Cerpen Made Eva Trisna Dewi

Sang Meraga Melik | Cerpen Made Eva Trisna Dewi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co