30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Monolog “Aku, Istri Munir”: Dari Ingatan Keluarga ke Ingatan Kolektif Bangsa

Raihan RobbybyRaihan Robby
December 21, 2022
inUlas Pentas
Monolog “Aku, Istri Munir”: Dari Ingatan Keluarga ke Ingatan Kolektif Bangsa

Pertunjukan “Aku, Istri Munir” di YouTube Titimangsa

SEBAGAI manusia Indonesia, ingatan kita akan sejarah bangsa ini telah dipecah-belah, dikotak-kotakkan, dan dijauhkan dari pelaku sejarah yang dalam hal ini adalah masyarakat kita sendiri. Dengan dalih objektivitas, sejarah yang dikonstruksi bangsa ini ditulis oleh para pemenang (baca: negara).

Yang terjadi, ingatan-ingatan masyarakat kita bersifat terlalu akademistik. Seakan produksi sejarah yang memiliki muatan subjektif, tak mendapatkan tempat dalam konstruksi yang dibangun oleh para pemenang itu. Adapun jika mendapatkan tempat, maka mereka menyebutnya sebagai sejarah alternatif. Sejarah yang tak ditulis di menara gading ingatan bangsa Indonesia.

Contohnya adalah kita mengenal Munir sebagai aktivis hak asasi manusia dengan keberaniannya menangani berbagai macam kasus pelanggaran dan kekerasan HAM berat di Indonesia, kasus-kasus seperti: pembantaian Talang Sari 1989, penghilangan paksa dan penculikan aktivis 1998, penembakan Tragedi Semanggi 1998, referendrum Timor Timur, dan masih banyak lagi kasus-kasus HAM yang dikawal oleh Munir.

Tentu, kita tidak akan menemukan nama Munir Said Thalib, beserta sederet kasus-kasus HAM berat dalam sejarah bangsa ini di bangku sekolah. Banyak terjadi pemburaman sejarah yang gencar dilakukan sejak dini, dan menekan generasi agar tercerabut dari tradisi sejarah yang diproduksi oleh masyarakat.

Munir dari kacamata Suciwati

Dengan menghadirkan ingatan yang paling intim tentang Munir, dan sebagai usaha untuk memberikan sejarah yang berupa fakta sosial, Titimangsa menggelar pertunjukan monolog yang bertajuk “Aku, Istri Munir”.

Pertunjukan ini memberikan penawaran sejarah tentang Munir Said Thalib, melalui kacamata Suciwati yang diperankan oleh Happy Salma, sebuah usaha untuk menciptakan sosok Munir yang dekat dan humanis. Yang rapuh sekaligus kuat; sebagai aktivis HAM dan seorang suami juga bapak.

Sumber foto: Instagram @infotitimangsa

Monolog yang berdurasi sekitar tiga puluh menit itu, pertama kali dipentaskan secara daring pada tanggal 10 Oktober 2020. Naskah pertunjukan ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma yang dalam prolog Marhsa Timoty, semula naskah itu dikhususkan dalam acara peringatan 11 tahun Munir (tahun 2015).

Kini, sudah 18 tahun sejak kematian Munir dan hingga saat masih belum menunjukan titik terang atas keadilan kasus ini. Dalam momentum hari HAM sedunia yang diperingati setiap tanggal 10 Desember, Titimangsa kembali menampilkan pertunjukan monolog itu melalui akun YouTube mereka.

Di awal pertunjukan, dalam keadaan lampu yang remang, penonton dapat melihat dengan samar bagaimana Suciwati tengah duduk merenungi sesuatu, mungkin penyesalan, mungkin pula perasaan berat melepaskan. Ketermenungan itu didukung dengan latar bunyi yang liris dari biola dan piano. Sebelum pada akhirnya Suciwati memecah ketermenungan itu, dengan monolog pertanyaan tentang burung malam yang masih terdengar suaranya.

Penonton kini dapat melihat Suciwati dengan lebih jelas, ia mengenakan jaket dan baju abu-abu dengan rambut pendeknya. Di belakang ia, terdapat sebuah rak dengan foto Munir, foto Alif dan Diva, anak-anak mereka. Serta beberapa buku yang tersusun rapih. Suciwati mengalusikan peristiwa para pembunuh Munir selaku burung malam yang memangsa ia dan keluarganya sebagai korban buruan.

Setelah selesai bergumam, keresahan Suciwati tampak menghilang. Ia bernostalgia dengan bahagia, di saat dahulu mereka bertemu di Lembaga Bantuan Hukum, di kota Malang. Suciwati dan Munir sama-sama menjadi aktivis HAM yang tengah mengadvokasi masyarakat.

Mereka berdua seakan tak dapat menolak takdir untuk menikah. Meski ketakutan tetap berdasar pada hati mereka, apa yang dapat terjadi ketika dua aktivis HAM tinggal dalam satu rumah tangga yang sama?

Namun, cintalah yang menguatkan mereka berdua, bertambah tegar dengan hadirnya Alif dan Diva, anak-anak mereka. Sepanjang pertunjukan ini, Suciwati menarik-ulur ingatan personalnya akan peristiwa sebelum dan sesudah terbunuhnya Munir, bagaimana ia begitu gigih memperjuangkan dan membela hak-hak asasi manusia, betapa tubuhnya menjadi ringkih dan letih sehabis bekerja, tetapi tetap pulang ke rumah sebagai seorang suami dan bapak yang hangat bagi keluarga.

Di dalam hati Suciwati, ia telah memberikan ruang untuk Munir; ruang untuk terus mengingat kenangan-kenangan indah saat mereka bersama, dan ruang di mana Suciwati dapat mengomeli Munir selayaknya seorang istri kepada suaminya.

Sososk Munir tak hanya menjadi sebatas inspirasi, simbol dan lambang perjuangan hak asasi manusia di Indonesia, yang terwujud melalui lagu, mural, buku hingga pertunjukan teater. Munir telah tumbuh menjadi ingatan kolektif bangsa Indonesia, ia menjadi pemersatu lingkaran yang berlipat ganda untuk terus melawan ketidakadilan hak asasi manusia di negeri ini.

Di titik inilah teater, di samping sebagai seni pertunjukan, ia menjadi medium pembentuk ingatan kolektif bangsa itu. Yang terus menggugat arus deras sejarah utama, dengan hal yang tak dimiliki oleh negara: ingatan dari sebuah keluarga yang berjalin menjadi ingatan kolektif bangsa. [T]

13 Desember, Yogyakarta, 2022

Teater Sebagai Produksi Memori | Dari Pertunjukan “Semalam Masa Silam Mengunjungiku” Teater Satu Lampung
Sejarah Indonesia Modern Sekali Klik — Catatan Mengalami Peristiwa Hal-19: Wajah Pecah Sejarah Indonesia Modern oleh Kalanari Theatre Movement
Tags: Happy SalmaMonologMunirSeno GuSeno Gumira AjidarmaTeaterTitimangsa
Previous Post

Ada Bonsai dari Vietnam pada Kontes dan Pameran Bonsai Nasional di Denpasar

Next Post

Dilema Masa Lalu dan Masa Depan Dalam “Langit Dibelah Dua” Karya Gde Aryantha Soethama

Raihan Robby

Raihan Robby

Lahir dan besar di Jakarta, kini ia sedang menyelesaikan studinya di Sastra Indonesia UNY, ia menjadi alumni kelas penulisan Naskah Lakon Komunitas Salihara 2022, dan tengah mengikuti Lokakarya Penulisan Naskah Teater Remaja DKJ 2022. Dapat ditemui di IG @raihanrby.

Next Post
Dilema Masa Lalu dan Masa Depan Dalam “Langit Dibelah Dua” Karya Gde Aryantha Soethama

Dilema Masa Lalu dan Masa Depan Dalam “Langit Dibelah Dua” Karya Gde Aryantha Soethama

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co