Ada makhluk-makhluk unik dan aneh selalu hadir mengganggu benak Made Kaek. Kadang sendiri, kadang bergerombol. Ada bermata satu, dua, tiga, atau bermata banyak. Jumlah kaki dan tangan makhluk itu beragam, berbeda-beda, dengan bentuk yang juga beda-beda.
Sebagai perupa, Made Kaek menangkap makhluk-makhluk itu, menjadikan karya rupa dengan citra keunikan tersendiri. Ia merawat insan-insan imajiner itu di kepalanya, dijadikan sumber inspirasi bagi karaya-karya rupa yang diciptakan dengan daya konsistensi yang terukur dan terhitung dengan baik.
Maka, belakangan ini karya-karya lukisnya banyak diwarnai oleh insan imajiner itu. Dan, ia senang. Senang sekali. Seperti seorang sastrawan yang menulis novel, ia seperti menemukan tokoh-tokoh unik yang ia beri peran dan karakter sehingga secara keseluruhan karya-karyanya seakan bercerita tentang dunia lain.
Poster pameran tunggal Made Kaek di Chiang Mai, Thailand
Karya-karya rupa dengan beragam insan imajiner itulah yang dipamerkan Made Kaek ketika menggelar pameran tunggal bertajuk Creatures Emerge di The Meeting Room Art Gallery, Chiang Mai, Thailand, 11-30 November 2022.
Sejak November 2022, Made Kaek berada di Chiang Mai. Ia menyajikan 15 karya di atas kanvas dan rice paper dari seri makhluk-makhluk imajiner yang beberapa tahun ini ia garap dengan berbagai ragam medium.
“Saya diundang pihak galeri untuk pameran, selain itu selama hampir sebulan saya juga melakukan proses kreatif dan beranjangsana ke berbagai komunitas di Chiang Mai yang sangat aktif memproduksi kegiatan seni,” kata Made Kaek dalam rilis yang dikirim ke tatkala.co, Minggu 13 Noveber 2022.
Tentang makhluk imajiner itu, Made Kaek menceritakan bahwa citraan yang begitu aneh itu selalu muncul di benaknya. Mereka seolah memburu. Sebagai musuh atau kawan. Ia berkelebat.
“Mereka datang secepat kilat, kemudian pergi begitu saja, seolah menghilang ditelan kabut senja,” kata Made Kaek.
Made Kaek
Made Kaek berupaya menangkap makhluk-makhluk itu dalam perangkap yang lengkap. Tinta, warna, kertas, kanvas, dan segalanya. Pelan-pelan ia pindahkan gambaran sosok yang misterius, figur yang samar bayang, paras yang jauh dari elok, maupun wajah yang kadang-kadang semringah itu di atas berlembar-lembar kertas dan kanvas.
Barangkali, pada titik inilah, alam bawah sadar Made Kaek merekam citraan makhluk-makhluk yang menyita perhatian dan ingin mendapatkan keistimewaan.
Dan, pada akhirnya, seperti simbiosis mutualisme, Made Kaek dan insan imajiner itu saling membutuhkan. Tentu saja. Karena jika ia biarkan makhluk-makhluk itu merajalela begitu saja di kepalanya, jiwa Made Kaek terganggu, bahkan terguncang.
“Sebaliknya, jika saya merespons dengan cepat dengan aneka warna di atas kertas atau kanvas, jiwa ini terasa melayang, ekstase,” ujar Made Kaek.
Made Kaek menyebut pada akhirnya ia menerima apa adanya peristiwa alam bawah sadar itu. Entah apakah ini pengaruh dari mitos, legenda, fabel, atau wiracerita pewayangan yang akrab dalam kehidupan orang Bali sejak kecil?
“Yang jelas, saya telah terbebaskan dari belenggu setelah menangkap makhluk-makhluk itu dalam jeratanku, menjadi karya-karya seperti yang tersaji dalam pameran ini,” katanya.
Apakah selama berproses di Chiang Mai akan lahir makhluk-makhluk lain atau kekaryaan yang berbeda?
Pengunjung melihat dengan seksama karya Made Kaek dalam pameran di Chiang Mai, Thailand
Banyak penikmat seni rupa akan menunggunya. Yang jelas, saat ini Made Kaek masih terus berkarya hingga kepulangan ke Bali pada akhir November 2022.
Menurut Made Kaek, Chiang Mai mirip Ubud, Bali, dengan banyak galeri dan komunitas seni yang menjadi salah satu tepat singgah seniman dari berbagai negara. Kesempatan yang baik ini dimanfaatkan pula untuk membangun jaringan yang kelak dihubungkan dengan komunitas yang selama ini ia bangun di Bali.
Direktur The Meeting Room Art Gallery Kavin Trikittiwong mengatakan bangga dapat memamerkan karya Made Kaek, seperti halnya kehangatan menyambut karya seniman dari berbagai negara yang pernah dipamerkan di galeri ini.
“Kami percaya bahwa keahlian artistik perupa Made Kaek akan memperkaya dan berharga bagi misi galeri kami untuk membuat karya seni yang unik,” kata Kavin Trikittiwong.
Kata dia hal tersebut memungkinkan galeri untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya di antara komunitas seniman lokal.
“Kami menganggap kunjungan dan pameran karya seniman dari Bali ini sebagai langkah positif menuju pertukaran ide secara teratur antara Thailand dan Indonesia,” ujarnya. [T][Ole/*]
Salah satu karya Made Kaek
[][][]