BIARLAH KITA ABADI BEGINI
Nama abadi pada sebuah hati adalah yang mengubah pemberang menjadi penyair dan mengubah segala petir dan badai menjadi nyanyian di antara bunga-bunga
Wajah abadi pada sebuah hati adalah yang mengubah api menjadi air mengalir dan pelepas dahaga bagi singa lapar yang luka
Rindu abadi pada sebuah hati adalah yang ditakdirkan terpisah oleh jarak dan waktu tiada batas, meski masing-masing memendam kata-kata yang tak mungkin terkatakan sepanjang langit masih biru.
Pantai Langit Jingga, 26 September 2022
KESUNYIAN
Menangis hanya mengganggu kesunyian saja, karena tak lagi mendengar bisikan mesra dan pelukan masa lalu
Kesunyian itu mahal di era hiruk pikuk ini karena semua tiada lelah memerjuangkan kelangsungan desah nafas dan menjaga irama detak jantungnya agar tak lenyap ditelan keputusasaan
(Ingin merenung dalam sunyi namun apa daya terganggu hiruk pikuk siapa saja yang ingin memenangkan pertempuran)
Kesunyian itu mengundang sejarah buat mengenang betapa gigih perjuangannya menyatukan jiwamu dan jiwanya menjadi satu jiwa
(Namun sayang jiwamu tak menyatu dengan jiwaku)
Kesunyian adalah kesunyian namun mampu menghitung sejauh mana kesetiaan itu hidup di hati.
Pantai Langit Jingga, 29 September 2022
LANGIT DAN LAUT
Saling memimpikan dan tak saling bertemu adalah langit dan laut, ketika gagal mengikat janji buat menyatukan deru langit dengan debur ombak
Tidak menyatu akan membiarkan langit dengan derunya dan laut dengan debur ombaknya
Bila pun saling tatap akan terbaca di mata masing-masing sejauh mana mimpi dan rindu yang membelenggu seumur langit dan laut, yang sesungguhnya berkata-kata hanya dalam hati yang telah remuk redam.
Pantai Langit Jingga, 4 Oktober 2022
JADI ABU ATAU DEBU
Bila jadi abu atau debu taburlah di laut sunyi tanpa ucapan selamat tinggal karena laut adalah rumah pemersatu semua masa depan abu atau debu
Hidup sudah selesai entah pernah ceritanya dijadikan sandiwara atau sandiwara dijadikan nyata
Tak ada yang tertinggal kecuali luka-luka siapa saja yang pernah tersakiti dan belum tentu pulih meski abu atau debu sudah menyatu dengan samudera biru.
(Katakan kamu memaafkanku agar samudera biru mengantarku ke mana saja dengan gembira).
Pantai Langit Jingga, 8 Oktober 2022
HATI YANG HILANG
Bila sayap masih kuat berkepak dan leher masih sanggup menyangga kepala, akan kujelajah angkasa mencari tahu di mana hati tertinggal dan tak pernah sampai pada tujuannya
Sesungguhnya sudah kubelah dada buat menunjukkan hati yang masih segar untuk kuhadiahkan buat menemani hatinya
Apadaya hati ini masih hilang ditelan zaman dan sampai kedua sayapku patah tak akan ditemukan
Bila hati itu ditemukan barangkali sudah menjadi batu dan terlambat membasuhnya dengan air mata.
Pantai Karang Sanur, 12 Oktober 2022
TELAH KUBELAH DADAKU
Aku tak punya sepatu dari kulit rusa atau dari gelas kaca dan hanya punya dada yang kubelah buat mengurai ada apa dalam dadaku
Namun kamu tak suka isi dadaku.karena tak ada masa depan dan hanya menemukan hutan belantara gelap gulita tanpa sinar setitik pun
Kamu memunggungiku dari delapan penjuru mata angin, dan tak pernah tahu bagaimana perjalananku menantang badai dan mencari secercah sinar di hutan belantara di bawah ancaman taring-taring singa lapar.
Pantai Langit Jingga, 17 Oktober 2022
LANGIT DAN HATI
Pernah kutanya pada langit, di manakah ujungnya, dan langit menjawab ujungnya ada di sudut hati
Langit pun bertanya padaku, di mana hatiku yang pernah hilang di saat menggapai bulan di balik kabut hitam
Aku tak bisa menjawab karena tak tahu, adakah yang mencuri hatiku di kala masih digulung kabut hitam?
Pantai Langit Jingga, 20 Oktober 2022
RAJAWALI
- Kata Penghiburnya: NASIB
Sebagai burung rajawali penjaga sarang, terlihat gagah perkasa dengan kekuasaannya di antara burung-burung kecil
Apadaya kekuasaannya hanyalah sebutan di balik pintu, yang tak tahu mangsa apa dibuat pesta oleh burung-burung kecil
Rajawali menggigil kelaparan di tengah hujan badai di antara burung-burung pipit yang berpesta pora dari pagi sampai malam
Sebagai penjaga sarang, harus semakin kuat melindungi sarangnya karena tanggung jawab tak bisa hanya dari balik pintu.
Pantai Langit Jingga, 4 November 2022
HIDUP DI BAWAH LANGIT BIRU
Hidup adalah gunung berhias lengkungan pelangi
Di bawah langit biru, bermain dengan warna-warni pelangi
Bila malam tiba, bermain dengan bintang dan bulan
Besok pagi ditunggu matahari dengan senyum cintanya
Begitu indahnya hidup di bawah langit biru
Pada lereng gunung terhampar taman bunga warna-warni dengan kupu-kupunya
Menuju puncak ada tantangan jurang dengan batu cadasnya
Masih beranikah menuju puncak?
Lereng sampai puncak, seindah mimpi bermain di taman bunga, meski magma masih menyimpan api pemusnah cita-cita
Bila tiba saatnya langit akan menunjukkan hidup itu apa dan bagaimana
Masih sanggupkah mendaki gunung sampai puncak ?
Jurang dan batu cadas akan menantang
Api magma sudah menunggu meski tak tahu kapan memunculkan api petaka
Matahari telah membakar semangat perjuangan
Bulan telah memperindah nuansa kegelapan
Bintang-bintang menunjukkan cita-cita setinggi langit
Sudahkah bertekad meraihnya dengan penuh cinta?
HATI DAN MATA
Menatap dengan hati dan berpikir dengan mata adalah membongkar jeroan tubuh dan jiwa sesungguhnya
Hati dan mata mampu menguliti lapis demi lapis daging tubuh siapa saja sampai melihat jiwa apa yang sembunyi di baliknya
Mata adalah jendela hati dan hati adalah manifestasi kejujuran hakiki.
Aku tak tahu tentang hatimu, karena selalu berbalik arah setiap bertemu di pantai ketika menghirup udara pagi.
Pantai Langit Jingga, 7 November 2022
HIDUP
Hidup itu seni
Seni itu hidup
Hidup dan seni adalah kehidupan
Manis dan pahit
Panas dan dingin
Penyemangat jiwa
Pemerkuat kehidupan.
Pantai Langit Jingga, 12 November 2022
[][][]