Lazimnya pementasan teater dipegang oleh satu sutradara. Namun dalam pentas teater monolog “Drupadi” ada dua tangan sutradara yang akan beradu dan dipadukan. Mereka, Putu Fajar Arcana dan Dibal Ranuh.
Teater Monolog “Drupadi”, akan dipentaskan dalam ajang Festival Seni Bali Jani 2022, Sabtu malam, 15 Oktober 2022. Pergelaran akan dilakukan secara hybrid dari Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali. Pentas ini juga dapat disaksikan secara streaming lewat kanal Youtube Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
Monolog “Drupadi” ditulis Putu Fajar Arcana tahun 2020. Putu Fajar Arcana adalah seorang sastrawan dan wartawan senior Kompas yang sudah melahirkan sejumlah karya prosa, cerpen dan novel. Ia juga penulis esai yang lincah dalam gagasan maupun tema.
Naskah Drupadi ditulis saat pandemi Covid-19 melanda kehidupan manusia di seluruh dunia. Ketika interaksi secara fisik benar-benar dibatasi, Putu mencari teroboson dengan menulis naskah berbasis teknologi multimedia.
Dalam penggarapan multimedia inilah peran Dibal Ranuh dipercaya sebagai sutradara. Dibal dikenal sebagai seniman dengan karya-karya visual yang hebat.
Putu Fajar Arcana menegaskan, penggunaan dua sutradara dalam satu pertunjukanmenjadi hal baru dalam proses kreatif berkesenian di Indonesia. Proses semacam ini sangat dimungkinkan untuk memaksimalkan kemampuan masing-masing.
“Prinsipnya, tidak ada sutradara yang menguasai semua hal. Oleh sebab itu, seorang sutradara harus mendistribusikan kewenangannya kepada para seniman lain yang dinilai memiliki kecakapan khusus,” kata Putu Fajar Arcana saat memberi keterangan pers di ISI Denpasar, Selasa (11/10/2022).
Dalam teater monolog ini, sosok Drupadi dihadirkan sebagai perempuan yang berani menggugat sistem patriarki yang telah melekat sejak masa klasik sampai kehidupan manusia di masa kini. Suguhan ini digarap dengan pendekatan multimedia yang memesona hasil kolaborasi antara Arcana Foundation dan Kitapoleng Bali dengan dukungan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
“Tadinya monolog ini disiapkan untuk tayangan di kanal online, tetapi karena pembatasan sosial sudah mulai dilonggarkan, maka sekarang kita bisa menyaksikannya secara langsung,” ujar Putu Fajar Arcana.
Putu Fajar Arcana mengatakan sebagai naskah sejak awal monolog “Drupadi” telah memadukan unsur-unsur teater seperti musik, tari, nyanyian, tata cahaya, dan seni visual. Secara khusus pula, ia meminta musisi Ayu Laksmi untuk menggubah lagu “Drupadi”.
Produser “Drupadi”, Joan Arcana, menjelaskan Arcana Foundation memilih berkolaborasi dengan Kitapoleng Bali yang memiliki pengalaman dalam menggarap seni visual. “Di itu ada Dibal Ranuh dan Jasmine Okubo. Keduanya sudah sering melahirkan karya-karya visual yang bagus,” kata Joan Arcana.
Pementasan ini juga akan melibatkan seniman-seniman Bali lainnya seperti seniman gamelan Sraya Murtikanti, senian cello Kharissa Sadha, dan musisi tekno Agha Praditya. Ketiganya, kata Joan, akan berkolaborasi dalam menghasilkan karya musik yang tetap berbasis pada tradisi tetapi memberikan perspektif baru di masa kini.
Kolaborasi semacam ini, ujar Joan, amat penting dalam merespons spirit yang mendasari FSBJ. Sebagai entitas kebudayaan, Bali tidak pernah berhenti dalam gelimang kesenian tradisi. “Bali terus bergerak mengikuti dinamika di tengah-tengah masyarakat modern,” tutur Joan. Dan tugas generasi terkinilah untuk melahirkan karya-karya yang memiliki kesinambungan antara masa lalu, kini, dan bahkan nanti.
Menurut Joan Arcana, Drupadi yang akan ditampilkan Arcana Foundation akan menjadi versi berbeda dari lakon-lakon yang dimainkan selama ini. “Ini akan menjadi lakon Drupadi versi kami dengan meminta seorang penyanyi menjadi aktris teater,” katanya.
Peran Drupadi dipercayakan kepada penyanyi Bali Anak Agung Oka Diartini atau populer dipanggil Gung Ocha.Kenapa Gung Ocha dipilih?
Putu Fajar Arcana melihat ada potensi besar dalam diri Ocha yang belum banyak dieksplorasi. “Dia punya sisi keaktoran yang tak banyak orang tahu. Nanti kita lihat aktingnya,” kata Putu.
Selain itu, tambahnya, lakon ini menuntut kemampuan bernyanyi di atas rata-rata. “Jadi selain akting, Ocha akan bernyanyi sebagai bagian dari pentas Drupadi,” katanya.
Gung Ocha sendiri mengatakan bahwa ia terkejut ketika diberi kepercayaan menjadi pemeran utama dalam lakon ini. Pentas ini akan menjadi pengalaman baru dan pertama baginya menjadi pemeran utama. “Ini kejutan sekaligus tantangan bagi saya, apalagi ini memainkan tokoh penting dalam dunia pewayangan kita,” katanya.[T]