BULELENG | TATKALA.CO — Anak-anak duduk manis di lantai, di sebuah ruangan di Dinas Arsip dan Perpustakaan (DAPD) Kabupaten Buleleng, Rabu 14 September 2022 pagi. Suasana begitu ceria, apalagi ruangan dihias dengan balon warna-warni selayaknya acara ulang tahun untuk anak-anak.
Seorang pustakawan yang cantik, dengan suara yang diatur sedemikian rupa sedang membaca buku cerita. Anak-nak mendengarkan dengan khidmat, kadang diselingi dengan pertanyaan.
Begitulah cara Dinas Arsip dan Perpustakaan Buleleng memberi makna pada Hari Kunjung Perpustakaan bulan September ini.
Anak-anak yang duduk manis itu adalah anak-anak TK Kartika 73 Singaraja. Mereka diundang secara special untuk kegiatan “Read Aloud” atau mendengarkan cerita yang dibacakan oleh pustakawan.
Sebagaimana dikutip dari kemdikbud.go.id, Read aloud adalah salah satu metode membacakan buku untuk anak. Bukan sekadar membaca, tapi membacakan dengan suara cukup keras dan lantang. Metode ini diperkenalkan oleh Jim Trelese dalam bukunya The Read Aloud Handbook.
Pustakawan di Dinas Arsip dan Perpustakaan Buleleng membaca cerita, anak-anak TK mendengarkannya | Foto: Kominfosanti Buleleng
Metode ini memang cocok untuk usia emas atau golden age, yaitu 0-5 tahun. Untuk itulah anak-anak TK diundang ke Dinas Arsip dan Perpustakaan Buleleng. Usia anak-anak itu memang masuk katagori golden age. Karena anak seusia itu akan dapat menyerap dengan sangat cepat.
Metode Read Aloud ini bisa mengkondisikan otak anak untuk mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. Selain itu juga bisa menciptakan pengetahuan yang menjadi dasar bagi si anak, membangun koleksi kata atau kosakata atau vocabulary, dan memberikan cara membaca yang baik atau biasa disebut dengan istilah reading role model.
Literasi Sejak Dini
Kepala Dinas arsip dan Perpustakaan Buleleng Made Era Oktarini menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini memang untuk mengenalkan literasi sejak dini kepada anak-anak, mulai dari bagaimana wujud buku bacaan, cara membacanya, dan memaknai bacaan tersebut.
“Nanti anak-anak akan dibuat penasaran melalui read aloud, sengaja tidak kita bacakan semua isi ceritanya, supaya mereka nanti lanjut sendiri membacanya,” kata Era Oktarini.
Pustakawan di Dinas Arsip dan Perpustakaan Buleleng membaca cerita, anak-anak TK mendengarkannya | Foto: Kominfosanti Buleleng
Rencananya Read Aloud akan diselenggarakan secara rutin dengan mengundang pelajar-pelajar sekolah dasar. Bahan bacaannya juga tidak melulu buku cerita bergambar, namun juga bacaan yang menunjang pemahaman siswa terhadap pelajaran di sekolah.
“Misalnya sejarah, matematika, dan mata pelajaran lainnya, akan kita berikan dengan suasana yang lebih menyenangkan,” kata Era Oktarini.
Kepala Sekolah TK Kartika Sang Ayu Setyadini menyambut baik kegiatan ini. Anak-anak didiknya tampak sangat antusias karena dapat belajar sambil bermain.
“Kegiatan sejenis bisa semakin sering diselenggarakan, sehingga anak-anak usia dini dapat menumbuhkan minat baca,” harap Sang ayu Setyadini. [T][Ado/*]