29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Nasib Kurikulum Merdeka Ada di Tangan Guru

I Gede Eka Putra AdnyanabyI Gede Eka Putra Adnyana
September 24, 2022
inOpini, Pilihan Editor
Nasib Kurikulum Merdeka Ada di Tangan Guru

“Guru yang hebat tentu akan menghasilkan menghasilkan lulusan yang hebat”. Begitulah statemen sebuah jargon yang begitu sering terdengar dan membuat hati yang terdalam merasa tersentuh. Mencermati jargon itu, seolah nasib dan tanggung jawab terhadap pendidikan begitu berat harus ditanggung oleh para guru. Senada dengan hal itu, pakar pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali, Prof. Dantes, dalam suatu kesempatan workshop di Undiksha, Singaraja, pernah mengatakan,

“…Jauh lebih bagus guru yang baik ketimbang kurikulum yang baik. Karena, guru yang baik bisa menjadikan kurikulum yang kurang baik menjadi baik.”

Mengapa Pemerintah lewat Kemdikbud begitu runyam mengubah kurikulum? Rasa-rasanya benar statement ganti pemerintahan, ganti menteri, dan ganti kebijakan, ganti kurikulum. Atau betulkah ganti kurikulum untuk sebuah tuntutan zaman? Statemen seperti itu ada pembenarannya. Secara tak sadar, cara itu menjadikan kebijakan di bidang pendidikan hanya sepotong dan bukan menyentuh secara menyeluruh.

Kurikulum memang sangat urgen dalam sistem pendidikan. Pada konteks ini, mesti direnungkan secara mendalam statemen Prof Dantes itu. Prof Dantes selaku pakar pendidikan ingin menegaskan bahwa kualitas guru jauh lebih penting ketimbang bongkar pasang kurikulum.

Akan tetapi dalam konteks kekinian, masalah perubahan kurikulum adalah salah satu wacana paling strategis yang mampu dijangkau oleh pembaharuan pendidikan. Realitanya, sering perubahan kurikulum tidak diikuti oleh meningkatnya mutu guru dalam sebuah sistem pendidikan. Lantas apa yang terjadi? Kebijakan sering timpang dan hanya euphoria indah nan panjang secara beramai-ramai di ruang ruang-ruang publik pendidikan.

Habis kurikulum 1994, diterapkan KBK (2004). KBK pun harus pupus belum cukup seumur jagung, diganti dengan peluncuran KTSP. KTSP juga dirasa tidak terlalu ideal dan harus disubsitusi dengan “wajah” yang lebih baru: Kurikulum 2013. Tentu dibalik keunggulan yang ditawarkan oleh kurikulum 2013 pasti ada sisi kelemahannya. Kurtilas (kurikulum 2013) pun kini mesti kandas di tangan kurikulum merdeka. Inilah yang sering disebut rwa bhineda dalam masyarakat Bali. Tidak ada kelebihan tanpa kekurangan. Begitu juga sebaliknya.

Dua sisi ini nampaknya juga mesti ada dalam kurikulum baru, kurikulum merdeka dengan segenap pembaharuan yang ditawarkan. Salah satunya adalah muatan profil pelajar Pancasila dengan pembelajaran projeknya. Apabila sisi ini menjadi daya tawar dan pembeda dari kurikulum sebelumnya, itu artinya nasib kurikulum merdeka ini benar-benar ada di tangan guru selaku penggerak roda pendidikan benar-benar dapat diimplementasikan dan ada aksi nyata bagi peserta didik secara berkesinambungan. Bukan kinerja yang sederhana. Akan tetapi ini adalah komplek dan luar biasa.

Esensi setiap ditawarkannya kurikulum baru (kurikulum merdeka) adalah perubahan ke arah yang lebih baik, dengan harapan peningkatan mutu pendidikan, untuk pencerdasan anak bangsa. Pada tataran kebijakan, karena yang bekerja adalah para pakar pendidikan, birokrat, pemikir, praktisi pendidikan, sehingga ide tentang peningkatan kualitas pendidikan yang harus diaplikasikan lewat kurikulum “baru” dan harus sampai ke tangan guru-guru, tentu akan ada dijumpai sikap-sikap apriori.

Sepotong Catatan untuk Pendidikan Indonesia | Sebuah Refleksi Hari Pendidikan, 2 Mei 2022

Sudah menjadi budaya yang bersifat sistemik guru-guru menanggapinya dengan style pesimis akibat perubahan itu. Mereka sangat sulit berubah. Mereka tak menganut karakter evolusi. Bagi sebagian guru, perubahan adalah beban berat, karena mereka harus belajar, dan menyesuaikan diri lagi dengan kondisi yang baru.

Perubahan kurikulum memang perlu dilakukan. Perubahan atau revisi kurikulum yang akan diimplementasikan, kini tak tagi mengusung kata serentak di seluruh Indonesia, tetapi sekolahboleh memilih antara kata mau atau tidak. Namun, bagi satuan pendidikan yang sangat antusias dengan perubahan, bahkan sebelumnya kurikulu ini lounching, sudah mendahului menerapkan kurikulum merdeka di beberapa sekolah. Sehingga sekolah itu bisa dijadikan rujukan percontohan di beberapa daerah dan juga diujipublikkan dan ini bukanlah hal yang aneh atau mengada-ada.

Kendala/masalah terbesar jika kurikulum diubah atau direvisi dan harus diimplementasikan di sekolah, di ruang-ruang kelas, oleh guru ketika “harus” dijalankan. Guru selalu merasa tidak siap melakukan sesuatu yang baru dalam kinerja mereka. Selama ini guru-guru telah dijangkiti sifat-sifat “keinstanan”. Kemapanan secara finansial yang telah jadi tujuan, sangat sulit ditinggalkan.

Karena itu, guru-guru tidak mau ambil pusing dan ribet dengan perubahan kurikulum. Pada konteks ini, keterbukaan pandangan untuk mengubah paradigma dan cara kerja yang selama ini dianut, karena sudah basi, usang, lama, dan tak cocok dengan perkembangan tuntutan hidup sangat kecil. Guru bisa dikatakan “sombang” karena mereka merasa telah usai belajar. Berhenti mencari dan memberi informasi yang terbaru untuk peserta didiknya.

Perubahan kurikulum (implementasi kurikulum merdeka/IKM) perlu dilakukan dengan syarat harus didukung oleh kesanggupan, kesiapan, dan kesungguhan guru untuk mengoperasionalkannya. Jika tidak, maka perubahan itu hanya akan menjadikan pendidikan Cheos. Pendidikan kita hanya akan menghasilkan air mata kepedihan penuh beban, seperti yang pernah disampaikan oleh Shindunata dalam majalah Basis (2000). Guru-guru pada ribut, bingung dan akhirnya kembali kepada apa yang enak dan nyaman.

Guru mengeluhkan dan kebingungan setiap ide sehubungan dengan pembaharuan pendidikan. Ketika guru merasa apriori, apatis, dan pesimis atau hati mereka menolak, kondisi seperti itu lantas akan dimanfaatkan oleh virus LKS, yang disebarkan oleh penerbit-penerbit swasta. Bukan bahan ajar berstandar dari BNSP yang menakar dan menjamin mutu sesuai tuntutan kurikulum yang terkini. Jadi, seperti apa tuntutan LKS, itulah yang dikerjakan di kelas. Lalu di mana idealisme kurikulum merdeka pada konteks ini?

Pendidikan dan Medan Pertarungan Politik

Jika dikaji secara mendalam, sesungguhnya ikhtiar guru adalah ikhtiar yang selalu membelajarkan diri, memotivasi diri yang esensinya merupakan tuntutan profesi dan karier. Karena menurut Fuad Hasan (mantan Mendikbud, era 1990-an), “Pendidikan yang baik tidak memerlukan guru terlalu pintar, tetapi yang diperlukan hanya idealisme guru yang mampu menggerakkan ‘generator’ pemikiran para siswanya.”

Kini tahun ajaran baru 2022/2023, kurikulum merdekan siap diimplementasikan sebagai langkah pembenahan pendidikan. Bagaimanakah para guru meresponnya? Menyitir statemen ucapan yang disampaikan oleh pakar pendidikan, Prof Dantes seperti yang dipaparkan diawal tulisan ini, kini yang paling urgen, yang mesti dilakukan pemerintah adalah, pertama, tetap pada membina idealisme etos kerja, membangun motivasi guru.

Konsep ini mesti ditekankan dan dicanangkan untuk menerapkan kurikulum merdeka. Kurikulum apapun baiknya, sangat bergantung pada ikhtiar guru itu sendiri. Seperti halnya instrument musik, akan bisa dinikmati dengan merdu dan indah jika dimainkan oleh pemusik yang baik dan profesional. Demikian pula kiranya hubungan antara kurikulum dan guru.

Kedua, guru dan pemerintah mesti saling bergandengan tangan. Jangan ada anggapan guru adalah “buruh” dan pemerintah adalah “majikan”. Jangan ada perdebatan, ketidakcocokan, atau silang pendapat pemerintah dengan guru. Hal ini sering terjadi jika ada perubahan pendidikan (kurikulum). Guru-guru hanya menjadi objek dan tak mengerti maksud pemerintah.

Realita selama ini, pemerintah sering “ mengambinghitamkan” sekolah lewat guru-gurunya. Cara ini perlu diminimalisir. Jangan menyalahkan sekolah/guru. Di sini perlu dan pentingnya sinergi yang harmonis antara guru dan pengambil kebijakan. Dengan begitu, setiap kebijakan perubahan kurikulum akan mencapai tujuannya. Mimpi indah kita adalah diimplementasikannya kurikulum merdeka akan menjadi inspirasi baru dan diikuti perubahan ke arah yang lebih baik di tengah persoalan bangsa. [T]

Tags: kurikulumkurikulum merdekaPendidikan
Previous Post

I Komang Adi Pranata: Menari Tak Harus Rumit, Kesederhanaan Bisa Pula Membentuk Keindahan

Next Post

Rumah Belajar Gebang di Desa Tembok: Literasi Anak-anak dari Buleleng Timur

I Gede Eka Putra Adnyana

I Gede Eka Putra Adnyana

Ceo_Kumunitas Tanpa Laut,Pengajar, Penulis, Pekerja freelance

Next Post
Rumah Belajar Gebang di Desa Tembok: Literasi Anak-anak dari Buleleng Timur

Rumah Belajar Gebang di Desa Tembok: Literasi Anak-anak dari Buleleng Timur

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co