1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Di Balik Pura Samuan Tiga, Yang Tampak dan Tak Tampak | Dari Temu Seni Tari – Indonesia Bertutur

Jong Santiasa PutrabyJong Santiasa Putra
July 23, 2022
inKhas
Di Balik Pura Samuan Tiga, Yang Tampak dan Tak Tampak | Dari Temu Seni Tari – Indonesia Bertutur

Peserta Temu Seni Tari Indonesia Bertutur Memasuki Pura Samuan Tiga

Jumat, 22 Juli 2022, rombongan peserta Temu Seni Tari  Indonesia Bertutur menuju Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Di bus itu terdengar samar suara Gusbang Sada sedang berbincang dengan kawan sebangkunya, terdengar tipis suara Puri Senja juga tengah mengobrol. Selebihnya sunyi lebih pekat dari biasanya, ditimpali mesin bus yang konstan hingga akhir perjalanan.

Dua pohon beringin menjulang tinggi, batangnya nampak terlihat jelas, akar-akar gantungnya hampir menyentuh tanah. Tegap menyambut bus berwarna biru, memasuki area Pura Samuan Tiga. Agus Wiratama sebagai stage manager sudah siaga menanti peserta, kemudian segera menginstruksikan untuk memakai kamen, serta mengumumkan beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan ketika mengunjungi pura. Peserta pun bergegas berjalan memasuki gerbang kuri.

“Bleeeeeeng, luaaaaaaaaas…” terdengar gumam peserta, tipis.

Foto: Dewa Gede Yadhu Basudewa, sedang menjelaskan Pura Samuan Tiga kepada peserta

Napak Tilas tersebut dipandu oleh Dewa Gede Yadhu Basudewa seorang arkeolog dan peneliti, serta I Putu Putra Kusuma Yudha dari Balai Pelestarian Nilai Budaya, Bali. Sebagai pembukaan Dewa Basudewa menjelaskan bahwa rombongan sedang berada di Mandala Penataran Agung. Biasanya struktur halaman pura di Bali hanya terdiri dari 3 struktur, sesuai dengan Tri Loka, yaitu Bhur, Bwah, Swah. Ada Jaba sisi, tengah, dan jeroan. Mekipun demikian ada juga beberapa pura yang hanya memiliki 2 halaman.

“Di Pura Samuan Tiga, ada 7 struktur halaman pura, disebut sapta loka,” ujar Bli Dewa

Sapta loka tersebut diberi nama susuai dengan istilah-istilah lokal, seperti Mandala Jaba, Mandala Duur Delod, Mandala Beten Kangin, Mandala Penataran Agung, Mandalan Batan Manggis, Mandala Semanggen, dan Mandala Jeroan.

Lebih jauh Dewa Basudewa menjelaskan, belum ditemukan data prasasti yang membahas tentang keberadaan Pura Samuan Tiga, namun secara tradisi lisan keberadaan pura tersebut selalu dikaitkan dengan tokoh Mpu Kuturan yang dipercayai melakukan pertemuan – samuan, untuk menyatukan sejumlah sekte yang berkembang di Bali pada sekitar abad XI masehi. Kendati demikian ada catatan lontar Tatwa Siwa Purana sempat menyebutkan keberadaan pura ini, khususnya pada halaman 11 :

“Semasa pemerintahan beliau prabu Candrasangka, membangun pura antara lain Penataran Sasih, Samuan Tiga, tari-tarian di saat upacara, nampiyog nganten, siat sampian, sanghyang jaran menginjak bara, mapalengkungan perang payung (pajeng), pendet dan ada balai pegat penghapus ketidaksucian (leteh)”

Foto: Peninggalan Lingga Yono dari sekte Siwa Sidhanta di Mandala Jeroan

Setelah mendengar penjelasan singkat tersebut, rombongan peserta melakukan persembahyangan, untuk memohon keselamatan selama kunjungan dan selama proses latihan hingga menjelang waktu pentas.

Suara genta berdenting menyusur Mandala Jeroan, memantul bunyinya pada dinding-dinding pelinggih. Arca-arca yang kehilangan utuh, tetap terjaga di lorong-lorong suci, asap dupa harum, serta bunga-bunga usai sembahyang, jatuh di antara sela jarak duduk peserta.

Dua pemangku memercikan tirta, sejumlah bulir beras basah di kening peserta. Setelah cakup pamit terkahir, merekapun segera beranjak untuk melanjutkan napak tilas.

Dewa Basudewa menjelaskan keberadaan lingga yoni yang berada tidak jauh dari tempat sembahyang. Lingga Yoni tersebut berasal dari aliran kepercayaan Siwa Sidantha. Lingga Yoni ini merupakan simbol dari perempuan dan laki-laki, temuan ini juga banyak dijumpai di sekitar area pura, di rumah-rumah penduduk.

Foto: Serius mendengar penjelasan

Ada pelinggih Bathara Gangga yang di dalamnya terdapat sejumlah arca seperti Arca Dirga Mahisasuramardhini, arca Ganesha, lingga, Arca Catur Karya, Arca Garuda Wisnu dan fragmen-fragmen arca. Semua arca yang disebutkan tadi, rupa bentuknya sudah terkikis, rusak, atau hanya bongkahan kepala saja. Seolah meyakinkan kita, bahwa dalam tubuh arca itu tersimpan waktu yang lampau dan sekarang secara bersama-sama kita tengok kembali.

Tidak hanya arca, di Mandala Batan Manggis juga terdapat temuan arkeologi zaman prasejarah, berupa batu bertumpuk yang diasumsikan sebagai tempat persembahan. Ada pula pelinggih Penyimpenan yang didalamnya berupa arca-arca perunggu seperti Siwa dan Budha.

“Kenapa yang batu dibiarkan di luar, sementara yang perunggu disimpan tidak diperlihatkan?” tanya seorang peserta.

Dewa Basudewa menjawab ini terkait dengan bagaimana evolusi arca yang dulunya berupa batu besar yang diukir, namun menjadi batu kecil, kayu dan perunggu bahkan sekarang masyarakat Bali tidak lagi menggunakan bentuk arca, cukup dengan daksina linggih. Daksina Linggih inilah simbol dari arca-arca tersebut. Makanya yang perunggu disimpan, dan dikeluarkan pada saat upacara pujawali di Pura Samuan Tiga.

Peserta pun beranjak dari satu arca ke arca lainnya, dari satu kisah ke kisah berbeda, ada yang sibuk menautkan dengan sejarah kotanya masing-masing, ada pula yang sedang asik mendengarkan dengan khusyuk.

Foto: Di depan pelinggih yang menyimpan arca – arca

Bli Dewa Basudewa menjelaskan bahwa Pura Samuan Tiga digunakan untuk pertemuan tokoh-tokoh agama pada masa pemerintahan Sri Gunapriyadharmapatni dan Dharmordayana. Pertemuan ini berhasil menemukan satu formula bersama, dalam menyatukan sekte-sekta, kepercayaan Siwa dan kepercayaan Budha menjadi Tri Murti. Melalui terbentuknya Desa Pakraman dengan keberadaan Khayangan Tiga sebagai pengikat Desa Pakraman tersebut.

Sembilan sekte pernah tumbuh subur di Bali,  seperti Sekte Pasupata, Bhairawa, Siwa Sidhanta, Waisnawa, Bodha, Brahma, Resi, Sora dan Ganapatya.  Masing – masing sekte tersebut memuja dewa utama masing-masing.

Ah, mendengar penjelasan Dewa Basudewa saya teringat satu presentasi kelompok 1 yang terdiri dari Kurniadi Ilham, Komang Adi Pranata, Ayu Anantha, Alisa Soelaeman, dan Eka Wahyuni. Salah satu butir presentasinya adalah yang terlihat dan tidak terlihat. Tampak dan tidak tampak ini seperti melihat satu objek kemudian mencari apa yang ada di balik itu, entah sejarah, aspek sosial, aspek kultural, hingga aspek politisnya. Bahwa suatu fenomena juga memiliki narasi gerak di baliknya.

Sementara itu I Putu Putra Kusuma Yudha dari BPNB menjelaskan sejumlah tradisi yang berlangsung di Pura Samuan Tiga. Seperti kehadiran premas dan parekan. Premas adalah pengayah istri, sementara parekan adalah pengayah laki-laki. Biasanya kedudukan ini diperoleh karena keturunan, kaul, atau disucikan.

Ada pula prosesi Siat Sampian yang dilaksanakan dalam rangkaian Pujawali , yang berlangsung setahun sekali pada Purnama ning Sasih Kedasa nemu Pasah. Siat berarti perang dan sampian mengacu pada rangkaian janur sarana upacara. Sampian  merupakan lambang senjata Dewa Wisnu dan senjata ini digunakan untuk memerangi  kejahatan di muka bumi. Selain itu Siat Sampian juga bermakna untuk memohon keselamatan lahir batin, dan merayaan bersatunya berbagai sekte keagamaan hindu di Bali.

“Yang dapat melakukan Tradisi Siap Sampian adalah mereka yang sudah menjadi parekan,” tegas Kusuma Yudha.

Foto: Di sela tour, berfoto bersama Kurniadi Ilham (kiri) dan Priscilia R.E Rumbiak (kanan)

Napak Tilas hari ini diakhiri diskusi santai di wantilan. Setelahnya peserta dipersilahkan untuk latihan di sejumlah tempat untuk pertunjukan esok hari. Ada yang menggunakan tangga penonton, latihan berdua -intim, latihan bersama di kalangan luar, ada latihan yang menggunakan simulasi penonton, dan lain sebagainya.

Hari menjelang malam, Pura Samuan Tiga diselimuti dingin, beberapa lampu terlihat temaram dari kejauhan. Sesekali laju kendaraan terdengar melintas di depan pura. Ada panitia yang berjaga, mereka tengah mengobrol persiapan pementasan yang akan berlangsung pada Sabtu 23 Juli 2022. [T]

Foto: Peserta duduk melingkar

_____

KLIKuntuk baca laporanTemu Seni Tari – Indonesia Bertuturselengkapnya

Tags: baliIndonesia Bertuturseni tariTemu Seni Tari
Previous Post

Dari Lokakarya, Kosa Tubuh dan Kejutan Bola Api dari Cak Rina

Next Post

“Art for Humanity is Art of Sharing” | Empat Perupa Bali di Teh Villa Gallery, Surabaya

Jong Santiasa Putra

Jong Santiasa Putra

Pedagang yang suka menikmati konser musik, pementasan teater, dan puisi. Tinggal di Denpasar

Next Post
“Art for Humanity is Art of Sharing” | Empat Perupa Bali di Teh Villa Gallery, Surabaya

“Art for Humanity is Art of Sharing” | Empat Perupa Bali di Teh Villa Gallery, Surabaya

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co