“mulat sarira”
Kukutip dresta kujadikan puisi
Agar aku tidak besar kepala
Merasa bangga dan membusungkan kepala
Terkadang orang lupa
Hidup didunia hanya sekelebat cahaya
Yang abadi hanya mimpi
Kukutip kembali seloka menjadi puisi
Biar selamat menerangi hati manusia
Yang selalu bersiasat
Yang semua belum tentu mengerti
Luasnya rasa apalagi prasangka
Di hadapannya kita sujud dan menyerahkannya
Alur hidup dan keindahan semesta
Seiring kala yang bergulir nyata
Kan kuikuti selalu takdirku
Membawaku bersama tapak-tapak kakiku
Jangan kira semesta hanya berupa hutan
Binatang yang seenaknya menjadi objek ego manusia
Jangan kira semesta tidak bisa menjadi “Predator”
Atas penghuni yang namanya manusia
Manusia bisa apa?
Aku terenyuh
Kupasrahkan selalu akhir cerita hidupku
——
Puisi di atas saya kutip dari kumpulan beberapa status facebook bapak Made Agus Yudiarsana. SH., yang saya gabungkan sehingga menjadi puisi. Ia adalah seorang bapak tiga anak yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Buleleng dan sekarang dipercaya untuk mengabdi menjadi pucuk pimpinan di Perumda Pasar Argha Nayottama Kabupaten Buleleng tempat saya bekerja.
Ya benar sekali. Pak Dirut memang aktif sekali di media sosial terutama di Facebook, sering kali terlihat membagikan postingan-postingan, baik itu menyebarkan informasi terkait kegiatan perumda pasar, tentang kegiatan dalam kesehariannya, bahkan sesekali juga terlihat membuat status yang menurut saya sarat akan makna.
Status yang dibuatnya seakan-akan menjadi motivasi bagi orang yang membacanya atau sering kali terlihat ia membuat status tentang apa yang menjadi keresahan-keresahan masyarakat kecil. Seperti misalnya, ia sempat menulis status fecabook tentang hukum yang masih tumpul ke atas dan runcing ke bawah. Serta ia banyak menulis tentang hal lainnya dan dapat dilihat sendiri di akun FB miliknya yang bernama Made Agus Yudiarsana.
Saya tidak akan menulis biografi Pak Agus, melainkan saya ingin menulis tentang sebuah pesan bahwasannya pemimpin memang harus sering menulis. Ya. Sebenarnya pemimpin itu memang harus rajin menulis. Menulis yang dimaksud bukan hanya dengan harus menerbitkan buku. Mungkin paling sederhana menggunakan media sosial seperti Facebook atau twitter juga sangat efektif.
Yang penting pesannya tersampai. Karena pemikiran-pemikiran seorang pimimpin harus sering terdengar oleh orang yang dipimpinnya. Dengan banyaknya media untuk menuangkan apa yang menjadi pemikiran-pemikiran seperti sekarang, para pemimpin harus meluangkan sedikit waktunya untuk sekedar menulis apa yang menjadi ide dan gagasan yang kiranya harus diketahui oleh masyarakat atau orang yang dipimpinnya.
Mengapa ini penting? Menurut saya ya memang sangat penting. Keberadaan seorang pemimpin sebagaimana diyakini adalah orang yang dapat mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Dengan begitu, secara tidak langsung apa yang disampaikannya, walau hanya lewat tulisan-tulisan, akan lebih berpengaruh dari pada tulisan orang biasa.
Keberadaan pemimpin, yang menjadi pusat perhatian, terutama terkait kebijakan-kebijakan yang diambilnya, bisa saja sekadar menulis kata-kata motivasi sederhana, dan hal itu akan sangat berpengaruh terhadap orang lain.
Maka dari itu, saya menyimpulkan bahwa seorang pemimpin penting untuk menulis, karena secara tidak langsung ia bisa mempengaruhi orang yang dipimpin, sekaligus juga berpengaruh terhadap di luar lingkungan orang yang dipimpin.
Sebenarnya sudah banyak sekali contoh yang kita lihat tentang bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi banyak hal walau hanya dengan sekedar menulis tweet di twitter. Seperti contoh masa kepemimpinan Donald Trump waktu memimpin negara adikuasa Amerika Serikat. Hanya dengan sekali kicauan di media sosial twitter bisa menyebabkan harga saham dunia berfluktuasi dengan begitu cepatnya.
Atau Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil yang cukup aktif menulis hal-hal humoris yang diselimuti edukasi kepada masayarakanya. Itu menjadi sangat menarik sehingga pesan yang disampaikan dengan mudahnya bisa tersampai ke masyarakat Jawa Barat, bahkan pesan itu menyusup ke masyarakat di luar Jawa Barat yang sebagian besar pasti menggunakan media sosial.
Untuk di Kabupaten Buleleng sendiri, menurut saya para pemimpin atau orang yang secara tidak langsung berpengaruh, baik itu di lingkungan yang dipimpinnya, atau bahkan orang yang berpengaruh ke masyarakat luas, bisa meniru atau dapat meluangkan sedikit waktunya di sela-sela kesibukannya untuk sekadar menulis. Yang ditulis bisa saja ide dan gagasan, atau sekadar tulisan untuk memotivasi orang lain seperti halnya Donald Trump atau Ridwan Kamil, atau contoh-contoh pemimpin lainnya yang melakukan komunikasi lewat tulisan.
Dokter Arya Nugraha misalnya, seorang dokter spesialis atau yang sekarang menjabat dan memimpin RSUD Kabupaten Buleleng. juga sangat aktif menuangkan pandangan-pandanganya tentang dunia kedokteran lewat menulis. Baik itu artikel yang dimuat di tatkala.co atau menerbitkan buku yang ia tulis sendiri.
Bahkan Dokter Arya sering kali menuliskan pandangan-pandangannya melalui media sosial facebook. Selain pandangan-pandangannya tersampai ke pembaca umum, melalui tulisan dokter yang sangat berpengaruh di RSUD itu juga tersampaikan juga ke orang-orang yang dipimpinnya. Sehingga pandangan-pandangannya tentang masalah-masalah umum, atau masalah khusus tentang institusi yang dipimpinnya juga akan tersampaikan. Mungkin kalau dibicarakan secara lisan, memerlukan waktu yang lebih banyak, sehingga tulisan menjadi lebih efektif.
Tulisan status facebook Bapak Agus Yudiarsana yang saya kutip dan gabungkan menjadi puisi juga mungkin bagi ia sendiri tampak seperti tulisan biasa. Tetapi secara tidak langsung sebenarnya bagi orang yang dipimpinnya, tulisan status-status itu sangat berpengaruh sekali.
Misalnya jika Bapak Agus menulis tentang motivasi untuk membangkitkan semangat, pesannya pasti akan tersampai langsung. Ya paling tidak kepada lingkungan yang dipimpinnya.
Dari banyaknya contoh pemimpin atau orang yang berpengaruh yang melakukan komunikasi dengan cara menulis, baik itu buku atau dengan sesederhana melalui media sosial, dapat saya simpulkan bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menulis.
Seorang pemimpin bisa menulis gagasan-gagasan besarnya atau mungkin bisa menulis pandangan-pandangan terkait isu apa saja untuk sekedar menjadi warisan ke generasi-generasi berikutnya. Tidak harus melalui menerbitkan buku, mungkin dengan melalui media sosial atau media lain yang di era sekarang sudah hampir semua orang memilikinya dan dengan mudah mengaksesnya.
Tulisan dari pemimpin menjadi sangat penting selain bisa dibaca berulang-ulang dan dapat dipikirkan tentang apa maksud dan arti dari tulisannya. Tulisan dari para pemimpin-pemimpin juga bisa dijadikan cambuk dan perisai untuk menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya atau untuk menepis apapun tentang isu yang tidak benar terkait kebijakan-kebijakannya.[T]