Terdapat sepuluh komoditi yang menjadi penyebab kenaikan inflasi terbesar di Buleleng pada Juni 2022. Antara lain, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, telur, canang sari dan terong.
Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Buleleng di ruang kerjanya, Selasa, (5/7/2022).
Sekda Buleleng Gede Suyasa mengatakan canang sari menjadi penyumbang terbesar inflasi dikarenakan bulan Juni ini banyak pelaksanaan upacara Hari Raya Hindu yang sebelumnya tertunda di tahun 2020-2021.
“Karena Covid-19 sudah melandai, Umat Hindu di Buleleng sudah diijinkan melakukan aktivitas persembahyangan atau upacara adat lainnya, sehingga menyebabkan permintaan sarana bunga pada canang sari meningkat,” kata Suyasa.
Menyikapi hal itu, Sekda Suyasa meminta PD Swatantra dan PD Pasar Argha Nayottama untuk mengambil alih beberapa komoditi penyumbang terbesar inflasi.
“Dalam rapat tadi kami meminta PD Swatantra mengambil alih empat komoditi kebutuhan pokok, dan PD Pasar mengambil alih komoditi cabai rawit. Ini penting dilakukan untuk menstabilkan harga di pasaran,” ujar Suyasa usai rapat.
Kedua perusahaan daerah itu akan menjadi distributor pasar untuk mencegah adanya pihak luar yang mengendalikan harga. Menurut Suyasa, ,elalui perusahaan daerah dipastikan tidak akan berfokus pada keuntungan melainkan untuk menjaga stabilitas.
Dirut Keuangan PD Pasar I Putu Suardhana akan segera melakukan penjajagan ke wilayah-wilayah penghasil cabai dan melakukan koordinasi bersama Bumdes. Pihaknya menerangkan langkah sinergi itu diyakini dapat menjadi upaya strategi dalam menjaga stabilitas harga di pasaran ke depannya.
“Segi permodalan kami sudah ada, pada saat ini kami akan mencoba hal yang tidak terlalu besar dulu. Minimal ada kiat kami untuk membantu pemerintah dalam menjaga inflasi daerah,” ujarnya. [T]