10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mendengar Gending Pelegongan Wayan Lotring dari Sekaa Gong Desa Adat Munggu

tatkalabytatkala
June 27, 2022
inKhas
Mendengar Gending Pelegongan Wayan Lotring dari Sekaa Gong Desa Adat Munggu

Tari legong dengan gending-gending yang direkonstruksi dari karya Wayan Lotring di PKB 2022

I Wayan Lotring (1898-1983) adalah seorang penari, musisi, dan komposer andal dari Kuta, Bali. Ia dikenal sebagai seniman pembaru gamelan Bali.  Karyanya bukan semata sebuah persembahan untuk memaknai upacara atau ritual-ritual tertentu, melainkan juga sebuah proses penciptaan dan penemuan diri yang menandai hadirnya ke-modern-an pada sekira tahun 1915-an di Bali.

Nah, karya-karya gending Wayan Lotring diperdengarkan dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44 di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Provinsi Bali, Jumat (24/6/2022).

Adalah Sekaa Gong Mangu Puspa Kencana, Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, yang melakukan rekonstruksi terhadap gending-gending pelegongan karya sang maestro dan disajikan kepada penonton yang mendengarkan dengan suntuk di Kalangan Angsoka.

Gending-gending yang dibawakan sekaa gong dari Munggu itu seakan menjadi obat rindu merayakan kejayaan seni pelegongan tempo dulu. Meski hasil rekonstruksi, roh gending Lotring masih terasa kental, sehingga penonton khususnya yang gemar mendengarkan gending-gending pelegongan merasa terpesona yang seakan membawa mereka melayang ke tahun 1915-an.

Satu-persatu gending itu dipersmbahkan dengan permainan dan teknik menabuh yang tinggi. Maka, sekecil apapun yang ada dari gending Lotring, rasanya tidak ada yang tertinggal. Semuanya hampir sempurna, maka itu semua yang menyaksikan merasa senang.

Foto: Sekaa Gong Mangu Puspa Kencana, Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

Pembina tabuh, I Nyoman Sudiartana (50 tahun) mengatakan, rekonstruksi gending itu tidak ada yang merubah ataupun meninggalkan yang esensi.Tiga gending dijadikan satu, seperti gending Gambang Kuta, Selendro dan Sekar Gendot menjadi satu bagian lagu, namun mencarikan inspirasi dari maestro Pekak Lotring dengan judul “Sekar Segara Lotring”.

 “Disitu, juga ada gending lain, seperti Simbar Solo. Sesungguhnya gending Solo dengan gending Simbar itu berbeda, namun kali ini diajadikab satu, namau tidak mengurangi kekhasan dari gending itu,” ucapnya.

Kalau gending Petegak Gayung itu memang Gending Petegak khusus tidak ada rekonstruksi. Kalaupun ada, itu hanya pada otek-otekannya saja. Sementara Legong Semarandana merupakan suatu Legong yang memang diciptakan Maestro Wayan Lotring yang sampai sekarang sering digunakan oleh sekaa-sekaa pelegongan di Bali. “Kami mulai merekostruksi mulai 28 Maret 2022. Sementara konseptornya sudah berlangsung sejak Pebruari 2022,” sebut pria asal Banjar Tegal Kuta itu.

Gending-gending ini sesungguhnya sudah lama, tetapi sangat jarang bermunculan di Badung khususnya. Tetapi, kalau di kaset-kaset yang ada di darerah Gianyar, tetapi beda cara pementasannya.

“Maka itu, saya mencoba mencari dan menggali gending-gending Maestro Lotring supaya bisa dilestarikan dan bisa dinikmati oleh pecinta gamelan pelegongan. “Jujur, rekonstruksi mulai dilakukan tahun ini, karena gamelan pelegongan di Desa Munggu atau pembentukan gamelan pelegongan itu sekitar setahun lalu, sehingga kami mulai bisa erkarya setelah terbentuknya sekaa gamelan pelegongan itu.

Spirit Laut Spirit Gunung dari Sekaa Gong Kebyar Badung di PKB 2022

Sejak memiliki baruungan gamelan pelegongan dibarengi dengan terbentuknya sekaa, maka kreatifitas dari pada sekaa-sekaa mencari gending-gending pekak Lotring. Tujuannya, karena ingin menampilkan sesuatu yang bisa dinikamati oleh penikmat seni pelegongan khususnya, dan bagi penghobi gending-gending Pekak Lotring umumnya.

“Boleh dibilang, waktu rekonstruksi tergolong cepat, tetapi sebelumnya sudah sering mementaskan, bahaan dipakai pada upacara adat. Sekarang ini hanya penyempurnaan gending-gending itu agar lebih maksimal,” aku Sudiarta polos.

Prosesnya juga tidak terlalu banyak kendala, sebab Sudiarta sendiri kebetulan asli Kuta, dan juga sebagai cucu dari sepupu Lotring. Ia sendiri telah berkecimpung musik gamelan sejak SD. Setelah mendengan gendiung itu, lalu mencoba mencari informasi kepada penabuh yang tua. Karena suba menjadi kebiasaan, maka menjadi biasa membawakan gending-gending pelegongan tersebut bersama Sekaa Mangu Kencana Puspa ini,” sebutnya.

Menurut Sudiarta, tujuan rekonstruksi ini untuk melestarikan karya-karya Pekak Lotring karena beliau sebagai Mpu pelegongan di Bali, bahkan kini sudah menjadi mulik dunia. “Artinya gending-gending yang pelegongan yang diciptakan 1915 sampai sekarang mendumental. Di sini cikal bakal tumbuhnya gending-gending kebyar,” pungkasnya.

Siapa Wayan Lotring?

Ditampilkannya hasil rekonstruksi gending-gending Lotring ini merupakan sebuah persembahan dan sebuah penghargaan serta penghormatan mendalam kepada Lotring, seorang maestro gamelan yang karya-karyanya terbilang immortal.

Lotring, sebuah fenomena, seorang seniman pelopor yang memberi sentuhan personal pada keberadaan seni gamelan Bali.

Ia berkawan dekat dengan Colin McPhee, musikus kelahiran Kanada yang residensi di Bali serangkaian upaya eksplorasi kesenian yang dilakukannya. Dalam diri seniman kreatif seperti Lotring, sebenarnya terjadi proses “transmedium”, bahwa unsur musik asing tidak dapat dihindari dan hal itu telah dan akan menjadi bagian yang menyatu dengan gaya pribadinya.

Suara-suara yang timbul dari peristiwa alam dan lingkungan sekitar juga tidak luput dari perhatiannya. Didalam perwujudannya tidak ditiru secara wantah, itulah prinsip karawitan tradisi tulen, dimana suara sebagai prinsip garapan medium.

Lotring, Magma Kesenian Bali, dari Tepi…

Dari pergumulan kreatif Lotring itulah lahir gending palegongan Layar Samah, yang mengimajikan kemilau hamparan beraneka (samah) layar jukung di pantai. Namun belakangan orang lebih suka menyebut gending monumental ciptaan Lotring itu dengan Liar Samas, yang berarti 2.400 uang kepeng. Dia kerap memetik inspirasi dari irama hidup sehari-hari. Manakala menyaksikan ikan hiu berlompatan di tengah samudra lepas, dia kemudian melahirkan gending Jagul.

Ketika hatinya terusik melihat lelaki uzur berjalan terhuyunghuyung, pelatuk kreatifnya terpantik, menjadikan gending Kompyang. namun sepulang dari Solo dia malah terkenang-kenang pada gaya menabuh Jawa di Keraton Mangkunegaran di Surakarta (Solo) Jawa, lalu lahirlah Gonténg. Jawa/Solo, dan arti asli gonténg yang dimaksud tidak jelas. Ini bisa berarti ‘kutipan’ dalam beberapa cara, tetapi lebih mungkin permainan kata-kata oleh komposer, mungkin mengacu pada ‘jam musik’ loncéng.

Salah satu aspek sensibilitas modernistik Lotring adalah menggabungkan dan menafsirkan kembali elemen-elemen dari genre lama. Beberapa contoh penggunaan aransemen dan melodi tertentu dalam menciptakan karya baru, adalah: Gambangan (Pelugon). Secara melodis, karya ini didasarkan pada dua frasa dari Pelugon asli, dimainkan dalam gaya sinkop tradisional saron [gangsa] gambang. Motif yang paling mencolok adalah susunan frasa 5 + 3. Bentuk kotekan yang sama sekali baru, yang diilhami oleh metode figurasi yang digunakan dalam ansambel gambang, menjiwai keseluruhan komposisi. Ciri khas komposisi ini adalah frekuensi nada jegogan, yang muncul dengan setiap nada pokok. 

Mekare-Kare di Desa Tenganan Pegringsingan, Ritus Adat Sarat Makna

Sekar gendot sebuah komposisi instrumental dari gamelan gender wayang, memberikan contoh penting kutipan dari repertoar lain dalam karya Lotring. Lotring telah menyumbangkan karya bernama sekar gendot ke dalam repertoar pelengongan pada tahun 1920-an. Pada bagian sekar gendot yang paling banyak dikutip, jublag dan jegogan mengulang ostinato dua nada sementara gangsa membuat pola elaborasi pusaran di atasnya. Dengan melodi yang diperluas dengan ukuran dan bentuk yang tidak beraturan, dielaborasi dengan lebih rumit.

Contoh yang lain diantaranya; selendro, simbar yang dimaknai sebagai usaha untuk menggabungkan dan menafsirkan kembali elemen-elemen dari genre lama. Lotring memang seorang maestro yang karya-karyanya menginspirasi hingga kini. Sedini masa itu, secara terbuka ia menyatakan dirinya sebagai seorang komposer layaknya sahabatnya, Colin McPhee. Ia adalah sosok seniman yang memperkenalkan ragam gamelan palegongan, yang kelak dikenal begitu masyhur di Bali. [T][Ado/*]

Tags: legonglegong klasikPesta Kesenian Bali 2022Wayan Lotring
Previous Post

Spirit Laut Spirit Gunung dari Sekaa Gong Kebyar Badung di PKB 2022

Next Post

Siswa Biasa, Kok Bisa Lulus PPDB Jalur Prestasi?

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Siswa Biasa, Kok Bisa Lulus PPDB Jalur Prestasi?

Siswa Biasa, Kok Bisa Lulus PPDB Jalur Prestasi?

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co