3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Diasuh Ninik Tjandri, Arja Remaja Komunitas Napak Tuju, Ubud, Tampil Klasik dan Segar

tatkalabytatkala
November 13, 2022
inBudaya
Diasuh Ninik Tjandri, Arja Remaja Komunitas Napak Tuju, Ubud, Tampil Klasik dan Segar

Komunitas Napak Tuju tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV Tahun 2022

Jangan khawatir arja punah. Lihatlah para remaja dari Komunitas Napak Tuju, Banjar Ubud Kaja, Desa Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar yang mementaskan arja dengan begitu enjoi, klasik sekaligus segar.

Komunitas Napak Tuju tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV Tahun 2022, tepatnya di di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center), Rabu (22/6/2022) sore. Mereka menampilkan Dramatari Arja Remaja dengan lakon ‘Raksadhanu’.

Meski baru pertama kali tampil di PKB dan sejumlah penar menjadikan pengalaman mendebarkan, namun pementasan mereka mulus, kocak dan disambut hangat para penonton.

Sesungguhnya mereka tak perlu berdebar-debar. Sejak awal mereka sudah menunjukkan pementasan yang menjanjikan, apalagi selama proses latihan mereka mendapat pengasuhan dari maestro tari arja Ni Nyoman Tjandri.

Pementasan yang berlangsung lebih dari 3,5 jam itu pun sukses menyedot animo penonton. Buktinya, penonton betah hingga pertunjukan selesai.

Animo penonton yang antusias menonton arja remaja bahkan tak terbayang oleh Ketua Komunitas Napak Tuju, Gede Agus Krisna Dwipayana. Bahkan dia sempat mengaku gerogi hingga lupa pupuh gara-gara ditonton orang banyak.

“Jujur kami baru pertama kali pentas di PKB. Atas dorongan dan motivasi Ninik Tjandri (panggilan untuk Ni Nyoman Tjandri) sebagai mentor utama kami, masih belum menyangka bisa sampai di tahap ini,” ungkapnya.

Gede Krisna mengungkapkan, Komunitas Napak Tuju yang dibentuk sekitar tahun 2018 tersebut mendapat asuhan penuh dari maestro Ni Nyoman Tjandri dalam mempelajari kesenian dramatari arja.

Berawal dari Gede Krisna dan kawan-kawan memberanikan diri datang ke rumah Ninik Tjandri, kini mereka tergolong sudah mampu memainkan kesenian tersebut. Bahkan setelah berhasil memahami dramatari arja, Komunitas Napak Tuju sempat beberapa kali ngayah ke pura-pura menampilkan kesenian itu.

“Pada pentas di PKB kali ini Ninik Tjandri juga meminjamkan kami beberapa kostum beliau,” terang Gede Krisna.

Dikatakan, untuk tampil di PKB, Komunitas Napak Tuju melibatkan sekitar 15 orang seniman muda dan belasan penabuh yang rentang usianya termuda 18 tahun dan tertua 32 tahun.

Gede Krisna mengakui, dalam sebuah penampilan dramatari arja, mengombinasikan tari, gending, dan kejelian mendengar tabuh menjadi tantangan tersendiri bagi para pemain.

“Kami latihan di mana saja. Kadang pas ngumpul-ngumpul, kadang di rumah Ninik. Untuk menghafal gending sebenarnya tidak terlalu lama. Tapi proses yang lama itu ketika sudah mulai mengombinasikan tari, gending, dan ketukan tabuh,” ungkapnya.

Adapun penampilan selama 3,5 jam itu menangkat lakon ‘Raksadhanu’ yang menceritakan Raja kerajaan Amerta Pura, Sang Prabu Surya Natha beserta permaisurinya yaitu Diah Kesuma Dewi berkeinginan untuk bersenang–senang menikmati indahnya lautan dengan menaiki perahu. Tiba-tiba datanglah ombak besar yang mengakibatkan perahu mereka karam dan terbelah, sehingga sang permaisuri dan raja hanyut terpisah mengakibatkan raja terdampar di tepi pantai.

Setelah raja sadar, raja berusaha mencari istrinya namun tidak menemukannya. Sehingga sang raja memutuskan untuk mencari orang yang bisa dijadikan penuntun. Sang raja menjelajah ke arah daratan dan mendengar ada sebuah pesraman di tepian danau yang bernama Pesraman Suda Mala milik dari Ki Dukuh Raksadhanu. Di sanalah Sang Prabu Surya Natha meminta petuah dan tuntunan agar segera dapat bertemu dengan istrinya.

Di sisi lain, sang permaisuri yaitu Diah Kesuma Dewi kebingungan mencari keberadaan suaminya. Akhirnya dia memutuskan untuk nyineb wangsa dengan merubah namanya menjadi Ni Sukerti. Dia lalu mencari suaminya sambil mencari pekerjaan agar bisa bertahan hidup.  Kemudian diterimalah dia sebagai pembantu di Kerajaan Kertha Pura.

Di Kerajaan Kertha Pura, berkuasalah seorang raja yang bernama Prabu Praja Dimuka bersama permaisurinya Diah Ratna Puspa. Awalnya Prabu Praja Dimuka menolak Ni Sukerti sebagai pembantu karena takut kesetiaanya tergoda akan kecantikan dari Ni Sukerti. Akhinyra karena Diah Ratna Puspa bersikeras untuk menjadikan Ni Sukerti sebagai pembantu. Sang Prabu Praja Dimuka pun menerima permintaan istrinya tersebut.

Suatu ketika, Ni Sukerti mengantarkan kopi kepada Prabu Praja Dimuka. Karena kecantikan Ni Sukerti tergodalah sang prabu. Akhirnya sang prabu pun menggoda dan merayu Ni Sukerti, namun dilihat oleh Diah Ratna Puspa dan berujung pada pertengkaran dan menyebabkan perginya Diah Ratna Puspa meninggalkan kerajaan. Akhirnya sang raja memutuskan untuk menikahi pembantuya tersebut.

Selanjutnya tanpa sengaja Prabu Surya Natha beserta murid-murid dari ki dukuh sampai di perbatasan Kerajaan Kertha Pura. Terlihat ada persiapan upacara pernikahan yang megah. Didengar pula bahwa kerajaan Kertha Pura akan mencari ilen-ilen atau hiburan untuk memeriahkan acara pernikahan tersebut.  Akhirnya Prabu Surya Natha beserta murid dari Ki Dukuh sepakat untuk ngaturan ayah sebagai ilen-ilen atau hiburan dalam upacara pernikahan sang prabu.

Raja Surya Natha menampilkan pesantian yang menceritakan perjalanannya hanyut di tengah lautan dan terpisah dengan istrinya. Dilihatlah oleh Ni Sukerti selendang pada leher Prabu Surya Natha, akhirnya dihampirilah Prabu Surya Natha dan akhirnya mereka berdua berhasil saling mengingat satu sama lain. Karena sudah berhasil bertemu dengan suaminya Diah Kesuma Dewi membatalkan pernikahan.

Prabu Praja Dimuka marah sehingga mengunus senjata untuk membunuh Prabu Surya Natha. Kemudian dihadang oleh Diah Ratna Puspa dan Ki Dukuh Raksadhanu. Karena terjadi kesalahpahaman, Ki Dukuh Raksadhanu memberikan petuahnya agar keadaan dapat damai kembali, dan disarankanlah mereka melaksanakan asuci laksana atau pembersihan di Danau Kumala Sari. [T][Ado/*]

Tags: arjaPesta Kesenian Bali 2022seni pertunjukan
Previous Post

I Nyoman Kelub | Seniman Pemeran Punakawan “Togog” dalam Gambuh Batuan

Next Post

Jikunsprain Gelar Konser di Bali Setelah Rilis Single Terbaru “Paroxisma’

tatkala

tatkala

tatkala.co mengembangkan jurnalisme warga dan jurnalisme sastra. Berbagi informasi, cerita dan pemikiran dengan sukacita.

Next Post
Jikunsprain Gelar Konser di Bali Setelah Rilis Single Terbaru “Paroxisma’

Jikunsprain Gelar Konser di Bali Setelah Rilis Single Terbaru “Paroxisma’

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co