9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Rajah Rasa di Teba Kangin Pemanis | Bertemunya Seni, Alam Pedesaan, dan Gairah Berbagi

I Gede Made Surya DarmabyI Gede Made Surya Darma
May 25, 2022
inUlasan
Rajah Rasa di Teba Kangin Pemanis | Bertemunya Seni, Alam Pedesaan, dan Gairah Berbagi

Pameran Rajah Rasa di Teba Kangin, Pemanis, Penebel, Tabanan

Suasana pedesaan terasa sekali di sini. Sesekali para petani lewat menuntun kerbau. Petani itu akan membajak sawah. Desa ini adalah desa tua di Bali, bernama Pemanis di wilayah Biaung, Penebel, Tabanan.

Dingin udara pagi. Meraup aroma bubur Bali dan jajanan khas Bali yang di sajikan oleh penjual dengan sederhana di poskamling. Makanan itu disajikan dengan daun pisang dan sendok dari lipatan daun pisang pula. Cukup menghibur dan memuaskan rasa lapar di pagi hari. Apalagi ada aroma kopi khas Tabanan yang ditemani umbi sekapa (umbi gadung ) yang direbus, berisi parutan kelapa, lalu dilumuri gula aren.

Para peternak itik berlarian menuntun ratusan itik, menuju areal pesawahan untuk mencari makan dari sisa padi yang dipanen. Dan anak anak desa yang riang gembira berlarian mengejar glindingan ban bekas roda motor, sebagai sarana permainan. Para petani melangkah lengkap dengan alat pertaniannya bergegas bekerja.

Dalam suasana seperti itulah digelar pameran kesenian di Pemanis, tepatnya di Studio Made Baktiwiyasa (Pendiri Sanggar Teba Kangin).

Berita pameran itu terdengar oleh masyarakat yang sedang membeli bubur khas Bai yang dijual di poskamling. Terdengar pula pameran itu dihadiri Bapak I Komang Gede Sanjaya SE. MM., Bupati Tabanan, sekaligus untuk meresmikan pameran tersebut.

Berita inipun disebarkan oleh  para petani yang membeli sarapan di sana. Bahwa pagi itu desa mereka akan kedatangan tamu penting mengunjungi acara tersebut. Sebagaian para petani mengurungkan niatnya mengerjakan sawahnya, menunggu kedatangan pejabat daerah, dan menyaksikan acara kesenian di rumah Made Bakti Wiyasa.

Studio Made Baktiwiyasa yang berada di rumahnya di Desa Pemanis berdekatan dengan satu bangunan pura. Pura itu adalah tempat persembahyangan umat Hindu yang mana keseluruhan bangunan pura di dalamnya dibangun dengan meletakkan tumpukan batu sebagai tempat pemujaan. Dengan adanya bangunan tersebut, menjadai  penanda bahwa Pemanis adalah salah satu desa pradaban tua di Bali, yang juga dipengaruhi oleh peradaban purba  megalitik. Dan sekitaran kampung ini,  misalanya di Desa Senganan di utara Desa Pemanis di beberapa lokasi ditemukanya sarcophagus peti batu purba.

Memasuki rumah Made Baktiwiyasa, kita disambut aroma jajanan khas olahan Bali dengan sebutan laklak biyu, dengan bahan dasar tepung beras, pisang dan parutan kelapa, dimasak dengan kayu bakar.

Aromanya yang khas membangkitkan memori kita akan suasana pedesaan di Bali di masa lalu. Suasana yang indah dan sejuknya suasana kampung yang sudah banyak hilang di Bali.

Bangunan ruamahnya yang menggunakan arsitektur bangunan asta kosala kosali, adalah tata ruang dalam pembangunan rumah di Bali, lengkap dengan areal belakang rumah yang  disebut teba, sebuah halaman yang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat di Bali untuk ditanami tumbuhan untuk perlengkapan sehari-hari dan ternak. Jjuga halamann bermain anak-anak, sekaligus belajar, seperti misalnya permainan rumah-rumahan, suatu pelajaran arsitektur sederhana yang dipelajari semenjak kecil. Juga permainan mebarong-barongan, yakni bermain tarian Barong. Semua itu adalah pelajaran sederhana anak untuk mempelajari adat tradisi kesenian dan kebudayaan sejak dini.

Seniman I Made Bakti Wiyasa, alumni ISI Yogyakarta, berinisiatif halaman belakang rumahnya (teba)  rumahnya sendiri di jadikan ruang alternative berkesenian dan belajar yang tidak lepas dari fungsi awal dibangunya teba. Namanya Teba Kangin Pemanis Art Space.

Di teba itu dibuatnya sanggar Teba Kangin Art Space yang didirikan oleh Made Bakti Wiyasa beserta keluarga. Di tempat ini pula Made Bakti Wiyasa beserta istri Kadek Hartini, membagi ilmunya untuk mengembangkan kesenian dan sastra Bali dibantu oleh Pekak Rika atau Jero Ketut  Muka sebagai ahli satra Bali.

Selain nyastra juga terkadang di tempat ini pula masyarakat belajar geguntangan. Sang ayah dan ibunya seorang petani selalu menyambut kawan-kawan Baktiwiyasa dengan ramah di rumahnya, sambal mengupas kelapa, di sela tumpukan kayu bakar, dengan kesibukan harian, ibunya menggoreng jajanan Bali.

Hidangan kopi dan jajanan Bali selalu menyambut kedatangan tamu yang datang, dan dipersilakan duduk di lumbung padi di rumahnya dengan sejuta ceritra sambil bersandar di tiang lumbung padi dengan jumblah enam buah.

Pameran ini diselenggarakan untuk menyambut Bulan Menggambar Nasional yang dicanangkan pada tanggal 2 Mei 2022, yang digelar secara sporadis oleh 250 komunitas seni secara mandiri, dalam rangka memasyarakatkan menggambar di masyarakat Indonesia.

Ketua Sanggar Teba Kangi berinisiatif mengadakan pameran Seni bertemakan Rajah Rasa pada tanggal 23-30 Mei 2022 yang di ikuti oleh 17 perupa dan dikuratori oleh Made Baktiwiyasa, yang menghadirkan karya maesto (Nyoman Gunarsa), Made Wiradana, I Made Baktiwiyasa, Nyoman Loka Suara, Made Gunawan, Ketut Tenang, Ketut Sudita, Putu Wirantawan, R.A.Ayu Ratih Windari, I Putu Bagus Sastra Wedanta, Sri Srinaryo, Ni Wayan Sutariyani, I Ketut endrawan, I Made Somadita, Pande Nyoman Alit Wijaya Suta, I Wayan Jengki Sunarta, dan Yoesoef Olla. Dalam pameran itu terdapat 25 karya seni.

Pameran tersebut akhirnya dibuka Asisten II Sekda Tabanan I Wayan Kotia didampingin Kadisbud Tabanam I Wayan Sugatra dan Kasi Camat Penebel serta Kepala Sesa Biaung. Pembukaan diisi dengan mengadakan kalaborasi melukis bersama yang diawali oleh goresan awal Kepala Dinas Kebudayaan dan direspon oleh goresan seniman yang hadir. Mereka melukis di atas bidang kanvas putih berukuran 122 x 244 cm dengan menggunakan tinta cina. Lalu ditampilkan kalaborasi Performing Art I Kadek Hartini dengan I Wayan Jengki Sunarta.

Dalam pameran ini juga diadakan acara pemberian penghargaan seni Bakti Sastra Vidya Kusuma kepada Pekak Rika atau Jero Ketut Muka sebagai pelestari Aksara dan Bahasa Bali yang sudah mendidikasikan dirinya sejak 19 70-an, yang sudah mengajar Bahasa dan sastra Bali ke desa-desa di seputaran Kecamatan Penebel dan Baturiti dengan berjalan kaki.

Kingga kini Rika dan Muka secara sukarela tanpa dibayar bahkan mempasilitasi buku aksara Bali kepada yang mau belajar. [T]

Tags: Desa PemanisPameran Seni RupaSeni Rupatabanan
Previous Post

Fakta dan Fiksi Tentang Fakta dan Fiksi

Next Post

Singaraja, Kota Kecil yang Berusaha Menjadi Kota Romantis

I Gede Made Surya Darma

I Gede Made Surya Darma

Pelukis. Lulusan ISI Yogyakarta. Founder Lepud Art Management

Next Post
Singaraja, Kota Kecil yang Berusaha Menjadi Kota Romantis

Singaraja, Kota Kecil yang Berusaha Menjadi Kota Romantis

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co