Tingkah polah anak-anak yang lucu dan menggemaskan serta karakteristiknya yang aktif, atraktif dan ceria senantiasa menjadi objek menarik bagi para fotografer. Momen-momen tak terduga yang sangat fotogenik seringkali hadir di sela-sela aktivitas bermain mereka.
Namun, untuk bisa menghadirkan segala daya tarik anak-anak dengan ekspresi keceriaannya yang tetap terlihat wajar dan natural tersebut ke dalam foto adalah tantangan tersendiri.
Satu hal yang tidak bisa ditawar-tawar, saat memotret anak-anak, seorang fotografer juga dituntut memiliki kesabaran ekstra. Pasalnya, tidak mudah mengarahkan anak-anak supaya mau berpose pada gaya tertentu sesuai yang diharapkan fotografer.
Berpacu dalam Debu | Foto karya I Wayan Sumatika
Mereka juga tidak bisa dipaksa-paksa, karena hal itu justru bisa membuat mereka kehilangan spontanitas dan kepercayaan diri. Bukannya mendapatkan foto yang menarik, mereka justru akan menjadi bad mood dan akhirnya mogok untuk difoto. Jadi, biarkan mereka beraksi, bergaya dan berekspresi secara spontan. Di sini memang diperlukan kesabaran ekstra dan keterampilan untuk berkomunikasi dengan “bahasa anak-anak” sehingga mereka merasa nyaman sehingga mau beraksi dan berekspresi secara spontan.
Mengenalkan budaya | Foto karya I Wayan Sumatika
Dalam pemotretan anak-anak, pemilihan background atau latar belakang merupakan salah satu hal penting. Biasanya, anak-anak cenderung mengenakan pakaian yang berwarna-warni dengan pola atau karakter yang meriah.
Oleh karena itu, hindarilah pemotretan dengan latar belakang yang berantakan atau terkesan ramai. Dengan kata lain, pilihlah latar belakang yang polos atau warna-warna netral dengan pola yang sederhana sehingga anak-anak sebagai objek utama tampil outstanding atau menonjol. Selain itu, pemilihan latar belakang yang polos juga akan sangat membantu dalam menetapkan posisi yang ideal.
Selanjutnya, aturlah posisi kamera sejajar dengan mata anak-anak yang menjadi objek foto. Secara alami, tubuh anak-anak jauh lebih pendek dari kita sehingga kita harus rela memotret dalam posisi jongkok bahkan berbaring.
Pasukan berkuda | Foto karya I Wayan Sumatika
Pemilihan posisi ini sangat penting jika kita mengingingkan tubuh mereka tampak proporsional. Misalnya, bagian kepala tidak lebih besar atau lebih kecil daripada bagian tubuh lainnya. Namun, alternatif posisi lainnya juga sah-sah saja dicoba jika anda menginginkan efek dan angle tertentu.
Dalam memotret anak-anak, penggunaan mode continue/burst sangat disarankan. Pasalnya, anak-anak memiliki kecenderungan banyak bergerak atau aktif. Tentunya, anda akan sangat kewalahan jika memaksakan kamera mencari fokus di mode single untuk mengikuti setiap gerakan anak-anak tersebut. Apabila anda menggunakan settingan autotomatis, aturlah kamera di posisi scene sports/children.
Satu hal lagi yang perlu diingat, tidak semua anak-anak bisa bergaya dan berpose dengan luwes. Apalagi jika sadar sedang menjadi sasaran bidikan kamera, mereka cenderung merasa canggung, malu-malu dan tampak kaku. Tapi, jangan buru-buru menyerah dulu. Untuk membangkitkan mood mereka, anda bisa memanfaatkan alat bantu. Dalam konteks ini, mainan merupakan alat yang paling ampuh.
Musim hujan tiba | Foto karya I Wayan Sumatika
Jika mereka suka bermain mobil-mobilan, pancinglah dengan mobil-mobilan. Jangan buru-buru memotret, biarkan mereka larut atau merasa asyik dengan permainan tersebut beberapa saat. Dengan begitu, mereka tidak sadar lagi sedang menjadi objek foto dan mulai berekspresi secara spontan. Selanjutnya, anda tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menekan shutter kamera guna mendapatkan momen-momen terbaik .
Bermain bersama | Foto karya I Wayan Sumatika
Selain memanfaatkan permainan, Anda juga bisa membangkitkan mood anak-anak dengan menyertakan orang lain yang memiliki ikatan emosi yang kuat dengan anak-anak itu sebagai “figuran”. Orang lain itu bisa orangtua (ayah dan ibu, red), kakek/nenek dan teman bermain dari anak-anak itu sendiri termasuk hewan kesayangannya.
Kehadiran mereka (orang lain atau hewan kesayangan) bisa membuat anak-anak itu merasa lebih rileks sehingga tidak canggung lagi untuk berekspresi. Keuntungan lainnya, kehadiran “figuran” ini bisa menambah daya tarik pada foto, baik dari segi komposisi maupun membangun unsur cerita dalam foto tersebut. Misalnya, cerita tentang kedekatan dan kasih sayang antara anak dengan orangtuanya atau jalinan persahabatan antara anak-anak yang menjadi point of interest dengan tema-teman sepermainannya.
Persiapan memasang penangkap ikan | Foto karya I Wayan Sumatika
Dengan mencoba langkah-langkah sederhana itu, anda memiliki peluang yang sangat besar untuk mendapatkan foto anak-anak yang ekspresif. Sekali lagi, anda harus bersabar untuk mendapatkan momen yang pas dan selalu dalam kondisi yang siap untuk melakukan hal-hal secara spontanitas. Jangan sampai momen berharga yang biasanya hanya terjadi sesaat terlewatkan begitu saja tanpa sempat anda abadikan. [T]