18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kepekaan Estetika Kita dan Cagar Budaya Gedong Kirtya

Dewa Purwita SukahetbyDewa Purwita Sukahet
April 11, 2022
inEsai
Kepekaan Estetika Kita dan Cagar Budaya Gedong Kirtya

Dua gapura bergaya candi bentar dibuat kembar berwarna putih menghadap ke utara, kondisinya kian lusuh. Namun belakangan terbaca agar gapura terlihat selalu baru. Ini menilik dari bekas rembesan cat putih pada bagian kakinya.

Namun masih tampak retak menganga di beberapa bagian. Dan, intalasi lampu hias nampak dipasang merambat pada bagian atas dari tembok, badan hingga atap gapura. Entah apa pertimbangan estetiknya merambatkan lampu hias sedemikian rupa yang jelas sungguh tidak sedap dipandang.

Yang parah menurut saya adalah bagian atas gapura ditambahi dengan rangka kayu juga besi berbentuk persegi panjang yang ikatannya membelit ukiran ornament khas gaya Blelengan, tujuannya untuk memasang spanduk informasi.  Itu untuk gapura di sisi barat.

Sedangkan kembarannya di sisi timur tidak kalah memilukan namun spanduk yang membentang tanpa frame kayu dan hanya mempergunakan tali. Saya kira kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat gapura kembar yang berangka tahun 1939 tersebut masuk ke dalam inventaris bangunan cagar budaya.

Seni Rupa Bali dan Persoalan Arsip

Ya ini tentang cerita mengenai kepekaan estetika dan etika kita tentang warisan benda berupa bangunan cagar budaya yang di dalam Undang-undang Republik Indonesia No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

 BAB I Ketentuan Umum, pasal 1 butir no.1 menyatakan “Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan”.

Kemudian pada butir no. 3 menyatakan “Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap”.

Setelah cross check melalui situs https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/gedunggedong-kirtya-singaraja-sebagai-situs-cagar-budaya/ saya mendapatkan bahwa Gedong Kirtya termasuk ke dalam bangunan cagar budaya dengan catatan inventarisasi sebagai berikut Gedung/Gedong Kirtya (No Inventaris : 3/14-08/STS/53).

 Isi yang saya soroti pada deskripsi di dalamnya adalah “Gedung kirtya memiliki 2 buah gapura yang masih utuh dan kuno. Di setiap gapura terdapat angka tahun pembuatannya. Gapura luar dibuat pada 3 Juni 1939, dan gapura dalam dibuat pada 31 Mei 1933. Karakter gapura masih kuno, bahan yang digunakan adalah bata, semen, pasir dan cat putih. Pada bagian badannya terdapat panil relief pewayangan.”

Saya mengecek ulang arsip dokumentasi berupa foto edisi Nglesir Visual dan mendapatkan tahun 2019 sudah demikian adanya, sebab tahun-tahun sebelum itu jika tidak salah dalam ingatan saya merekam hal itu dan baru di tahun 2019 hingga kini ketika berkunjung ke Gedong Kirtya saya mengupayakan untuk mendokumentasikannya.

Gapura Gedong Kirtya sisi barat. [Nglesir Visual. 24 Juni 2019]
Gapura Gedong Kirtya di sisi barat. [Nglesir Visual. 9 Januari 2022]

Sebenarnya yang menarik dari gapura kembar tersebut adalah relief cetak dan teknologi pembuatan ornamennya, saya kira bangunan yang menjadi saksi bisu sejarah Kota Singaraja sangat layak dijadikan sebagai sarana pendidikan mengingat konon Singaraja adalah kotanya pendidikan.

Seni kasusastraan ya jangan ditanya lagi sebab Gedong Kirtya adalah gudangnya ilmu pengetahuan yang secara spesifik memiliki koleksi pustaka-pustaka penting bagi pulau Bali. Selain itu di kompleks Gedong Kirtya sisi sebelah timurnya berdiri kokoh gedung Sasana Budaya yang dapat dihidupkan melalui seni pertunjukan, teater, musik/karawitan.

Kemudian di sisi selatan adalah Museum Buleleng tempat belajar sejarah dan kebudayaan. Dari segi fisiknya, Kompleks Gedong Kirtya tentu dapat menjadi media pendidikan dari ilmu arsitektur, teknik sipil, desain interior dan eksterior, dan juga seni rupa.

Kita kembali kepada gapura kembar bercat putih tadi, terdapat beberapa ornamen relief cetak berupa panel wayang melekat pada tubuh gapura yang jika dilihat ikonografinya merujuk pada wiracerita Ramayana, meski persebaran panel relief cetak di Singaraja hanya terpusat pada Gedong Kirtya dan beberapa pada lingkungan jeroan Puri setidaknya kita dapat menebak bahwa inovasi campuran semen dan pasir telah diterapkan melalui arsitektur dan ornament di Singaraja.

Awalnya saya menduga bahwa gapura kembar ini dibangun dengan material batu padas sebagaimana yang dapat dijumpai pada bangunan-banguan suci yang tersebar di wilayah Buleleng, akan tetapi dugaan saya itu meleset ketika pada tahun 2017 saya Nglesir Visual di kuburan Kristen, Liligundi dan berakhir di permandian umum sisi seberang barat pasar Buleleng.

Jangan Belajar ke India Sebelum ke Gedong Kirtya Buleleng

Di sana saya menjumpai pada relief yang retak bahwa relief tidak dibuat dengan diukir pada medium batu padas melainkan di bentuk mempergunakan media pasir dan semen, semen yang dipergunakan kemungkinan besar adalah campuran bias-pamor. Dari sini kemudian saya ngeh bahwa perkembangan seni ukir di Singaraja mengalami perkembangan dari sisi medium hingga teknik mengukir bias pamor berkembang menjadi ukir bias malela.

Akan tetapi, dalam kasus teknik relief cetak tidak saya temukan informasinya di Singaraja dan justru di Kota Karangasem saya menjumpai pola yang sama, yaitu di Puri Kaleran Karangasem. Teknik cetak serupa masih hingga kini diterapkan oleh Gung Aji Wis.

Berbarengan dengan temuan data tersebut maka timbulah dugaan-dugaan spekulatif mengenai yang mana menerapkan teknik relief cetak lebih dahulu apakah Singaraja atau Karangasem?

Nah, untuk ini akan menjadi pembahasan saya selanjutnya sembari dengan sabar mengumpulkan data atau informasi. Yang jelas adalah terdapatnya penanggalan dan angka tahun pada bagian badan candi bentar kembar tersebut yang terbaca 3-6-1939, baik yang di sisi barat maupun sisi timur.

Gapura Gedong Kirtya sisi barat, belahan bagian barat, dengan kondisi retak dan memprihatinkan

Sedangkan pada bagian bawah penanggalan dan angka tahun secara konsisten di masing-masing belahan gapuranya melekat relief Wisnu menunggang Garuda dan Brahma menunggang Wilmana, ikonografinya jelas dari atribut, tipe tunggangan dan senjata cakra juga gada yang di bawa setiap figur. Beberapa panel relief cetak yang lebih kecil mengguratkan figur Palwaga atau tokoh-tokoh ksatria kera dalam epos Ramayana.

Melihat kondisi gapura tersebut saya kira sudah sepatutnya pejabat pemegang kuasa atau dinas terkait untuk merapatkan dirinya kepada orang-orang yang mempunyai keahlian di dalam tata ruang, desainer interior/eksterior, atau seniman yang memiliki cita rasa estetik terhadap bangunan cagar budaya guna memecah kemuraman perwajahan utamanya gapura kembar ini melalui restorasi atau pemugaran.

Buatlah rancangan penataan dan penyediaan tempat spanduk informasi yang layak dan tepat tanpa mengganggu bagungan cagar budaya sehingga kayu, tali, besi tidak semrawutan pada bagian-bagian ornament yang ringkih, penataan lampu atau tata lighting yang apik sehingga pada malam hari mampu memberikan kesan estetik.

Ikonografi Men Bajra yang Bertugas Mengundang Memedi

Saya kira penataan seperti itu akan memberikan kesan yang lebih segar bagi masyarakat umum dan menjadi sarana pembelajaran bagi tiap generasi sekaligus memupuk kepekaan estetikanya selain menjadi bagian aksi turut menjaga warisan cagar budaya.

Untuk penataan semacam itu sangat mungkin rasanya mengingat RTH Taman Bung Karno yang megah super mewah dengan patung singa merangkak berwajah emas super besar saja mampu terwujud, masa sih merawat bangunan yang memang dengan jelas terdaftar sebagai cagar budaya saja tidak mampu? Bagaimana perasaan Boeng Karno nanti? Boeng ajoe boeng!!!! [T]

Pohmanis, 11 April 2022

Tags: cagar budayaGedong KirtyalontarSingaraja
Previous Post

Jadikan “Megangsing” Sebagai Agenda Rutin Kepariwisataan Buleleng

Next Post

Senyum Merekah Pedagang “Kuud” Tepi Jalan, Antara Dunia Kedokteran dan Marketing yang Efektif

Dewa Purwita Sukahet

Dewa Purwita Sukahet

Perupa, suka ngukur jalan, dan CaLis tanpa Tung

Next Post
Senyum Merekah Pedagang “Kuud” Tepi Jalan, Antara Dunia Kedokteran dan Marketing yang Efektif

Senyum Merekah Pedagang “Kuud” Tepi Jalan, Antara Dunia Kedokteran dan Marketing yang Efektif

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more

Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

by Gading Ganesha
May 17, 2025
0
Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

PULAU Bali milik siapa? Apa syarat disebut orang Bali? Semakin saya pikirkan, semakin ragu. Di tengah era yang begitu terbuka,...

Read more

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co