15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Parade Pelegongan di DNA Denpasar | Esensi Legong Kembang Ura, Benarkah Membuat Rakyat Sejahtera?

Made Agus WardanabyMade Agus Wardana
March 1, 2022
inUlasan
Parade Pelegongan di DNA Denpasar | Esensi Legong Kembang Ura, Benarkah Membuat Rakyat Sejahtera?

Penari legong Kembang Ura dari Desa Adat Sidakarya Denpasar [Foto-foto dok pribadi]

Saya menonton sajian enam Sekeha Palegongan, Kamis 24 Februari 2022, di Gedung Taksu, Dharma Negara Alaya (DNA), Denpasar.  Saya duduk di kursi empuk dari pukul 16.00, namun keinginan untuk melihat parade palegongan dengan nuansa yang berbeda belum juga saya temui.

Tapi, tunggu.  Di akhir sesi ketiga, ternyata ada yang lain.

Menyaksikan pelegogan di akhir ini, saya seperti terlelap dan bermimpi dalam masa silam di tahun 1930-an. Suara gamelan palegongan mempesona. Bunyi jujur, manis, enak didengar, terasa alami tempo doeloe yang mengheningkan jiwa dan raga. Gending gending petegak klasik karya maestro Lotring dan Geria mengajak semua orang untuk setia melantunkan keaslian palegongan.

Namun, saya terusik dan tersentak dengan kerasnya suara speaker dimana microfon terpajang di antara instruments yang ada. Aduh!

“Suara speaker terlalu keras. Seharusnya tidak perlu menggunakan microfon, karena akustik gedung ini lumayan bagus,” kata saya pada Gabriel Laufer, warga Belgia, yang juga ikut menonton Parade Palegongan di Gedung DNA ini.

Saya intip dari kejauhan  rupa-rupanya volume  microfon kurang terkontrol dengan baik. Suara gangsa menukik  kuping membuat  pendengaran kurang nyaman.  Ini terjadi pada sekeha yang bermain di sebelah selatan panggung. Ah, sangat disayangkan!

Terus, lampu yang ada di antara penonton kenapa harus diterangkan?  Semestinya diredupkan, agar fokus penonton menjadi sempurna ke panggung pertunjukan. Barangkali hal sekecil ini kurang mendapat perhatian alias dianggap sepele. Bukankah gedung ini super modern dengan penataan cahaya atau lighting yang  jitu?

Pertunjukan perdana ditabuhkan oleh Sekehe Palegongan Lestari Budaya Banjar Meranggi Kesiman yang menampilkan tabuh dan tari legong lasem.  Kemudian Sekeha Palegongan Merdu Komala, Banjar Binoh Kelod, menampilkan Jobog. Lalu,  Sekeha Palegongan Pura Luhur Kanda Pat Sari, Banjar Pondok Peguyangan menampilkan Kuntul.

Selanjutnya Sekeha Palegongan Banjar Kaja Sesetan menampilkan Legong kreasi Puputan, sementara itu  Sekehe Palegongan Bandhana Eka  Pura Tambangan Badung Pemecutan menampilkan Legong Bandhojayadi. Dan terakhir, Sekehe Palegongan Bandhana Sidhi Gurnita Desa Adat Sidakarya menampilkan karya baru yaitu Legong Kembang Ura.

Kembang Ura

Nah, perhatian saya sangat tergoda dengan legong Kembang Ura dari Sidekarya ini. Legong baru karya koreografer muda  berbakat Putu Parama Kesawa. Ada polesan vintage dalam kostum, ekspresi nyebeng seperti dalam potrait penari era kolonial,  bentuk gerak dalam legong kuno, serta gerak ‘ngengsog‘ yang sengaja didiamkan untuk memberi kesan tegas.

Sungguh ini yang saya cari, sebuah pengembangan legong yang menggunakan gerak tradisi kuno. Make-up wajah penari sangat baik, tidak tebal dan terlihat wajah alami yang cantik tanpa filter

Namun demikian, pujian saya tidak akan berlebihan, karena ada hal-hal yang kurang pas dihati saya. Penggunaan kostum kurang menarik terutama di bagian kepala bertaburan bunga yang sangat berlebihan seperti penari gandrung. Warna kostum tampak kusam bergaya vintage berasa sisya calonarang. Kalau vintage dengan warna kostum legong kuno barangkali pas dilihat.

Setelah pertunjukan usai, saya bertemu dengan Parama Kesawa untuk  mengapresiasi garapannya. Kesawa sangat positif menerima kritikan. Inilah seniman muda zaman milenial yang siap dan lapang dada menerima segala masukan.

Menurut  Kesawa,  Legong Kembang Ura menterjemahkan dari esensi kembang ura yang terdapat dalam tari topeng Sidekarya. Dalam pertunjukan topeng Sidekarya kita sering melihat “penaburan bunga, pis bolong, dan beras. Kembang Ura adalah simbol kedermawanan Ida Dalem Sidekarya yang ingin rakyatnya sejahtera.

Dalam pikiran saya, ura berasal dari maura (bertaburan) dalam arti positif yaitu taburan bunga yang mensejahterakan. Dalam konteks cerita ini, wujud taburan berupa bunga, pis bolong dan beras tidak nampak jelas dalam gerak,  padahal  Dalem Sidekarya adalah figur kuat dalam sinopsis yang diceritakan.

Sementara itu, penataan tabuh terasa romantik dengan sentuhan ngumbang-isep dalam setiap gerakan. Ini benar-benar mengeesankan gending palegongan klasik, yang mana melodi, struktur, komposisinya seperti pada palegongan pada umumnya. Sejujurnya saya ingin gending yang lebih asyik dan unik sebagai identitas kembang ura.

Berulang-ulang saya saksikan lagi di youtube, tetap saja, belum nempel di pendengaran saya. Jangan khawatir, Bro ! Tentulah saya apresiasi tinggi karya tabuh dari I Made Andita ini yang selalu kreatif berkarya dalam setiap Pesta Kesenian Bali setiap tahun.

Seniman Swasta

Parade palegongan yang bertajuk “revitalisasi dan pengembangan berbasis tradisi” yang dikoordinir oleh Dinas Kebudayaan Denpasar ini adalah langkah nyata pemajuan kebudayaan Bali di tengah mandeknya penghasilan dan kesejahteraan para “seniman swasta” yaitu seniman tanpa penghasilan bulanan. Berbeda dengan seniman yang sekaligus menjadi PNS/ASN hidupnya lebih terjamin dalam masa pandemi ini.

Siapa lagi yang akan membantu para “seniman swasta” ini? Kasihan mereka. Apakah para seniman swasta yang tanpa penghasilan ini, mendapat jatah pentas?

Kita perlu peka terhadap seniman swasta ini, pemerintah  harus jujur melakukan pemerataan kesejahteraan untuk para seniman swasta yang terdampak hancur pada masa pandemi. Memajukan peradaban kebudayaan bukan saja kita memperbanyak kwantitas event yang penuh glamour saja, akan tetapi kepedulian  pemerintah akan kesejahteraan seniman swasta yang harus mendapat perhatian lebih terutama para seniman tua yang uzur dan terlupakan.

Nah, Semoga saja tari legong kembang ura ini dapat menggugah hati para pemegang kebijakan agar benar-benar bisa mensejahterakan rakyatnya, terutama para seniman swasta yang basah dalam karya tapi kering dalam penghasilan. Ciaaattt ! [T]

Tags: denpasarDesa SidakaryalegongLegong Kembang Uralegong klasikpelegongan
Previous Post

Ucapkan Selamat Nyepi, Ketua DPRD Buleleng Harapkan Tradisi Khas Desa Hidup Lagi

Next Post

Nyepi: Surya, Suryak, Ramya, Somya, Sunya

Made Agus Wardana

Made Agus Wardana

Seniman.,pernah tinggal di Belgia, kini tinggal di Denpasar. Aktif mengembangkan musik mulut atau gamut (gamelan mulut) dan setia mengembangkan kreatifitas dalam berbagai kesenian lain.

Next Post
Nyepi: Surya, Suryak, Ramya, Somya, Sunya

Nyepi: Surya, Suryak, Ramya, Somya, Sunya

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co