10 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ibu di Mata Nuryana Asmaudi SA

IBW Widiasa KenitenbyIBW Widiasa Keniten
February 19, 2022
inUlasan
Ibu di Mata Nuryana Asmaudi SA

Sampul buku Doa Bulan untuk Pungguk

Membaca kumpulan puisi Nuryana Asmaudi SA dalam kumpulan Doa Bulan untuk Pungguk diterbitkan oleh Akar Indonesia April 2016 menyiratkan beragam makna. Ada filosofi, sufi, anekdot, legenda, perdamaian, dan kehidupan sosial kemasyarakatan. Keberagaman ini menyiratkan bahwa Mas Nur bisa menggeluti hidup dan kehidupan yang diwujudkan ke dalam lari-larik puisinya.

Mas Nur tidak hanya berdiam diri. Ia juga mengungkapkan kehadiran sosok seorang ibu. Ibu memiliki makna tersendiri bagi Mas Nur. Ibu membuka kehidupan. Membuka lembaran hidup bagi insan manusia. Tidak berlebihan kiranya kalau dikatakan bahwa Mas Nur memahami makna-makna ibu. Wajarlah kumpulan puisinya diawali dengan “Secangkir Kopi untuk Ibu.” Mengapa tidak secangkir kopi untuk ayah? Tentulah pertimbangan batin Mas Nur berbeda, ia melihat sosok ibu membuka kehidupan sama dengan kumpulan puisinya membuka kehidupan dalam puisi. Puisi lahir dari rahim kreativitas.

Beberapa puisinya yang menggambarkan dunia ibu antara lain Secangkir kopi untuk Ibu, Sembahyang untuk Bunda, Sembahyang Kepompong, Anak Rantau, dan juga Doa Sungkem.

Pandangan Mas Nur mengenai ibu bisa disimak dalam puisi Sejangkir Kopi untuk Ibu (hlm.1). Rasa hormat dan kasih sayangnya terhadap ibunya bisa disimak dalam larik-larik puisi di bawah ini. Kasih sayang seorang ibu sebagai pemberi kasih pada anak-anaknya: ingin kuhidangkan secangkir kopi/ dari ramuan rasa cinta di usiamu yang telah senja/ setelah memeram jiwa untuk anak-cucumu//

Keharmonisan keluarga tercipta jika kasih sayang anak dengan seorang ibu terlahir dari nurani. Rasa hormat seorang anak tidak cukup untuk membalas cinta seorang ibu: Ingin kusuguhkan pelepas dahaga/ pahit-manis kehangatan dalam cangkir takdir/ dan waktu yang mendidik/ suguhan sekadar yang tak sebanding zikir rahim/ dan kasih sayang yang kau dawamkan/sepanjang hidup//

Seorang ibu memiliki kasih sayang. Kasih itu memberi kebahagiaan kepada sang anak. Seorang ibu pemberi maaf kepada sang anak. Ini mengindikasikan betapa cinta dan kasih seorang ibu: Demi bunda yang jiwanya sungai cinta/ senantiasa mengalirkan manis surga/ demi bunda yang jiwanya lautan kasih/ tak pernah kering ampunannya/ tempat ananda berenang senang/ di antara terumbuterumbu kasih sayang/ mutiara hati di kerang-kerang berpernik kilatan/ kapal-kapal berlayar mengusungbongkar muatan/ dari segala ke segala tujuan//

 Dalam puisi Sembahyang untuk Bunda (14), ditemukan metafora-metafora yang memuliakan cinta dan kasih sayang seorang ibu. Metafora-metafora itu misalnya, jiwanya sungai cinta, mengalirkan manis surga, jiwanya lautan kasih, tak pernah kering ampunannya, terumbuterumbu kasih sayang, mutiara hati di kerang-kerang, laut jiwanya tak henti bergelora doa/…// Metafora-metafora pilihan ini menyiratkan kekaguman dan hormatnya Mas Nur kepada ibunya.

Ibu tidak hanya ibu yang melahirkan. Bagi Mas Nur, Tuhan adalah seorang ibu. Tuhan memberikan kasih sayang kepada umatnya. Tuhan bisa dirasakan dalam doa-doa. Sembahyang Kepompong (hlm. 24) menyiratkan usaha Mas Nur agar bisa merasakan kasih sayang dan karunia Tuhan: …// dalam semedi kubayangkan engkau/ datang membawa sayap untukku/tapi jasadku terlalu lemah/ untuk mengangkat sayap itu/ kudengar di luar hidup begitu kejam/ bagaimana aku bisa menyelematkan diri?// Rasa melankolis Mas Nur tampak dalam larik: kalau aku nanti tak jadi jadi kupu-kupu/ tunggu di alam mimpi, Ibu/ mungkin ruhku bisa menziarahi rinduku!// Dalam larik ini, Mas Nur mengharapkan ada perubahan dalam perjalanan batinnya.

Sebagai anak rantau, Mas Nur bisa merasakan suka-duka kehidupan. Ia sempat merasakan, melihat hingga tumbuh kasih sayangnya terhadap derita seorang anak. Penggambaran kemiskinan yang amat sangat ditemukan dalamAnak  Rantau  (50), Mas Nur menulis seperti ini: Karena bubur habis anak itu menangis/ Emak memasak pasir untuk menghibur/ tapi jagoan kecil itu telah kabur/ ke pantai nun menumpang kapal ke seberang//…//

Kemiskinan yang amat sangat diungkapkan dengan larik: Emak memasak pasir untuk menghibur. Ungkapan emak memasak pasir, menyiratkan betapa kemiskinan diderita oleh seorang ibu. Dengan memasak paling tidak bisa menghibur sang anak hingga bisa menidurkan. Penggalan kehidupan sosial seperti ini masih terjadi dalam kenyataan. Artinya masih ada anak-anak bangsa yang belum bisa merasakan sedikit kesejahteraan dalam hidup.

Sebagai anak meskipun orang tua sudah meninggalkan kita, seharusnya tetap ingat dan mendoakan agar bisa mendapatkan kedamaian di alam Tuhan. Bersiarah ke makam orang tua diharapkan oleh Mas Nur. Puisi Doa Sungkem (hlm.108) menyiratkan hal itu: Mak, kamboja di atas makammu mungkin/ sudah setinggi pengalah matahari/ rekahnya mengharum istirahmu/ seperti doaku untukmu/ seperti doaku untukmu//

Sebagai anak kata maaf amat diharapkan bisa keluar dari hati seorang ibu. Jika ibu memaafkan kesejukan batin bisa dirasakan: hari ini lebaran ke tujuh/ aku tak sempat ziarah ke makammu/ sebab jauh merentang waktu/ tapi kita tak pernah berjarak, Mak/ karena cinta yang dalam// semoga doaku jadi ruang lapang/ cahaya terang bagi mihrabmu/ di haribaan kalbu/ maafkan anakmu!//

Nuryana Asmaudi SA mengungkapkan kasih sayang, derita, cinta suci dari seorang ibu. Ibu memberikan kedamaian, kesejukan, dan kelembutan dalam kehidupan. Cinta anak kepada ibu, cinta ibu kepada anak akan tumbuh jika tali kasih terus merekat dan menebarkan cinta sepanjang hidup dan kehidupan. Cinta ibu tak ada batasnya. Mas Nur mampu memaparkan cinta dan kasih sayang seorang ibu. [T]

Tags: kumpulan puisiPuisiresensi bukusastra
Previous Post

Satriani | Cerpen Kadek Desi Nurani

Next Post

“Bukan Kupu-Kupu Malam”, Film Mahasiswa ISI Denpasar, Tak Sekadar Tugas Akhir

IBW Widiasa Keniten

IBW Widiasa Keniten

Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten lahir di Geria Gelumpang, Karangasem. 20 Januari 1967. Buku-buku yang sudah ditulisnya berupa karya sastra maupun kajian sastra. Pemenang Pertama Guru Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2013 dan Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan Tahun 2013 dari Presiden, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu, 27 November 2013 di Istora Senayan Jakarta. Tahun 2014 ikut Program Kunjungan (Benchmarking) ke Jerman, selanjutnya ke Paris (Prancis), Belgia, dan Amsterdam (Belanda). 2014 menerima penghargaan Widya Kusuma dari Gubernur Bali. Tahun 2015 memeroleh Widya Pataka atas bukunya Jro Lalung Ngutah.

Next Post
“Bukan Kupu-Kupu Malam”, Film Mahasiswa ISI Denpasar, Tak Sekadar Tugas Akhir

“Bukan Kupu-Kupu Malam”, Film Mahasiswa ISI Denpasar, Tak Sekadar Tugas Akhir

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co