11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Perjalanan Menuju Rumah | Timbang Buku Kumpulan Cerpen “Mulih”

Lomba Esai Timbang Buku Sastra Bali ModernbyLomba Esai Timbang Buku Sastra Bali Modern
February 5, 2022
inUlasan
Perjalanan Menuju Rumah | Timbang Buku Kumpulan Cerpen “Mulih”

Sampul buku Mulih

Oleh: I Gusti Ayu Agung Putri Utami

Tempat dimana orang-orang selalu memikirkanmu, disanalah rumah ~Jiraiya.

Setiap orang normal pasti merasakan kebahagiaan setiap akan kembali ke rumah. Perasaan seperti saat seorang bocah dibelikan sepotong gulali. Bagi para pelaut, ini bahkan lebih indah dibandingkan malam pengantin baru.

Tapi, bagaimanakah perasaan saat menuju rumah yang sebenarnya? Rumah asal dari semua asal. Perasaan seperti apakah itu? Bagi beberapa orang, bahkan untuk membayangkannya saja belum mau.

Melalui buku yang berjudul Mulih karya I Nyoman Agus Sudipta, pembaca akan mendapat gambaran beberapa perjalanan menuju rumah. Baik buruknya sifat seseorang, tidak dapat ditebak bagaimana cara ia kembali ke rumah itu. Tidak ada yang dapat berkata tidak jika sudah waktunya untuk pulang.

Buku yang diterbitkan oleh Pustaka Ekspresi pada Nopember 2020 ini terdiri atas dua belas cerpen. Pembaca akan dibawa untuk masuk ke dalam cerita dengan bahasanya yang mudah dipahami. Walau demikian, kamu akan dibuat terkejut pada beberapa kepolosan yang menipu. Ibarat partikel gamma, cerita tampak telanjang padahal energinya dapat menembusmu.

Drowaka yang berarti serakah, merupakan judul pembuka dalam buku ini.  Kisah seorang nenek bernama Dadong Runti yang diliputi kesedihan. Sepeninggal suaminya, ia terkatung-katung menjalani kehidupan. Melalui cucu kesayangannya, sang anak tiri menitipkan lawar dan sate sebagai tanda perdamaian. Cerita ini menunjukkan perasaan Dadong Runti sebelum berjalan menuju rumah. Seperti kisah Naruto yang menyadari akan ajalnya, ia mengumpulkan segala kekuatan terakhir untuk memberi “kenangan” pada musuh-musuhnya.

Cerpen kedua berjudul Enten yang artinya sadar. Menceritakan perjalanan seorang pemuda dermawan bernama Wayan Kariana. Sosok pemuda yang sangat kreatif dan penuh dedikasi. Ia tidak mau melihat anak-anak kelaparan. Ia ingin semua anak tetap semangat untuk menuntut ilmu. Ia tidak mau kejadian kakaknya terulang. Banyak tantangan yang ia hadapi dalam perjuangannya. Di akhir cerita, Wayan Kariana jatuh ke perbatasan antara dua rumah. Ia akhirnya bertemu kakaknya, namun di rumah yang lain istri dan anak-anak desa setia menungggunya.

Ketika membaca cerita Enten ini kita tidak akan merasa sedang menerima sebuah fiksi. Makna yang disajikan mengalir secara logis dalam setiap alurnya. Memang benar masih ada sosok seperti Wayan Kariana di dunia ini. Memang masih ada preman-preman desa yang tidak mau kehilangan muka. Begitu juga saat kita membaca cerpen yang berjudul Luh. Tentang seorang suami yang mengabaikan istrinya disaat dirinya sukses. Tentang seorang perempuan yang mengorbankan segalanya karena cinta.

Cerpen lainnya yang akan membuat kamu mengangguk-anggukan kepala yaitu yang berjudul Nyilih, Nyoblos, Odha, dan PMI. Judul ini dikemas sangat faktual dan aktual. Tiga kisah diantaranya merupakan sebuah klise namun dikemas dengan mendebarkan. Sementara itu cerpen berjudul PMI mengandung sindiran yang sangat pelik. Ini cerita perjuangan para TKI yang karismanya diputar 360 derajat oleh Covid-19. Pembaca sebagai masyarakat akan disadarkan pada pentingnya tidak menjadi diskriminatif. Di sisi lain para TKI akan mendapat pencerahan bahwa Covid-19 bisa menjadi jalan untuk merenungi diri, tentang dimana dan siapa yang dilupakan.

Satu judul perjalanan pulang yang paling berkesan dan terngiang yaitu cerpen yang berjudul Mulih. Sangat setuju dengan penulis bahwa inilah pemain depan dalam buku yang sudah ber-ISBN ini. Cerita Mulih menggambarkan kisah cinta seorang anak gadis terhadap ibundanya. Seorang gadis yang menobatkan sang ibu sebagai separuh jiwanya. Setiap detik hanya memikirkan ibu. Ia selalu ingin bersama ibunya, membantunya mengerjakan pekerjaan rumah, memeluknya, dan berbagi cerita. Ia sampai tidak peduli dengan ancaman maut yang sedang mengintainya. Ia bahkan mengabaikan gelar menyedihkan yang sedang disandangnya. Kisah ini sangat menyentuh. Mari bertaruh jika kamu tidak sampai meneteskan air mata.

Beberapa akhir dalam kumpulan cerita ini terbilang cukup menguras emosi. Pembaca bisa saja kesal dan ingin mengajukan protes. Ini setidaknya seperti ocehan para penggemar film Naruto pada Masashi Kishimoto saat melenyapkan karakter Jiraiya dan Neji Hyuga dari skenarionya. Tapi disanalah letak dari keunggulan buku ini. Setiap cerita memang menyiratkan realita di sekitar kita namun setiap akhir belum tentu sama dengan prediksi anda.

Saya memberikan rating 4 (dari 5) untuk buku ini. Segala unsur dalam cerpen sudah dipenuhi dan setiap diksi dipilih dengan efektif menjadi sebuah kisah yang padu. Buku kumpulan cerpen ini menyasar kalangan dewasa sebab struktur cerita yang kompleks. Walaupun tidak semua konflik berakhir dengan penyelesaian yang tegas, namun kesan abu-abu menjadi bumbu istimewa di akhir cerita.

Alur yang digunakan pada cerita seluruhnya adalah alur bolak balik. Namun cara  penulis menguraikannya dapat dipahami dengan mudah. Seluruh cerita bertemakan realita yang sarat akan amanat bagi para pembaca. Tentang bagaimana sejatinya hal-hal yang benar dan salah dalam kehidupan.

Salah satu amanat yang terkandung dalam cerpen Nyilih di halaman 37. Pembaca akan memperoleh literasi mengenai Grahastha Asrama atau hidup berumah tangga. Menikah bukanlah sekadar memenuhi hawa nafsu. Menikah adalah sebuah kewajiban menjalankan yadnya. Jika menikah dikarenakan hamil terlebih dahulu, anak yang dilahirkan secara Agama Hindu termasuk golongan anak diadiu. Ia berasal dari roh  yang merupakan kama bang dan kama petak (merah dan putih) yang tidak suci. Pada intinya, ini bukan soal ajaran agama tetapi makna yang bisa dipetik dibalik ulasan penulis tersebut. Generasi masa kini perlu memahami makna perkawinan yang sejatinya penuh pertanggungjawaban.

Ada juga amanat mendalam yang dapat pembaca nikmati dalam cerpen yang berjudul Sepatu. Kisahnya diuraikan seperti sebuah diary biasa dari seorang pensiunan yang hidup bersahaja. Di halaman 73, penulis menyampaikan amanat yang sangat penting tentang kehidupan. Sang tokoh ditertawakan karena tidak menggunakan sepatu yang bagus saat bekerja dulu. Nnamun sebagai Guru, dirinya mengutamakan dedikasi kepada para peserta didik. Masih banyak anak-anaknya yang bahkan untuk ke sekolah saja penuh perjuangan. Ia merasa kehadirannya dan ilmu yang dibagikannya jauh lebih penting dibandingkan sebuah sepatu. Pesan ini dituliskan dalam kalimat seperti sebuah candaan yang polos. Namun jika kamu memahaminya dengan benar, akan cukup membuat telingamu panas.

Banyak lagi makna mendalam yang tertulis dalam kumpulan cerpen ini. Pesan dan ilmu pengetahuan yang dibagikan tergolong kualitas premium, tetapi penulis menuangkannya dalam bahasa yang tidak rumit. Bahasa Bali yang digunakan juga bahasa sehari-hari yang pastinya dimengerti betul untuk anak-anak milenial. Teknologi yang digunakan dalam mendukung cerita juga cukup mengikuti zaman.

Sayangnya, untuk dapat merangkul anak-anak generasi Z masih perlu beberapa perombakan. Struktur bahasa dapat dibuat lebih kekinian. Penulis juga dapat memecah beberapa paragraf panjang untuk membuatnya lebih menarik. Diluar hal ini, buku Mulih sangat layak untuk dibaca dan diapresiasi.

Ada dua dari dua belas cerpen dalam buku ini yang sedikit “tampil beda”. Cerpen berjudul Luh dan Reuni memiliki bahasan frekuensi yang tidak sama dengan cerpen lainnya. Alangkah sempurnanya buku ini apabila kedua cerpen tersebut juga dikaitkan dengan perjalanan pulang atau mulih.

Sesuai dengan judul buku, Mulih adalah satu tema yang selalu menarik untuk dibahas. Meskipun pada kenyataannya banyak orang tidak ingin membahas bagaimana ia akan mulih, tetapi orang-orang cukup tertarik menyimak bagaimana pengalaman orang lain. Entah ketertarikan itu terjadi untuk memetik makna kehidupan atau sekadar mengingatkan diri akan eksistensi kematian.

Setelah mengakhiri kalimat di halaman 83, pembaca mungkin secara otomatis teringat pada kalimat bijak dari tokoh dalam Naruto yaitu Jiraiya

“Shinobi bukan dikenang dari bagaimana ia hidup, tetapi mereka dikenang dari bagaimana kematiannya”

Kekuatan, kepintaran, kebaikan, keburukan, kekayaan, dan yang lainnya semuanya hanya akan menjadi kenangan. Orang-orang hanya akan membicarakan kenangan tersebut sepanjang waktu. Pembicaraan tersebut akan menjadi doa. Doa akan menjadi bekal untuk perjalanan pulang. [T]

_____

Tags: Lomba Esai Timbang Buku Sastra Bali Modernsastrasastra bali modern
Previous Post

Menatap Manusia Bali Dengan Segala Ikatannya Dalam “Aud Kelor” Karya Carma Citrawati

Next Post

Mengenal Thomas Mann

Lomba Esai Timbang Buku Sastra Bali Modern

Lomba Esai Timbang Buku Sastra Bali Modern

Lomba Esai Timbang Buku Sastra Bali Modern 2021 diselenggarakan oleh www.suarasakingbali.com untuk memeriahkan HUT-nya yang kelima

Next Post
Mengenal Thomas Mann

Mengenal Thomas Mann

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co