12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Esensi Mendaki Gunung: Antara Cerita, Realita dan Harapan

IG ArtabyIG Arta
February 4, 2022
inEsai
Esensi Mendaki Gunung: Antara Cerita, Realita dan Harapan

Foto: IG Arta

Andai Tuhan tak sabar memberi kesempatan saya untuk masih menjadi guru, mungkin saya sudah menjadi orang terkenal yang diiberitakan dan diperbincangkan dimana-mana. Bukan menjadi selebritis atau selebgram, tapi menjadi headlines sebuah berita di media massa.

Judulnya mungkin seperti ini: “Seorang guru tewas terjatuh di lereng Batukaru saat mendakii. Menghebohkan tapi tragis”.

Itu bermula dari suatu senja, di akhir Desember 2020, tiga serdadu SIDHABU (sebutan untuk anggota dan mantan SIspala DHArma BUwana, SMP N 2 Melaya)  berkunjung ke rumah dengan misi,  bukan saja untuk menjaga hubungan baik, antara guru dan mantan murid,   tetapi yang utama adalah permintaan untuk mengawal mereka mendaki  Gunung Batukaru.

Mereka sangat paham bahwasanya saya sangat sulit menolak untuk diajak kegiatan seperti itu. Karena mereka tahu, kami berada pada frekuensi yang sama, yaitu sebagai mahluk penikmat kesunyian dan pemuja rimbunnya belukar.

Singkat cerita, kami memutuskan untuk merayakan Natal dengan mendaki Gunung Batukaru.

Setelah memperdebatkan rencana aksi, dan mempersiapkan segala keperluan, keesokan pagi, sekitar jam 5.30 kami berenam, terdiri dari tiga anggota SHIDABU, satu teman SMA  mereka, saya  dan anak lelaki saya, ,bergerak  dari Negara dengan tiga sepeda motor menuju Pura Malen, di Pujungan, Pupuan, Tabanan. Pura Malen  sebagai Starting point pendakian.

Sekitar jam 10.00 kami memulai pendakian dengan semangat yang sangat membara. Bukan hanya karena pengalaman kami yang masih minim dalam mendaki,  yang menumbuhkan rasa antusias yang tinggi,  tetapi lebih kepada sensasi menelusuri hutan yang masih sangat asri dan seni.

Ada ketakjuban yang tak terkatakan. Juga harapan, andai saja semua gunung dan hutan di semua tempat masih seperti ini. Tentu keberadaban kita terhadap mahluk lain  yang katanya masih di bawah kita levelnya, tidak perlu diperdebatkan lagi.

Setelah hampir tujuh jam pendakian, karena kami memang tidak ngegas pol untuk segera sampai ke puncak, karena prinsip kami justru proses pendakianlah yang menjadi skala prioritas untuk dinikmati. Kami sampai di puncak dengan bahagia.

Bergegas kami membangun dua tenda, karena gerimis mulai turun. Kemudian segala bentuk rutinitas berkemah di puncak gunung pun kami lalui. Mulai dari kegiatan masak sederhana, bermodalkan mie instan, telur rebus dan sosis, bermain gitar, dan menyalakan api unggun “sampah”, serta obrolan ringan pengantar tidur.

Hal istimewa yang bisa dikenang malam itu adalah dinginnya udara yang sangat menyengat. Logikanya, di puncak ketinggian pasti dingin, tapi ini lebih dari biasanya, menurut saya.

Saya mengenakan dua celana panjang tebal, kaos kaki ganda, dengan kombinasi dua kaos lengan pendek dan panjang, jacket tebal, kupluk di kepala, serta selop tangan tebal, tidak mampu membendung dinginnya udara malam itu.

Akhirnya dengan mengkonsumsi air panas, saya baru bisa terlelap beberapa saat. Sungguh pengalaman pertama menghabiskan malam dengan sangat kedinginan.

Keesokan pagi, setelah berfoto-foto bersama dengan sunrise dan suasana sekitar,  kenangan yang tak terlupakan itu terjadi. Saat itu, saya bersama anak memutuskan untuk mendahului turun dengan pertimbangan agar tidak terlalu jauh tertinggal dan bisa sampai di bawah bersamaan, mengingat kemampuan fisik saya yang berbeda dengan mereka.

Mereka setuju dengan syarat saya dikawal salah satu dari mereka. Bahkan mereka juga membekali saya dengan trekking pole –nya. Juga, di saat turun itu, saya menemukan sebuah tongkat bekas pendaki lain yang terbuang. Tongkat itu saya berikan ke anak saya untuk digunakan. 

Beberapa menit berjalan, keteledoran kecil yang berdampak saya nyaris celaka, atau bahkan nyaris pulang tinggal nama. Saya terjatuh ke lereng gunung yang terjal dan dalam. Setapak yang nampak normal, dengan rumput yang masih utuh, ketika diinjak ternyata lubang yang tidak berisi tanah.

Hujan yang terus menerus di musim itu rupanya telah menggerus tanah di bawah rumput.  Saya terjatuh dalam posisi salto dua kali, dan beruntung ada pohon paku atau pakis besar bisa saya raih.

Kepanikan anak dan murid pengawal saya terdengar dari teriakan mereka yang terus menerus memanggil nama saya. Saya baru bisa membalas panggilan itu setelah menyadari bahwa saya baik-baik saja. Hanya kupluk kesayangan saya yang hilang. Selebihnya semua aman.

Dengan tenaga yang tersisa saya perlahan mulai mendaki mendekati mereka . Kesulitan terjadi saat saya harus naik ke setapak, sementara kondisi medan licin dan longsor. Beruntung saya dbekali trekkng pole dan tongkat pungut tadi.

Dengan kerja keras,  masing-masing dari mereka menarik saya dengan bantuan tongkat-tongkat itu..  Kami menenangkan diri sesaat sebelum melanjutkan perjalanan turun. Sambil menghela nafas  saya merenung, ternyata ada hikmah dari trekkng pole  dan tongkat pungut itu. Mereka telah menyelamatkan saya.

Dan yang lebih beruntung lagi, pengalaman gelap itu tak mampu menghitamkan passion saya untuk mendaki dan masuk hutan lagi. Kecintaan saya masih sangat besar dan utuh. Justru, itu memotivasi saya untuk mendaki lagi dan lagi. Tentu dengan memprioritaskan  keselamatan dan keamanan pendakian.

Bahkan ada keinginan untuk mengajak lebih banyak orang lagi, untuk lebih mencintai alam  dengan kegiatan ini.

Bagi sebagian orang, dari cerita mereka yang saya dengar dan baca, selain sebagai bentuk pembuktian keperkasaan diri menaklukan ketinggian dengan berjalan kaki,  mendaki juga bagus untuk menyegarkan pikiran dari kejenuhan rutinitas. Disamping, kegiatan mendaki juga terkatagori kegiatan yang sangat ramah dengan sosial media. Dan masih banyak lagi alasan lainnya yang bersifat personal.

Namun bagi saya, mendaki adalah ruang untuk berbalas budi atas apa yang gunung dan hutan telah berikan. Sekaligus,  sebagai ajang untuk beramah tamah dengan semesta. Dengan mendaki, keinginan untuk melestarikan alam, khususnya gunung beserta isinya semakin tinggi. Selalu tumbuh niat untuk menjaganya dari kerusakan. 

Penulis, suatu pagi di sebuah ketinggian…

Mungkin terdengar naif dan sangat klise, tapi itulah perasaan yang tidak bisa saya pungkiri. Bagi saya dengan mendaki, kita bisa lebih  mengakrabkan diri dengan alam, mengenali dan memahami dari dekat, sehingga timbul rasa cinta, yang berujung pada rasa sayang yang dalam dan tulus.

Walaupun memang  tak semua kegiatan mendaki berdampak positf bagi alam. Masih sering kita jumpai beberapa aksi yang kurang terpuji dari beberapa oknum pendaki, yang menurut saya,  mereka masih belum siap mental untuk memahami esensi dan sensasi dari mendaki.

Seperti, masih ada saja pendaki yang membuang sampah plastik bawaan mereka atau anorganik lainnya disepanjang perjalanan pendakian. Atau tindakan menulisi pohon dengan pisau atau tinta sebagai bentuk pengakuan eksistensi. Mereka hanya butuh kesadaran diri tanpa perlu menambah regulasi lagi. Dan itu butuh proses.

Juga, meski mendaki memilki dampak negatif lainnya, utamanya bagi pendaki, seperti mengalami kedinginan, atau terjatuh, atau hal lain  yang bahkan sangat membahayakan jiwa pendaki jika terjadi kesalahan dalam melakukannya, menurut saya, itu adalah hal biasa yang  juga bisa terjadi pada kegiatan atau aktivitas yang lain. Sebagaimana konsep Rwa bhineda, hitam dan putih pasti akan selalu ada di setiap aspek kehidupan sebagai bentuk sebuah keselarasan. [T]

Tags: Gunung BatukarulingkunganMendaki Gunungpecinta alam
Previous Post

Aksara Bali di Ruang Publik | Yang Ditulis Suaranya, Bukan Menyalin Hurufnya

Next Post

Konservasi Lontar di Jembrana | Lontar di Dadya Kayu Selem Desa Budeng Sebagian Lapuk

IG Arta

IG Arta

Guru. Tinggal di Kelurahan Lelateng, Negara, Jembrana

Next Post
Konservasi Lontar di Jembrana | Lontar di Dadya Kayu Selem Desa Budeng Sebagian Lapuk

Konservasi Lontar di Jembrana | Lontar di Dadya Kayu Selem Desa Budeng Sebagian Lapuk

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co