12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tubuh “Aktor Amatir”

Ridwan HasyimibyRidwan Hasyimi
January 30, 2022
inEsai
Tubuh “Aktor Amatir”

Pertunjukan Aktor Amatir (karya/sutradara Ab Asmarandana) oleh Ngaos Art di Studio Teater ISBI Bandung, Kamis, 13 Januari 2022 [Foto Ridwan Hasyimi]

Bukan hanya pada genre teater tubuh, pada genre lain pun tubuh aktor masih vital sebagai pengejawantah gagasan. Dalam konteks ketubuhan, yang membedakan satu genre dengan genre lain dalam teater adalah bagaimana tubuh itu dipersepsi. Persepsi atas tubuh menjadi dasar bagaimana tubuh berdayaguna di atas panggung.

Jika pelukis membutuhkan kanvas dan cat sebagai medium ekspresi, maka aktor membutuhkan tubuhnya untuk medium ekspresi. Ungkapan demikian juga sebenarnya kurang tepat. Dalam perkembangan wacana ketubuhan, tubuh aktor tidak hanya dipersepsikan sebagai medium ekspresi. Tubuh adalah ekspresi itu sendiri.

Dalam diskusi pasca pertunjukan Aktor Amatir (karya/sutradara Ab Asmarandana) oleh Ngaos Art di Studio Teater ISBI Bandung, Kamis, 13 Januari 2022, mengutip tokoh teater tubuh Indonesia, Toni Broer, moderator Mohammad Wail Irsyad mengatakan bahwa tubuh aktor bukanlah rental. Saya memahaminya sebagai pernyataan bahwa tubuh aktor bukan sebatas medium yang bisa seenaknya dirental oleh teks-teks drama demi mewujudkan realitas fiktifnya di atas panggung. Tubuh bukan hanya kendaraan makna di luar dirinya sendiri. Tubuh punya pengalaman, biografi, kedaulatan, dan otoritasnya sendiri. 

Pertunjukan Aktor Amatir (karya/sutradara Ab Asmarandana) oleh Ngaos Art di Studio Teater ISBI Bandung, Kamis, 13 Januari 2022 [Foto Ridwan Hasyimi]

Idealnya, tiap pertunjukan memiliki pendekatannya (metode) yang khas sesuai dengan kebutuhan. Termasuk juga menyoal tubuh aktor. Soal bahwa pendekatan atas tubuh itu “bersanad” atau tidak, tidak terlalu penting kecuali untuk kepentingan kajian atau perkembangan ilmu pengetahuan keaktoran yang umumnya ada di kampus-kampus seni. Atau sebagai wawasan intelektual bagi para pelaku teater pada umumnya. Dasar dari pendekatan-pendekatan itu adalah persepsi atas tubuh aktor di  atas pentas.

Pada pertunjukan Aktor Amatir, tubuh aktor dipersepsikan oleh sekurang-kurangnya tiga persepsi. Pertama, tubuh aktor dipersepsi sebagai representasi realitas fiktif teks drama. Kedua, tubuh aktor dipersepsi sebagai presensi tubuh aku-aktor. Ketiga, tubuh aktor dipersepsi sebagai medium artistik (audio maupun visual).

Persepsi yang pertama melahirkan pendekatan yang umumnya dilakukan ketika aktor menjumpai teks-teks drama dengan karakter tokoh yang jelas dan rigid seperti dalam lakon-lakon realis. Aktor akan menyiapkan tubuhnya sedemkian rupa untuk memerankan tokoh A dengan segala kompleksitas batiniah dan lahiriahnya. Tubuh perempuan desa yang pemalu tentu akan berbeda dengan tubuh perempuan kota yang pemalu. Cara berjalan, cara duduk, dan cara bersandar seorang eksekutif muda berpenghasilan ratusan juta sebulan tentu lain dengan cara berjalan, cara duduk, dan cara bersandar seorang seniman berpenghasilan tak menentu. Tubuh aktor harus siap dan mampu mengejawantahkan seluruh biografi tokoh dengan meyakinkan. Pada posisi ini, tubuh aktor menjadi re-presentasi atas realitas rekaan (fiksi) dalam teks drama. Tubuhnya menghadirkan kembali (re-presentasi) kenyataan drama ke dalam kenyataan panggung.

Kendati bentuk dan struktur lakon Aktor Amatir sukar digolongkan ke dalam lakon realis, namun pendekatan ini tetap digunakan sebab peran yang hadir di panggung jelas punya nama dan karakter. Ia adalah manusia sebagaimana adanya: aktor teater, sopir ambulan, orang sakit, Raden Aris, ustadz, kapten kapal, dan lain sebagainya. Peran-peran itu harus hadir dengan utuh, tentu dengan segala kompleksitas lahiriah dan batiniahnya. Untuk pendekatan ini, acting method yang digagas Stanislavsky masih relevan sebagai pijakan.

Persepsi kedua melahirkan pendekatan yang biasanya muncul dalam seni tradisi dan teater tubuh. Pada (sebagian) pertunjukan teater tubuh, tubuh aktor dipandang bukan sebagai “kendaraan makna”, melainkan makna itu sendiri. Ia tidak merepresentasikan apa pun kecuali dirinya sendiri. “Peran” yang dimainkan aktor pada teater tubuh inheren pada tubuhnya. Keterangan lebih lanjut mengenai hal ini dapat disimak dalam sebuah wawancara dengan tokoh teater tubuh Indonesia, Toni Broer, di kanal YouTube Aku Aktor.

Pertunjukan Aktor Amatir (karya/sutradara Ab Asmarandana) oleh Ngaos Art di Studio Teater ISBI Bandung, Kamis, 13 Januari 2022 [Foto Ridwan Hasyimi]

Namun, tubuh sebagai presensi ketubuhan bukan hanya domain teater tubuh semata. Teater-teater tradisi macam longser, ludruk, lenong, dan lain-lain, juga melakukan pendekatan serupa. Tentu dalam tensi dan bentuk yang berbeda. Dalam teater tradisi, seorang aktor bisa menjadi tokoh dan sehela nafas kemudian ia menjadi dirinya sendiri. Dalam satu adegan, aktor A menjadi patih di sebuah kerajaan dan sedang berdiskusi dengan rajanya. Masih di adegan yang sama, ia tiba-tiba menjadi dirinya sendiri. Pun demikian raja. Obrolan tiba-tiba berganti tema seiring bergantinya karakter. Suasana menjadi patah. Peristiwa ini biasanya hanya sebentar. Mereka bisa secepat kilat “menjadi” tokoh lagi dan kembali ke alur cerita.

Fase ketika mereka menjadi dirinya sendiri adalah fase ketika tubuh mereka hadir di panggung sebagai tubuh aku-aktor, bukan aku-tokoh. Pada titik ini tubuh mereka tidak merepresentasikan apa-apa kecuali diri mereka sendiri. Aku menjadi aku.

Pertunjukan Aktor Amatir (karya/sutradara Ab Asmarandana) oleh Ngaos Art di Studio Teater ISBI Bandung, Kamis, 13 Januari 2022 [Foto Ridwan Hasyimi]

Nyaris di semua fragmen Aktor Amatir terdapat patahan semacam patahan yang biasa ada dalam teater tradisi. Kiki Kido yang memerankan introgator pada fragmen rumah sakit tiba-tiba menjadi dirinya, misalnya. Demikian pula Kahfi yang berperan sebagai ranjang mendadak bangkit dan mengeluh pegal. Dalam khazanah teater Barat, hal demikian ini sering ditautkan pada gagasan alienasi yang difomulasikan Bertolt Brecht. Soal bahwa fluiditas teater tradisi dan alienasi Brechtian sekilas nampak mirip, bisa menjadi topik yang asik diperbincangkan secara lebih khusus.

Pendekatan ketiga umum terdapat dalam pertunjukan yang menggunakan tubuh aktor sebagai set atau sumber bunyi untuk keperluan artistik. Bentuk seperti ini tentu sukar ditemukan pada pertunjukan realis. Pada pertunjukan dengan konsep “tubuh (sebagai) artistik” aktor bisa menjadi kursi, lampu, meja, vas bunga, dinding, dan lain-lain. Hal ini pula yang diusung oleh Aktor Amatir. Selain menjadi benda-benda, tubuh aktor juga menjadi semacam instalasi yang tidak mewakili benda apa pun. Ia disusun sedemikian rupa demi estetika. Seperti ciptaan Tuhan yang lain, tubuh manusia—atletis, gemuk, kurus, coklat, putih, tinggi, pendek—mengandung nilai estetika pada dirinya sendiri. Dengan sedikit sentuhan cahaya lampu panggung dan penataan komposisi, tubuh aktor telah cukup sebagai karya seni instalasi. [T]

_____

BACA JUGA TEATER LAMA DAN TEATER SEBENTAR DARI PENULIS RIDWAN HASYIMI

Teater Lama dan Teater Sebentar | Bagian I : Teks dan Tubuh

Tags: aktor teaterbandungISBI Bandungseni pertunjukanTeaterteater tubuh
Previous Post

Konversi Nilai dalam Konflik Sosial | Percikan Nilai dari Buku Kumpulan Cerpen Kupu-kupu Kuning Ngindang di Candidasa

Next Post

Membangun Diskusi dari Kisah-kisah Imajiner Desa Tani

Ridwan Hasyimi

Ridwan Hasyimi

Pekerja Seni. Tinggal di Tasikmalaya, Jawa Barat

Next Post
Membangun Diskusi dari Kisah-kisah Imajiner Desa Tani

Membangun Diskusi dari Kisah-kisah Imajiner Desa Tani

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more

Pulau dan Kepulauan di Nusantara: Nama, Identitas, dan Pengakuan

by Ahmad Sihabudin
May 12, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

“siapa yang mampu memberi nama,dialah yang menguasai, karena nama adalah identitas,dan sekaligus sebuah harapan.”(Michel Foucoult) WAWASAN Nusantara sebagai filosofi kesatuan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co