Ini mungkin contoh kecil dari sekian banyak cerita mereka yang jauh lebih luar biasa. Mimpi sederhana menjadi nyata. Punya tabungan 100 juta sebelum usia 30 tahun adalah apa yang saya ucapkan kepada diri sendiri kala berusia 22 tahun.
Saya baru tahu bahwa sama seperti saya, sahabat saya, Arya Bayu, memiliki mimpi yang dia gambarkan jelas menjelang selesainya pendidikan sarjana dulu. Kala itu Bayu bermimpi bahwa sebelum 30 tahun kursus rumahan keluarganya dapat menjangkau seluruh Kabupaten Jembrana.
Untuk hitungan orang-orang yang belum bekerja, berlatar belakang keluarga sederhana yang terbelit hutang, mimpi tersebut seakan sungguh luar biasa. Saat tulisan ini dimuat kami berusia 27 tahun dan puji Tuhan saya diberkati Tuhan aset senilai 2 kali lipat dari yang saya harapkan. Kursusnya Bayu kini memiliki 4 cabang di Jembrana dan bahkan dikenal oleh orang-orang di luar Bali.
Ini hanyalah 2 contoh mimpi manusia biasa yang menjadi nyata. Banyak sekali mimpi luar biasa manusia biasa yang telah termanifestasi. Entahlah kenapa, namun ada panggilan hati untuk membagikan kisah kami yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi penyimak.
Ayat Lukas 1:37 menyatakan, “Sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.” Hal ini diafirmasi oleh para tokoh New Thought idola saya seperti Wayne Dyer, Louise Hay, Joe Dispenza, Abraham Hicks, serta content creator lain yang dewasa ini semakin menggemakan ajaran Law of Attraction di media sosial. Terdapat beberapa prinsip Law of Attraction yang selama ini secara sadar ataupun tidak kami praktekkan dalam hidup hingga terwujudnya segala mimpi. Meskipun pada prakteknya Law of Attraction tidak sesederhana tulisan ini, beberapa prinsip di sini diharapkan dapat memberikan gambaran bermanfaat bagi pembaca dalam proses memanifestasi harapan.
Langkah pertama menurut Joe Dispenza adalah kita harus memiliki intensi yang jelas serta emosi positif. Dalam kasus saya, saya menyampaikan secara rinci bahwa saya menginginkan tabungan senilai 100 juta sebelum usia 30 tahun.
Pada kasus Bayu, dia menyatakan jelas bahwa ia ingin kursusnya menjangkau seluruh Jembrana. Kebanyakan orang mengatakan bahwa mereka ingin sukses namun tidak dapat merinci kesuksesan seperti apa yang diharapkan.
Menurut Joe Dispenza, pikiran kita adalah muatan listrik yang memancarkan intensi kita ke semesta. Lalu, emosi kita merupakan medan magnet yang menarik kembali jawaban semesta atas intensi yang kita pancarkan sebelumnya dalam bentuk manifestasi fisik. Sehingga, diperlukan emosi positif seperti kebahagiaan, kedamaian, syukur, dan kasih sayang untuk mewujudkan intensi tersebut dalam wujud fisik.
Selaras dengan Dr. Dispenza, mendiang Louise Hay menyampaikan bahwa semesta itu seperti restoran kosmik, di mana kita cukup ‘memesan’ apa yang kita harapkan lalu let go atau melepaskan segala kekhawatiran dan ketakutan bahwa ‘pesanan’ kita tidak akan sampai. Dalam analogi restoran kosmik, kita bisa membayangkan bagaimana saat kita ke restoran kita memesan makanan, lalu setelahnya kita tidak bolak-balik ke dapur untuk melihat apakah makanan kita sudah jadi atau belum.
Steve Harvey juga memberikan analogi serupa, di mana harapan kita itu seperti pesanan online. Kita tidak tahu kapan paket kita sampai, tapi kita yakin bahwa paket tersebut sampai. Hal inilah yang disebut dengan keyakinan. Seorang petani setelah menanam bibit tidak akan menggali tanah untuk memeriksa apakah bibitnya sudah tumbuh atau belum.
Jika dikaitkan dengan gagasan Joe Dispenza, inilah yang disebut dengan emosi positif, di mana tidak ada ketakutan, kemarahan, dan kesedihan yang merupakan contoh emosi negatif. Menurut tukang cukur langganan salah satu teman kami, Eri, yang ia manifestasi dengan Law of Attraction pula, ketika kita takut itu artinya kita meragukan Tuhan.
Prinsip selanjutnya adalah dari mendiang Wayne Dyer yang menyatakan bahwa kita mendapatkan apa yang kita berikan. Dalam mencapai 100 juta pertama saya, setiap bulan saya tidak pernah absen untuk melakukan donasi secara online maupun berbagi secara langsung. Hal ini merupakan suatu contoh Karma Phala. Apapun yang kita harapkan, kita harus dapat berikan terlebih dahulu.
Saat kita berbagi secara material, kita seakan-akan telah hidup dalam versi diri kita yang memiliki kelimpahan seperti yang diharapkan, dalam kasus saya misalnya memiliki uang 100 juta. Selain Karma Phala, prinsip Tri Kaya Parisudha pun sebenarnya masuk dalam hal ini. Kita hanya akan memiliki hidup yang positif ketika kita berpikir, berkata, dan bertindak positif. Apa yang kita berikan itulah yang kita dapatkan. Saat kita menuangkan pada semesta pikiran, perkataan, dan perbuatan positif, maka hal-hal positiflah yang ditarik kembali menuju kita.
Prinsip terpenting bagi saya adalah syukur. Syukur adalah tindakan yang kita lakukan saat menerima sesuatu yang membuat kita bahagia. Apapun yang kita harapkan, kita harus syukuri bahkan sebelum hal tersebut menjadi nyata. Ini juga merupakan wujud dari rasa keyakinan bahwa Tuhan sedang dalam proses mewujudkan harapan kita. Syukur adalah komposisi utama orang-orang hebat di dunia. Semakin kita mensyukuri apa yang telah kita miliki/capai, semakin banyak hal yang akan kita terima untuk dapat disyukuri.
Dalam hal mewujudkan harapan kita, kita tidak perlu tahu bagaimana caranya. Saya dan Bayu adalah sosok orang yang suka tenggelam dalam perenungan. Jika dipikir, merenung sama sensasinya dengan meditasi. Wayne Dyer mengatakan bahwa keheningan itu sama dengan kosong. Angka nol atau kosong jika kita bagi hasilnya adalah tak terhingga atau infinite.
Dari tempat tak terhingga inilah kita dapat mendapatkan intuisi dan kesempatan tak terhingga yang mengarahkan kita menuju harapan, tujuan, atau intensi yang sudah kita sematkan sebelumnya. Meditasi atau perenungan memberikan kejernihan pikiran sehingga segala intuisi dan petunjuk atas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan kita dapat diterima dengan baik. Dr. Dyer juga mengatakan bahwa, jika doa adalah kita berbicara dengan Tuhan, maka intuisi adalah jawaban atau pesan Tuhan atas doa tersebut.
Prinsip terakhir adalah selalu lakukan yang terbaik dan menjadi versi terbaik diri kita. Bayu adalah satu dari sedikit orang yang saya kenal yang senantiasa memberikan dan melakukan yang terbaik untuk orang lain tanpa harap kembali. Selain itu, emosi-emosi positif seperti cinta, kasih sayang, dan kebaikan hati dalam hidup kita, akan menjadi katalis agar pahala positif dapat terwujud lebih cepat.
Jadi, jangan pernah membatasi diri dan Tuhan. Sekonyol apapun mimpimu utarakanlah kepada semesta dan jadilah versi diri yang selaras dengan mimpi tersebut. Garis besarnya adalah bahwadengan berusaha menjadi orang baik dan berbuat baik, kesuksesan yang diharapkan akan datang menghampiri dengan sendirinya. Berpikir, berkata, dan berbuatlah positif, niscaya hal-hal positif akan ditarik ke dalam hidupmu berkali lipat. Salam damai. [T}