Festival Dusun sebenarnya sudah dilaksanakan beberapa kali di Dusun Senja. Dusun Senja sebenarnya adalah sebutan tempat tinggal Nanoq da Kansas. Dusun Senja ini terletak di Banjar Moding Kaja, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana. Festival Dusun ini sebenarnya untuk mengenalkan usaha-usaha di Desa Candikusuma, mulai dari usaha coklat yang sudah diproses, kebaya sampai perkakas yang dibuat oleh warga di Dusun Senja ini.
Namun, Festival Dusun kali ini yang diselenggarakan 20-23 Desember 2021 cukup berbeda dari Fetival Dusun sebelumnya. Bukan hanya mengenalkan beberapa usaha yang ada di Dusun ini,tetapi juga memperkenalkan sastra dan permainan yang menarik untuk warga desa, anak muda dan juga beberapa mahasiswa dan siswa yang mengikuti Festival Dusun ini.
Festival Dusun ini bukan hanya diikuti oleh warga dan anak muda yang ada di Banjar Moding Kaja, tetapi juga beberapa mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha dan beberapa siswa dari SMA Negeri 2 Negara.
Hari pertama di Festival Dusun, kita sudah diperkenalkan dengan workshoop teater oleh Ibed S. Yuga yang selanjutnya kita panggil Bli Ibed. Ia juga adalah sutradara dari Kalanari Teater Jogja. Workshoop ini diikuti oleh mahasiswa Undiksha. Kita mendapatkan sesuatu yang baru dalam workshoop ini.
Bukan teater realis dan teater tubuh yang menjadi ciri khas Bli Ibed, tetapi Teater Pemberdayaan. Teater pemberdayaan adalah teater yang pelakunya atau aktor itu melakukan sesuatu keberdayaan dalam dirinya. Kita dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari kurang lebihnya 7 orang.
Hal pertama yang dikenalkan adalah menulis permasalahan dari dalam diri sendiri yang selalu dipendam, lalu dari tulisan itu kita akan membuat sebuah pohon permasalahan. Dari permasalahan yang kita tulis itu juga, kita akan memproritaskan masalah yang menjadi akar dari permasalahan-permasalahan yang kita tulis. Selanjutnya adalah mempresentasikan masalah itu ke dalam bentuk narasi.
Setelah itu kita ditugaskan untuk membuat narasi itu menjadi sebuah pertunjukan. Pertunjukan yang menarik dan apa yang kita sampaikan harus sampai ke penonton. Presentasi pertunjukan itu kita lakukan lagi di hari kedua workshoop ini.
Setelah workshoop teater ini selesai, acara selanjutnya adalah diskusi proses pembuatan lagu dari Made Gimbal yang sudah tidak asing lagi namanya di kalangan masyarakat Jembrana, anak reggaer dan anak vespa. Setelah itu dilanjutkan dengan penampilan Dewi Pradewi dan juga diskusi musik kembali. Lalu, setelahnya ada beberapa hiburan dari beberapa penyanyi muda dari Dusun Senja ini.
Itu adalah catatan hari pertama dari Festival Dusun. Melajah, Melali, Mecande ini selalu dilakukan oleh mahasiswa, siswa dan warga di Dusun Senja. Dari mahasiswa sendiri bisa belajar sesuatu yang baru, mengenal sesuatu dan ciri khas yang ada di Jembrana, bisa melali atau bermain di masa pandemi yang lama terbelenggu oleh ketiadaan lalu dapat mecande atau bercanda dengan teman, warga dusun dan juga teman-teman baru yang selalu dapat ditemui di festival ini. [T]
SELANJUTNYA BACA
Kesenian Modern dan Eksperimen Sanggar Uyah Lengis| Catatan Festival Dusun Hari ke-2