13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Memikirkan Kembali Tradisi, Adat Istiadat dan Budaya Bali dalam “Wanita Amerika Dibunuh di Ubud”

Teddy Chrisprimanata PutrabyTeddy Chrisprimanata Putra
November 30, 2021
inUlasan
Memikirkan Kembali Tradisi, Adat Istiadat dan Budaya Bali dalam “Wanita Amerika Dibunuh di Ubud”

Dalam kancah nasional hingga internasional, Bali selalu dikenal dan dielu-elukan karena tradisi, adat istiadat, dan budayanya yang begitu beragam dan otentik. Segala hal tersebut bisa dilihat dan dinikmati hanya di Bali, tidak di tempat lain. Mulai dari laku hidup masyarakat Bali yang sarat akan menyama braya (gotong royong), hingga pelaksanaan ritual dengan pakem yang sudah diwariskan. Fenomena-fenomena tersebutlah yang ingin diperlihatkan oleh Gde Aryantha Soethama dalam noveletnya yang berjudul Wanita Amerika Dibunuh di Ubud.

Wanita Amerika Dibunuh di Ubud pertama kali dicetak pada Oktober 2002, dan dicetak kembali pada Maret 2020 oleh Penerbit Prasasti. Mengambil lebih banyak seting tempat di Ubud, Wanita Amerika Dibunuh di Ubud menyuguhkan pelbagai kekayaan tradisi, adat istiadat, dan budaya yang dimiliki Bali. Dinamika yang terjadi di tubuh masyarakat Bali juga menjadi pijakan bagi pembaca untuk memikirkan kembali kontra narasi yang disuguhkan oleh penulis.

Saat penulis lain nampak sibuk menggambarkan wisatawan (turis) datang ke Bali untuk menikmati keindahan dan beragamnya budaya—atau bahkan hanya sekadar menjadi sampah masyarakat di Bali, dalam Wanita Amerika Dibunuh di Ubud Aryantha Soethama menyuguhkan cerita yang berbeda. Cerita penuh petualangan, tidak lupa dengan bumbu romantisme dan seksualitas ditampilkan dalam novelet setebal vi + 106 halaman ini. Tidak hanya menampilkan bagaimana kondisi tradisi, adat istiadat, dan budaya Bali, penulis juga menampilkan beberapa sketsa sejarah yang mampu dielaborasikan menjadi satu kesatuan cerita yang tidak dapat dipisahkan.

Memikirkan kembali adalah tawaran yang diberikan setelah membaca novelet ini. Narasi-narasi yang bersifat mempertanyakan hal-hal mapan dalam novelet ini patut direfleksikan bersama—tanpa meninggalkan esensi adiluhung yang telah diwariskan oleh leluhur kepada kita selaku generasi penerus.

Dilema Tradisi, Adat, dan Budaya di Tengah Pusaran Modernitas

Penguasaan Aryantha Soethama dalam menggambarkan jalannya sebuah tradisi secara detail memang selalu menghadirkan decak kagum pembaca, termasuk saya di dalamnya. Wanita Amerika Dibunuh di Ubud dimulai dengan bagian ‘See You Tomorrow Bram’. Bagian ini, menyuguhkan bagaimana pertemuan antara Bram (orang Bali asli yang ingin menguasai bahasa Inggris) dengan Susan (turis yang sedang menjalankan misi khusus di Bali) melalui perantara upacara Ngaben. Upacara ngaben adalah prosesi pembakaran jenazah umat Hindu di Bali. Prosesi ini dimaksudkan agar jenazah kembali kepada ke lima unsur mula kehidupan yang oleh umat Hindu di Bali menyebutnya sebagai Panca Maha Bhuta.

Sejak mula, kontra narasi sudah kental terasa dalam cerita. Saya menduga kontra narasi ini hadir untuk mengajak pembaca kembali merefleksikan apa yang telah berlangsung sampai saat ini. Mempertanyakan apa yang telah mapan hari ini—apakah kemapanan tersebut masih relevan dilaksanakan atau tidak. Hal-hal tersebut dapat dilihat di beberapa bagian tersebut:

“Tak semua sanak saudara menyembah. Mereka yang merasa usianya lebih tua dibandingkan almarhum duduk tenang-tenang saja. Mereka tak mencakupkan tangan, tak ada kewangen di tangan. Mereka menganggap, orang yang lebih tua tak wajar menyembah orang yang lebih muda. Sebuah kebiasaan yang menjadi adat istiadat, tetapi sebenarnya keliru. Cakupan tangan di depan ulu hati itu sebenarnya cuma tabiat kita mengantar keberangkatan roh seseorang dengan doa ke alam sana.” (Hal. 8).

“Pamanku memang tak tergolong kaya, tapi toh ia cukup terpandang. Orang terhormat susah melakukan upacara kecil dan sederhana, karena bisa dinilai kikir. Tamu dan undangan, tanpa diundang pun banyak yang datang. Mereka harus dijamu. Itu semua banyak menghabiskan uang.” (Hal. 23-24).

Pitana dalam I Made Pasek Subawa dalam artikelnya yang berjudul “Bali dalam Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan di Tengah Perkembangan Pariwisata” menyebutkan bahwa perubahan merupakan suatu hal yang hakiki dalam dinamika masyarakat dan kebudayaan. Adalah suatu yang tak terbantahkan, bahwa “perubahan” merupakan suatu fenomena yang selalu mewarnai perjalanan sejarah setiap masyarakat dan kebudayaannya. Perubahan tersebut sudah dapat dirasakan. Kini sebagian besar umat Hindu di Bali menjadikan ‘gengsi’ sebagai landasan pelaksanaan sebuah ritual. Upacara bukan lagi bicara soal esensi, apalagi berpegang pada Tri Kerangka Dasar Agama Hindu (Tattwa/Filsafat, Etika/Susila, Upacara/Ritual)—gengsi yang utama.

Aryantha Soethama terbilang cukup keras dan gamblang dalam menyampaikan keresahannya terhadap pelbagai perubahan yang terjadi pada tubuh tradisi, adat istiadat, dan budaya Bali. Alih-alih menjaga keluhuran tradisi, adat istiadat, dan budayanya, yang dilakukan oleh masyarakat Bali justru sebaliknya. Masyarakat Bali dengan penuh kesadaran menjual warisan leluhurnya demi menggerakkan roda perekonomian tanpa memikirkan lebih lanjut dampak yang timbul ke depannya. Hal tersebut dapat dilihat di beberapa bagian tersebut:

“Hahaha Ras, jangan munafik. Tak usah sok! Sudah terlampau sering, kita sadari atau tidak, khilaf melakukan komersialisasi budaya. Tak peduli itu akibat pariwisata atau tidak. Penjor sekarang sudah dikomersialkan. Bambu menjulang berhias janur itu tak hanya ditancapkan jika hari raya atau hari suci, tapi juga dipasang meriah jika ada upacara yang tak berkaitan dengan agama. Penjor sekarang sudah sering melambai-lambai untuk menyambut bintang film.” (Hal. 92-93).

“Kupikir bagus juga gagasan mengabenkan turis. Itu bisa menambah devisa. Kalau saja banyak turis yang ingin diaben di Bali, bisa laris para penjual sesaji. Ini tambahan penghasilan. Wah, Bram, kita bisa kembangkan ide ini menjadi bisnis ngaben untuk turis. Kalau memang bisa jalan bagus, aku tak keberatan berhenti jadi polisi untuk mengurus perseoroan pengabenan turis. Hahaha…” (Hal. 93).

Komersialisasi budaya menurut Yoety dalam Adi Miarso merupakan aktivitas menyajikan suatu budaya seperti kesenian tradisional yang tidak dilakukan seperti yang biasa hidup dalam masyarakat, tetapi disesuaikan dengan waktu dan daya beli wisatawan yang menyaksikan. Berangkat dari definisi tersebut, bisa dikatakan masyarakat Bali secara sadar sudah melakukan praktik tersebut hampir setiap hari.

Konsep ‘Ajeg Bali’ yang diajukan oleh Satria Naradha sebagai konsep pelindung Bali pun kini tampak hanya sekadar slogan tanpa arti. Kata “ajeg” sendiri mengandung makna kuat, tegak, dan dalam arti tertentu, sebuah versi lebih kuat daripada paham “kebalian”. Degung Santikarma dalam Henk Schulte Nordholt di bukunya yang berjudul “Bali Benteng Terbuka” menyebutkan bahwa ‘Ajeg Bali’ dikembangkan oleh para birokrat dan didukung oleh kalangan kelas-menengah yang punya kepentingan di sektor pariwisata. Jadi tidak heran kita menemukan fakta bahwa komersialisasi budaya begitu marak dilakukan masyarakat Bali terhadap tradisi, adat istiadat, dan budayanya sendiri.

Tidak hanya menjadi sebuah produk budaya, karya sastra juga merupakan kumpulan gagasan atas pelbagai persoalan yang berkelindan di tubuh masyarakat. Alih-alih dapat menjaga keluhuran warisan leluhur, pariwisata yang kini mengambil peran sebagai ‘panglima perang’ dalam bidang ekonomi di Bali justru mengantarkan masyarakatnya untuk terus memutar otak—memanfaatkan dan menyiasati segala sumber daya yang ada guna mendatangkan rupiah.

Wanita Amerika Dibunuh di Ubud juga secara tersurat mempertanyakan serta mengajak pembacanya untuk merefleksikan diri. Apakah tradisi, adat istiadat, dan budaya yang masih dijalankan kini masih relevan dan mampu menjawab kemajuan zaman? Sudahkah kita (baca: umat Hindu di Bali) melaksanakan tradisi, adat istiadat, dan budaya dengan kesadaran penuh dan pemahaman yang utuh? Mari pikirkan bersama. [T]

DAFTAR PUSTAKA

  • Adi Miarso. 2019. “Komersialisasi Budaya Dalam Konteks Kesenian Kuda Lumping (Studi Pada Paguyuban Krido Turonggo Mulyo) di Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar”. JOM FISIP Vol. 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019.
  • Henk Schulte Nordholt. (2010). Bali Benteng Terbuka. Pustaka Larasan.
  • Pasek Subawa, I Made. 2018. “Bali dalam Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan di Tengah Perkembangan Pariwisata”. Pariwisata Budaya, Vol. 3, Nomor 1, Tahun 2018.
Tags: BukuGde Aryantha Soethamanovelresensi bukuUlasan Buku
Previous Post

Stop Sexual Violence | Semua Peduli, Semua Terlindungi

Next Post

Berjaga Terus Pada Kawasan Sedih dan Haru

Teddy Chrisprimanata Putra

Teddy Chrisprimanata Putra

Lulusan Teknik Mesin Unud, tapi lebih memiliki minat ke dunia literasi juga organisasi. “Sublimasi Rasa” adalah karya pertama untuk melanjutkan karya-karya selanjutnya.

Next Post
Berjaga Terus Pada Kawasan Sedih dan Haru

Berjaga Terus Pada Kawasan Sedih dan Haru

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

    Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

    by Pandu Adithama Wisnuputra
    May 13, 2025
    0
    Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

    PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

    Read more

    Refleksi Visual Made Sudana

    by Hartanto
    May 12, 2025
    0
    Refleksi Visual Made Sudana

    JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

    Read more

    Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

    by Sonhaji Abdullah
    May 12, 2025
    0
    Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

    DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

    Read more
    Selengkapnya

    BERITA

    • All
    • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

      May 13, 2025
      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      “Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

      May 8, 2025
      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

      May 7, 2025
      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

      April 27, 2025
      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

      April 23, 2025
      Selengkapnya

      FEATURE

      • All
      • Feature
      • Khas
      • Tualang
      • Persona
      • Historia
      • Milenial
      • Kuliner
      • Pop
      • Gaya
      • Pameran
      • Panggung
        Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
        Khas

        Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

        PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

        by I Nyoman Tingkat
        May 12, 2025
        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
        Pameran

        Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

        JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

        by Nyoman Budarsana
        May 11, 2025
        Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
        Pameran

        Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

        INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

        by Nyoman Budarsana
        May 10, 2025
        Selengkapnya

        FIKSI

        • All
        • Fiksi
        • Cerpen
        • Puisi
        • Dongeng
          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

          May 11, 2025
          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

          May 11, 2025
          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

          May 11, 2025
          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

          May 10, 2025
          Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

          Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

          May 10, 2025
          Selengkapnya

          LIPUTAN KHUSUS

          • All
          • Liputan Khusus
            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
            Liputan Khusus

            Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

            SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

            by Jaswanto
            February 28, 2025
            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
            Liputan Khusus

            Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

            SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

            by Made Adnyana Ole
            February 13, 2025
            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
            Liputan Khusus

            Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

            BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

            by Jaswanto
            February 10, 2025
            Selengkapnya

            ENGLISH COLUMN

            • All
            • Essay
            • Fiction
            • Poetry
            • Features
              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

              March 8, 2025
              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

              November 30, 2024
              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

              September 10, 2024
              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

              July 21, 2024
              Bali, the Island of the Gods

              Bali, the Island of the Gods

              May 19, 2024

              TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

              • Penulis
              • Tentang & Redaksi
              • Kirim Naskah
              • Pedoman Media Siber
              • Kebijakan Privasi
              • Desclaimer

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co

              Welcome Back!

              Login to your account below

              Forgotten Password?

              Retrieve your password

              Please enter your username or email address to reset your password.

              Log In
              No Result
              View All Result
              • Beranda
              • Feature
                • Khas
                • Tualang
                • Persona
                • Historia
                • Milenial
                • Kuliner
                • Pop
                • Gaya
                • Pameran
                • Panggung
              • Berita
                • Ekonomi
                • Pariwisata
                • Pemerintahan
                • Budaya
                • Hiburan
                • Politik
                • Hukum
                • Kesehatan
                • Olahraga
                • Pendidikan
                • Pertanian
                • Lingkungan
                • Liputan Khusus
              • Kritik & Opini
                • Esai
                • Opini
                • Ulas Buku
                • Ulas Film
                • Ulas Rupa
                • Ulas Pentas
                • Kritik Sastra
                • Kritik Seni
                • Bahasa
                • Ulas Musik
              • Fiksi
                • Cerpen
                • Puisi
                • Dongeng
              • English Column
                • Essay
                • Fiction
                • Poetry
                • Features
              • Penulis

              Copyright © 2016-2024, tatkala.co