Selama pandemi Covid-19 mewabah di Bali umumnya di Indonesia terhitung mulai tanggal 2 Maret 2020 otomatis perhelatan kesenian karawitan terhenti secara total. Pementasan dan lomba Baleganjur adalah salah satu seni karawitan yang berdampak dari wabah Covid-19. Pementasan dalam bentuk lomba Baleganjur yang menyedot antusias apresiator dan penonton dalam jumlah massif harus ditiadakan demi pencegahan penularan Covid-19.
Tercatat dua perhelatan lomba Baleganjur yang harus rela “mengalah” untuk undur diri yaitu Lomba Baleganjur di Kabupaten Gianyar dan Lomba Baleganjur Tingkat Remaja di ajang Pesta Kesenian Bali tahun 2020. Hingar binger kreativitas Baleganjur harus terdiam menepi sesaat selayaknya tetikesan rapat tungguhan ceng-ceng kopyak. Nges terhenti.
Dinamika untuk menggelorakan gilak Baleganjur harus bergeliat kembali, spirit itu yang muncul dari Komunitas Seni Taksu Agung, Kapal. Perlu diketahui bahwa Komunitas Seni Taksu Agung adalah sebuah komunitas gamelan yang memiliki reputasi moncer dalam kreativitas seni Baleganjur. Sering juga mendapat predikat terbaik dalam ajang kompetisi Baleganjur pada tingkat Provinsi Bali maupun tinkgat Nasional yang digawangi oleh Putu Tiodore Adi Bawa dengan jajaran dewan pakar Mangku I Wayan Wendra dan I Wayan Tusti Adnyana.
Perjalanan panjang dalam menggeliatkan dan mengembangkan seni Baleganjur dari segi komposisi musikal menyebabkan mereka mengambil inisiatif untuk dapat berkreativitas kembali ditengah deruan wabah Covid-19. Pentas Virtual dengan tajuk Kala Purwaka digelar dengan menampilkan karya Bale Ngipuk karya dari Andi Pastika Putra. Kemudian disusul dengan karya Baleganjur Rahyang Dunggulan karya Putu Tiodore Adi Bawa dalam menyambut Hari Raya Galungan.
Tidak puas dengan menggelar karya dalam format virtual, komunitas seni Taksu Agung juga menggelar Lomba Baleganjur Virtual pertama di Bali untuk mendorong kembali geliat kreativitas penciptaan seni Baleganjur di Bali. Pada tanggal 9 Maret tahun 2021 digelar lomba Baleganjur Virtual serangkaian HUT ke 9 Komunitas Seni Taksu Agung dengan jumlah 25 Sekaa Baleganjur Se-Bali dengan keluar sebagai predikat terbaik adalah Komunitas Takaran 20 dengan inovasi pengolahan warna suara sebagai bahan garap komposisinya.
Bahkan dapat dikatakan lomba Baleganjur dalam format virtual ini yang memelopori lembaga-lembaga, komunitas-komunitas serta institusi seni menggelar lomba terkait. Melalui lomba virtual ini sedikit tidaknya memberikan ruang berkreativitas bagi kreator-kreator Baleganjur untuk kembali “memuntahkan” gagasannya yang sempat terpasung selama wabah Covid-19.
Pergerakan dalam dimensi virtual mulai ditembus oleh Komunitas Seni Taksu Agung untuk dapat kembali menggelar karya dalam format live. Dengan menggarap karya Baleganjur baru dengan berlandaskan pada tema kepahlawan Ki Kadwa sebagai tokoh penting pada zaman kerajaan dahulu atas jasanya dalam menjaga pusaka raja berupa keris dengan nama Ki Penglipur.
Karya Baleganjur dengan tajuk Tua I Kadwa yang digarap apik musikalnya oleh Andi Pastika Putra dengan dibina oleh Mangku I Wayan Wendra, I Wayan Tusti Adnyana dan Putu Tiodore Adi Bawa. Baleganjur Tua I Kadwa ini akan tampil secara live pada panggung di atas hamparan pantai Padma, Legian yang eksotis pada tanggal 27 November 2021 yang diselenggarakan oleh Sanggar Taksu Murti Kemanisan, Legian, Kuta, Badung.
Jika merujuk pada tema Ki Kadwa yang diposisikan pada kebijaksanaan dan keteguhan beliau dalam menjaga pusaka Ki Penglipur yang digunakan sebagai landasan penciptaan Balehanjur kreasi oleh Komunitas Seni Taksu Agung tidak berlebihan jika sesuai dengan perjalanan komunitas ini dalam menjaga “pusaka kreativitas” Baleganjur pada masa pandemi hingga saat ini. Mulai dari membuat pentas karya virtual, menginisiasi lomba virtual dan kembali mengikuti lomba secara live adalah salah satu wujud perjalanan dari virtual menuju nyata. “Pusaka I Baleganjur” memang selayaknya dijaga dan harus dikembangkan dalam peradaban dan percaturan seni karawitan untuk mewujudkan eksistensi seni Karawitan Bali sebagai salah satu roh kebudayaan Bali. Tua I Kadwa, Tuhu I Bala Ganjur, Sidhi Sundih Pada Sami Rasa, Taksu Agung.