3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Membaca Perubahan Tematik Karya Sastra Modern di Bali

I Nyoman WiratabyI Nyoman Wirata
November 2, 2021
inEsai
Membaca Perubahan Tematik Karya Sastra Modern di Bali

Nyoman Wirata pada acara Timbang Rasa, Festival Seni Bali Jani, di Taman Budaya Denpasar, Bali

Gerakan literasi menumbuhkan kemampuan membaca perubahan. Tantangan berinovasi dan eksplorasi memproduksi tema dan  makna estetik dalam penciptaan karya sastra dimulai dari sikap keritis. Pembaca yang cerdas menuntut penulis kreatif. Hubungan pembaca dan penulis menimbulkan ketegangan dan kegelisahan kreatif.

Realitas sosial adalah ladang luas menjadi permenungan menjadi tema karya sastra.  Gerakan inovatif dan eksploratif menuntut suatu tindakan yang intens memahami khasanah yang ada,budayanya, perubahan sosial,untuk  dianggakat menjadi sebuah tema.Harus ada kemampuan membaca dan menafsir ulang guna melahirkan tema yang variartif.

Tapi ada yang bertanya; ”Apakah sebuah puisi hanya berhenti pada tema estetika minus pencerahan? Wahai penyair, kunanti jawabanmu,” meminjam judul lagu lama di tahun 60-an.

Tema karya sastra modern Bali sangat variatif. Sekilas pra 1980-an sikap nasionalis masih terasa menjadi beberapa tema puisi. Selain tema politik. Tidak ada dominasi tema seperti perkembangan sesudah 1980-an dengan semangat kembali ke akar kultur.

Khasanah sastra dan kehidupan Bali menjadi perhatian dalam menampilkan tema puisi. Keadaan itu karena adanya dorongan semangat   untuk membaca dan menafsir ulang berupa tertulis maupun yang hidup sebagai sebuah nilai budaya.

Tumbuhnya tema yang variatif dalam puisi modern Bali karena beberapa hal.

Teks tak lagi  berada di ruang dengan pintu tertutup

Akses untuk menemukan teks makin terbuka.Dibaca langsung.Teks pernah berada hanya dalam wilayah komunitas tertentu. Seperti berada di ruang dengan pintu tertutup.Ini melahirkan agen-agen penyalur makna dari sebuah  teks termasuk pada kitab suci.Seorang dalang menafsir Ramayana dan masyarakat penonton  menerima hasil penafsirannya.

Pragina atau seniman panggung sebagai penafsir menghasilkan hal serupa. Ada makna tunggal dari hasil penafsiran itu.Kemungkinan lain sisi penting dari teks mudah luput. Makna “gelap” kadang  belum terjamah. Demikian pula kitab suci, sejarah atau babad mengalami hal serupa. Mengapa terjadi konflik, adalah karena adanya penafsiran tunggal. Teks tidak mudah didapat untuk dibaca langsung. Hanya terbatas pada lingkungan komunitas, tidak menyebar ke masyarakat dan ketakmampuan dan ketakutan menafsir ulang.

Ketika orang mengatakan karya sastra bertolak dari realitas ke imajinasi maka jelas kehidupan sosial budaya menjadi menarik di situ dijadikan titik tolak. Realitas sosial tak berhenti pada perjumpaan melahirkan tema juga gaya ucap.

Contoh karya puisi magis terpengaruh oleh mantra adalah sisi lain di luar tema hasil pemahaman terhadap nilai budaya.Inilah sumber tema dari karya sastra modern Bali.Sekalipun tak sesemarak dalam bentuk prosa,khususnya cerpen.

Membaca perubahan

Perubahan dari masyarakat agraris ke industri,banyak yang diungkap dalam tema puisi.Paling banyak dalam bentuk cerpen.

Industri pariwisata berhadapan dengan adat dan budaya.Kasus pesisir yang dikuasai investor menjadi karya bertema kritik sosial. Di luar masalah  tadi tradisi beragama, kasta, gaya hidup, hubungan antar personal, bahasa, arsitektur dan lain-lain menjelaskan betapa kaya, rumit dan unik kehidupan sosial budaya Bali.Dan ini memerlukan kemampuan membaca perubahan.

Sebuah otoritas

Kesadaran memiliki sebuah otoritas telah memperkaya tema karya sastra modern Bali. Dalam membaca perubahan misalnya. Banyak sekali tema muncul mengikuti perkembangan.Termasuk konflik. Jika tanpa kesadaran memiliki sebuah otoritas akan tetap menjadi sebuah tontonan. Bisa jadi mudah muncul karya “Moi Bali” (meminjam istilah “Moi Indie” dalam perkembangan seni lukis Indonesia). Artinya hanya menyasar eksotiknya Bali.

Banyak yang dianggap sensitif, seperti kasta yang mudah menimbulkan konflik.Ada yang Isoterik dan dianggap tabu. Semuanya kemudian terbuka untuk dibaca dan ditafsir ulang memperkaya tema.Dengan demikian teks bergerak menjadi kontekstual.

Kembali ke akar kultur

Kesadaran melihat kembali nilai lokal,kultur setempat di tahun 80an adalah PR (Pekerjaan Rumah) bagi penulis muda yang mengaggap Umbu Landu Paranggi (alm,06.04.2021) sebagai guru.

Di rubrik sastra koran Bali Post selalu muncul tulisan kritis tentang dengan tema kehidupan sosial budaya masyarakat setempat.Juga berupa puisi. Di samping itu puisi-puisi magis dan dengan konten Bali banyak tumbuh dari penyair muda saat itu. Kembali ke akar kultur penekannannya merevitalisasi termasuk “kitab suci”. Ini berjasa menumbuhkan tema yang variatif.

Umbu seperti menyadarkan bahwa tradisi adalah sumber pengetahuan dan inspirasi.Dia mengembangkan sebuah tradisi dialektika . Dalam istilah yang berbeda hal serupa sesungguhnya juga menjadi perbincangan di tingkat nasional.

Misalnya dalam Forum 10 Penyair Indonesia dan Forum Penyair Muda Indonesia di tahun 1980-an yang saya hadiri muncul gagasan “Kembali Ke Timur”.

Saat itu orang-orang bicara tentang Indonesia surplus penyair dengan selera berseloroh mengatakan seolah-olah penyair akan masuk sorga karena menulis puisi religius, agamis yang bertebaran di koran. Produktifitas mudah mengarah pada steriotips.

Dalam buku puisi “BlengBong Sajak-sajak Penyair Pos Budaya”(2021), ketika saya merespon ke bentuk sketsa, tema puisi sangat variatif. Beberapa buku puisi banyak tema bersumber dari sosial budaya Bali dengan presentasi yang utuh atau terselip sebagai  penajam.

Dengan demikian dapat dikatakan, kegelisahan kreatif sejak semula telah dibangun dengan mencoba berpijak pada nilai akar kultur sebagai cara pengembangan kreativitas dan penemuan kutub-kutub baru melalui inovatif , eksploratif. Bahasanya Umbu,melihat ke-diri.

Dalam hal ini keunikan Bali patut ditoleh untuk menggali tema yang variartif,menuju karya yang tak sekedar estetik.

Kesimpulan

Tematik dalam karya sastra modern Bali: inovatif dan eksploratif  terbangun melalui

1) Gerakan literasi yang menumbuhkan pembaca yang kritis.Tidak menerima teks apa adanya tapi dibaca dan ditafsir ulang untuk memperoleh makna lebih luas. Ini sebuah tantangan melakukan inovasi dan eksplorasi melahirkan tema yang variatif.

2) Teks tak lagi berada di ruang dengan pintu tertutup karena makin banyak orang memiliki akses langsung membaca dan lebih banyak memproduksi makna sehingga melahirkan tema yang variatif.

3) Kemampuan membaca perubahan dalam masyarakat yang terus berubah. Ini memberi ruang melahirklan tema inovasi dan eksplorasi berkelanjutan.

4) Kesadaran memiliki sebuah otoritas guna merespsi  sebuah teks baik yang tertulis maupun bentuk kehidupan melahirkan tema yang variatif.

5) Kembali ke akar kultur merupakan sebuah gerakan melihat kembali kekayaan budaya dalam membangun tema yang variatif melalui eksplorasi dan inovasi.

  • Artikel ini disampaikan dalam acara Timbang Rasa, Festival Seni Bali Jani, di Taman Budaya Denpasar, Bali, 31 Oktober 2021.

Tags: Festival Seni Bali JanisastraSastra Indonesiasastra indonesia di Bali
Previous Post

Ruang Presentasi Atas Segala Negosiasi | Catatan Jelang Pentas “Hero on the Way” Teater Kalangan

Next Post

Menimbang Kapita Selekta Budaya

I Nyoman Wirata

I Nyoman Wirata

Lahir dan tinggal di Denpasar.Begiat di seni lukis dan nulis puisi serta telah menerbitkan 2 buah buku kumpulan puisi.

Next Post
Menimbang Kapita Selekta Budaya

Menimbang Kapita Selekta Budaya

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori
Panggung

GEMO FEST #5 : Mahasiswa Wujudkan Aksi, Bukan Sekadar Teori

MALAM Itu, ombak kecil bergulir pelan, mengusap kaki Pantai Lovina dengan ritme yang tenang, seolah menyambut satu per satu langkah...

by Komang Puja Savitri
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co