2 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tirtour Yatour Edisi Bangli | Bukan Hanya Sekadar Gigs Gradag-Grudug

Agus Noval RivaldibyAgus Noval Rivaldi
October 19, 2021
inKhas
Tirtour Yatour Edisi Bangli | Bukan Hanya Sekadar Gigs Gradag-Grudug

Rangkaian tour Skullism Records X Ampvra Bhatara dalam tajuknya “Tirtour Yatour” di Bangli

Bangli adalah salah satu kabupaten kecil yang sangat jarang terdengar di telinga para pegiat musik, terutama dalam ruang lingkup band. Bangli hari ini lebih terkenal sebagai destinasi wisata berbasis coffee shop yang langsung berhadapan dengan view Gunung Batur di desa Batur, Kintamani, Bangli.

Atau yang paling terkenal dari Bangli dan sangat akrab di telinga masyarakat segala dimensi adalah RSJ (Rumah Sakit Jiwa) yang ada di Kabupaten Bangli. Seolah membuat Bangli tidak memiliki kontribusi apa-apa dalam kerja-kerja membangun ruang kreatif.

Bahkan sialnya ada salah satu teman saya pernah bertanya, “Bangli itu ada kota tidak ya di sana?” Sebegitu asingkah Bangli bagi para generasi z hari ini?

Bangli seperti tidak memiliki ekosistem yang bagus dalam membangun ruang kreatif musik, Bangli seperti dipandang sebelah mata. Tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk dipercayai sebagai sebuah tujuan destinasi wisata musik underground. Ruang kreatif bermusik itu seolah ditutupi oleh adi luhungnya perkembangan pesat coffee shop di daerah tersebut, sampai akhirnya tidak terdaftar di peta musik dalam cakupan ruang lingkup Bali.

Bahkan termasuk orang sejenis saya, yang mendaku diri sebagai penikmat musik underground. Tentu Bangli bukanlah salah satu urutan teratas dalam daftar sebagai penyelenggara salah satu konser musik underground. Bangli lebih baik menjadi destinasi wisata yang menyejukkan mata dan beragam coffee shop-nya, yang instagramable nan aesthetic kalau kata anak muda-muda.

Tapi, tanpa kita ketahui bahwa di Bangli juga memiliki sumber daya yang cukup secara pengorganisasian acara event musik.

Misalnya pada hari Sabtu, 16 Oktober 2021. Bangli adalah kabupaten ketiga yang didatangi oleh rangkaian tour Skullism Records X Ampvra Bhatara dalam tajuknya “Tirtour Yatour”. Salah satu organisasi kolektif bernama “Bangli Metal Heads” menjadi partner dan sekaligus tuan rumah dalam rangkaian tour ketiga Skullism X Ampvra Bhatara.

“Hellcamp” adalah tajuk acara kemarin, selain membuat gigs musik ada beberapa kegiatan lainnya dalam acara ini. Seperti camping, art exhibition, live mural, pop up market dan tentunya musik. Acara dibuka dari pukul 4 sore, udara sejuk di Bamboo Valley Kayubihi, Bangli, Bali menemani pembukaan acara tersebut. Jika dari kota Denpasar, butuh waktu 1 jam 30 menit untuk menuju lokasi tersebut dengan kendaraan roda empat.

Dan tentunya acara tetap dengan prokol kesehatan yang wajib dijaga dan dijalankan. Acara berjalan tidak dengan massa yang menumpuk seperti festival-festival musik di kota Denpasar pada biasanya. Yang datang tentunya adalah teman-teman sekitaran sana dan teman-teman yang nekat datang langsung dari Denpasar.

Semakin malam acara semakin ramai dan seru, seperti halnya yang sudah menjadi tradisi dalam konser-konser underground. Minum-minuman beralkohol bukan hal yang lagi aneh dilihat, apalagi semisal minuman yang diminum adalah arak.

Arak  adalah salah satu minuman asli budaya daerah Bali, jadi bukan suatu kejahatan dan dosa untuk meminumnya. Arak dianggap sebagai minuman keakraban pada ruang hidup masyarakat di Bali. Tapi arak bukanlah topik yang ingin saya kupas dari lapisan demi lapisan. Atau menguak sejarah arak di Bali, sekali lagu bukan.

Tapi mari kita alihkan fokus pembicaraan ini untuk menyoroti bagaimana lintas daerah ini membangun jaringan dengan daerah lainnya. Untuk satu sama lain memberikan kepunyaannya masing-masing kemudian saling memperkenalkan. Berbagi cerita apa yang terjadi pada daerahnya sendiri, meski obrolan itu tidak terjadi pada semua teman-teman yang datang pada acara itu. Tapi setidaknya ada segelintir pegiat yang sedikit agak serius membicarakan bagaimana pembacaan masing-masing untuk membesarkan skena daerahnya.

Saya rasa tiap daerah pasti memiliki keresahannya masing-masing dan beragam. Tergantung pada bagaimana daerah itu berkembang dari kondisi sosialnya dan sumber daya yang ada. Jika kita pakai Bangli sebagai objek pada hari ini, daerah tersebut memang sangat kedap suara. Sangat susah untuk mengakses litarasi tentang kondisi skena musik daerah, sehingga hal-hal yang pernah dibuat menjadi sebuah memori yang tidak bernyawa.

Teman-teman di luar daerah hanya bisa melihatnya dari jejak rekam berbentuk foto dan video saja. Tidak ada literasi yang hidup untuk menjadi penyejuk dalam menguatkan hal-hal yang sudah mereka buat. Padahal jika kita lihat misalnya dari rekam jejak “Bangli Metal Heads” dan menggunakan Instagram sebagai barometer untuk mengukur pergerakan mereka.

Pergerakan ini sudah hadir dari tahun 2016, atau bahkan lebih. Dan pergerakan ini adalah komunitas yang cukup besar yang diinisiasi oleh banyak anak muda daerah. Tapi sejarah jelasnya itu tidak pernah terangkat ke permukaan. Sehingga lintas daerah itu mungkin akan susah semisal ingin mendatangi atau hanya sekedar bermain di Bangli.

Bahkan band metal sekelas “Siksa Kubur” pernah mereka undang untuk memeriahkan daerah mereka. Hal-hal ini yang kemudian disayangkan, menjadi masalah kesekian dalam pengarsipan pergerakan.

Tapi kesadaran akan hal itu juga butuh semacam pengingat dan trigger ketika sebuah pergerakan sudah mulai menyadari bahwa pentingnya pengarsipan berbentuk tulisan. Maka kehadiran Tirtour Yatour ke berbagai daerah bisa jadi sebagai ruang temu antar daerah untuk saling mengenal lebih jauh lagi dalam membangun ekosistem masing-masing. Membuka lapisan demi lapisan, apa saja yang kemudian patut dipikirkan dalam membentuk pasar musik. Sekaligus membongkar stigma bahwa pusat segala kegiatan itu tidak melulu hanya bisa dilakukan di ibu kota saja.

Denpasar tidak seharusnya dianggap sebagai hal yang begitu ekslusif, semestinya teman-teman daerah lain juga bisa melakukan hal yang sama di daerahnya sendiri. Yang semestinya dilakukan adalah melakukan pembacaan potensi pada daerahnya, untuk kemudian dikembangkan dengan kesadaran kolektif bersama.

Misalnya kedatangan band-band asal Denpasar gandengan dari Skullism Records ke suatu daerah, mungkin bisa dibaca sebagai studi banding untuk memperkenalkan sesuatu yang baru pada daerah tersebut. Agar terlihat semakin beragam dalam warna musik bawah tanah. Sekaligus untuk memperluas refrensi dalam membentuk penciptaan sesuatu.

Tirtour Yatour Edisi Bangli

Pada acara “Hellcamp” ada 13 daftar nama band, 6 band dari Skuliism Records di antaranya seperti; Dumbleed, Anolian, Kanekuro, Milledenials, Shankar dan Madness On Tha Block. Serta 7 band pilihan dari Bangli Metal Heads, seperti; Winterstay, Orange Trip, The Byr S, Sargah, Beringas, Radiasi dan Tutup Odol.

Dengan beragam genre musik yang dibawakan, seperti; metal, heavy rock, hardcore punk, emogaze, post punk bahkan hip-hop. Dari daftar 13 nama band tersebut rundown disusun sepertinya dengan kesepakatan bersama dan atas dasar suka sama suka. Tidak ada bintang tamu dalam gigs ini, tidak pula band asal ibu kota menjadi yang diemaskan.

Dihilangkannya sekat-sekat ini menjadi hal yang menarik, untuk kemudian menjadikan para penampil terlihat sama rata untuk menunjukannya karyanya masing-masing. Teman-teman Denpasar juga tidak terlihat ingin mengintervensi segala ruang dengan berlebihan. Ruang memang seolah diciptakan untuk unjuk karya, dengan tampil semaksimal mungkin.

Termasuk kemudian kehadiran kegiatan lain seperti pameran karya dan live mural, meskipun itu tidak menjadi fokus yang tajam dalam gigs kemarin. Setidaknya menjadi hal yang beragam dalam standarisasi dalam pengadaan event kecil di suatu daerah. Tapi yang kemudian harus dipikirkan ulang adalah strategi tempat yang pas untuk live mural dan pameran. Agar adanya kegiatan ini tidak hanya sebatas tempelan acara.

Meskipun memang yang kemudian menjadi masalah adalah kondisi venue dan cuaca saat itu. Karena acara tersebut berlangsung di dataran tinggi dan bercuaca mendung, hujan gerimis adalah bunga dari kondisi alam di sana. Sehingga penempatan pameran karya yang apa adanya tidak terlihat dengan maksimal. Sekali lagi itu bukanlah sebuah kesalahan dan dosa, mungkin harus lebih dipikirkan lebih jauh lagi secara strategis.

Tapi acara berjalan begitu lancar dan menyenangkan, mungkin ini dari efek pandemi yang berkepanjangan yang sedang kita hadapi. Teman-teman merindukan momen seperti ini. Acara berjalan hingga larut malam. Teman-teman yang datang ke acara sudah terlihat tumbang satu persatu paska meneguk minumannya masing-masing, didukung dengan situasi yang begitu dirindukannya dan cuaca yang dingin.

Malam itu menjadi malam yang mungkin bisa teman-teman baca bukan hanya sebatas konser lalu pulang, tapi teman-teman bisa bertemu lebih lama dan menghadirkan wacana-wacana seputar membangun pasar musik. Atau bahkan bisa jadi membicarakan hal lain di luar wacana musik seperti makan enak di Bangli, tempat nongkrong yang asik di Bangli, seputar cita-cita atau bahkan ramalan zodiak.

Walaupun kita menyadari betul obrolan dalam kondisi mabuk tidak sepenuhnya masuk dengan penuh ke dalam kesadaran. Setidaknya ketika bangun di pagi hari menghirup udara segar, teman-teman masih bertemu dengan teman lainnya di tenda sebelah. Sembari mengingat rekaman kejadian semalam dengan memori masing-masing. Mungkin itu semua bisa menjadi bekal pada setiap yang hadir untuk menentukan arah bagaimana nasib mereka masing-masing di daerahnya secara kolektif. Dan membangun jaringan lalu memperkenalkan produk daerahnya.

Semoga kita bertemu pada “Tirtour Yatour” selanjutnya dari Skullism Records X Ampvra Bhatara. Melihat dan mendengar bagaimana kondisi daerah lainnya, menjadikan masukan itu sebagai hal yang mesti dibaca ulang. Dan tidak menganggapnya hanya sebagai angin lalu skena. Salam. [T]

Tags: baliBanglimusikmusik underground
Previous Post

Ibudaya Festival | Warna Hidup Tini Wahyuni, Dari Trauma Hingga Asik Mengempu Diri

Next Post

Sekapur Sirih Manusia Den Bukit: Cerdas, Terbuka, Berani “Trials and Errors”

Agus Noval Rivaldi

Agus Noval Rivaldi

Adalah penulis yang suka menulis budaya dan musik dari tahun 2018. Tulisannya bisa dibaca di media seperti: Pop Hari Ini, Jurnal Musik, Tatkala dan Sudut Kantin Project. Beberapa tulisannya juga dimuat dalam bentuk zine dan dipublish oleh beberapa kolektif lokal di Bali.

Next Post
Sekapur Sirih Manusia Den Bukit: Cerdas, Terbuka, Berani “Trials and Errors”

Sekapur Sirih Manusia Den Bukit: Cerdas, Terbuka, Berani “Trials and Errors”

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 1, 2025
0
Screen Time vs Quality Time: Pilihan Berkata Iya atau Tidak dari Rayuan Dunia Digital

LELAH dan keringat di badan terasa hilang setelah mendengar suaranya memanggilku sepulang kerja. Itu suara anakku yang pertama dan kedua....

Read more

Google Launching Veo: Antropologi Trust Issue Manusia dalam Postmodernitas dan Sunyi dalam Jaringan

by Dr. Geofakta Razali
June 1, 2025
0
Tat Twam Asi: Pelajaran Empati untuk Memahami Fenomenologi Depresi Manusia

“Mungkin, yang paling menyakitkan dari kemajuan bukanlah kecepatan dunia yang berubah—tapi kesadaran bahwa kita mulai kehilangan kemampuan untuk saling percaya...

Read more

Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

by Made Chandra
June 1, 2025
0
Study of Mechanical Reproduction: Melihat Kembali Peran Fotografi Sebagai Karya Seni yang Terbebas dari Konvensi Klasik

PERNAHKAH kita berpikir apa yang membuat sebuah foto begitu bermakna, jika hari ini kita bisa mereproduksi sebuah foto berulang kali...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu
Panggung

Pramana Experience Luncurkan Rasayatra Edisi Kedua: Manjakan Indera, Sentuh Kesadaran Historis — Koneksi Tamu, Tradisi, Waktu

HUJAN itu mulai reda. Meski ada gerimis kecil, acara tetap dimulai. Anak-anak muda lalu memainkan Gamelan Semar Pagulingan menyajikan Gending...

by Nyoman Budarsana
June 1, 2025
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co