11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tirtour Yatour Edisi Bangli | Bukan Hanya Sekadar Gigs Gradag-Grudug

Agus Noval RivaldibyAgus Noval Rivaldi
October 19, 2021
inKhas
Tirtour Yatour Edisi Bangli | Bukan Hanya Sekadar Gigs Gradag-Grudug

Rangkaian tour Skullism Records X Ampvra Bhatara dalam tajuknya “Tirtour Yatour” di Bangli

Bangli adalah salah satu kabupaten kecil yang sangat jarang terdengar di telinga para pegiat musik, terutama dalam ruang lingkup band. Bangli hari ini lebih terkenal sebagai destinasi wisata berbasis coffee shop yang langsung berhadapan dengan view Gunung Batur di desa Batur, Kintamani, Bangli.

Atau yang paling terkenal dari Bangli dan sangat akrab di telinga masyarakat segala dimensi adalah RSJ (Rumah Sakit Jiwa) yang ada di Kabupaten Bangli. Seolah membuat Bangli tidak memiliki kontribusi apa-apa dalam kerja-kerja membangun ruang kreatif.

Bahkan sialnya ada salah satu teman saya pernah bertanya, “Bangli itu ada kota tidak ya di sana?” Sebegitu asingkah Bangli bagi para generasi z hari ini?

Bangli seperti tidak memiliki ekosistem yang bagus dalam membangun ruang kreatif musik, Bangli seperti dipandang sebelah mata. Tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk dipercayai sebagai sebuah tujuan destinasi wisata musik underground. Ruang kreatif bermusik itu seolah ditutupi oleh adi luhungnya perkembangan pesat coffee shop di daerah tersebut, sampai akhirnya tidak terdaftar di peta musik dalam cakupan ruang lingkup Bali.

Bahkan termasuk orang sejenis saya, yang mendaku diri sebagai penikmat musik underground. Tentu Bangli bukanlah salah satu urutan teratas dalam daftar sebagai penyelenggara salah satu konser musik underground. Bangli lebih baik menjadi destinasi wisata yang menyejukkan mata dan beragam coffee shop-nya, yang instagramable nan aesthetic kalau kata anak muda-muda.

Tapi, tanpa kita ketahui bahwa di Bangli juga memiliki sumber daya yang cukup secara pengorganisasian acara event musik.

Misalnya pada hari Sabtu, 16 Oktober 2021. Bangli adalah kabupaten ketiga yang didatangi oleh rangkaian tour Skullism Records X Ampvra Bhatara dalam tajuknya “Tirtour Yatour”. Salah satu organisasi kolektif bernama “Bangli Metal Heads” menjadi partner dan sekaligus tuan rumah dalam rangkaian tour ketiga Skullism X Ampvra Bhatara.

“Hellcamp” adalah tajuk acara kemarin, selain membuat gigs musik ada beberapa kegiatan lainnya dalam acara ini. Seperti camping, art exhibition, live mural, pop up market dan tentunya musik. Acara dibuka dari pukul 4 sore, udara sejuk di Bamboo Valley Kayubihi, Bangli, Bali menemani pembukaan acara tersebut. Jika dari kota Denpasar, butuh waktu 1 jam 30 menit untuk menuju lokasi tersebut dengan kendaraan roda empat.

Dan tentunya acara tetap dengan prokol kesehatan yang wajib dijaga dan dijalankan. Acara berjalan tidak dengan massa yang menumpuk seperti festival-festival musik di kota Denpasar pada biasanya. Yang datang tentunya adalah teman-teman sekitaran sana dan teman-teman yang nekat datang langsung dari Denpasar.

Semakin malam acara semakin ramai dan seru, seperti halnya yang sudah menjadi tradisi dalam konser-konser underground. Minum-minuman beralkohol bukan hal yang lagi aneh dilihat, apalagi semisal minuman yang diminum adalah arak.

Arak  adalah salah satu minuman asli budaya daerah Bali, jadi bukan suatu kejahatan dan dosa untuk meminumnya. Arak dianggap sebagai minuman keakraban pada ruang hidup masyarakat di Bali. Tapi arak bukanlah topik yang ingin saya kupas dari lapisan demi lapisan. Atau menguak sejarah arak di Bali, sekali lagu bukan.

Tapi mari kita alihkan fokus pembicaraan ini untuk menyoroti bagaimana lintas daerah ini membangun jaringan dengan daerah lainnya. Untuk satu sama lain memberikan kepunyaannya masing-masing kemudian saling memperkenalkan. Berbagi cerita apa yang terjadi pada daerahnya sendiri, meski obrolan itu tidak terjadi pada semua teman-teman yang datang pada acara itu. Tapi setidaknya ada segelintir pegiat yang sedikit agak serius membicarakan bagaimana pembacaan masing-masing untuk membesarkan skena daerahnya.

Saya rasa tiap daerah pasti memiliki keresahannya masing-masing dan beragam. Tergantung pada bagaimana daerah itu berkembang dari kondisi sosialnya dan sumber daya yang ada. Jika kita pakai Bangli sebagai objek pada hari ini, daerah tersebut memang sangat kedap suara. Sangat susah untuk mengakses litarasi tentang kondisi skena musik daerah, sehingga hal-hal yang pernah dibuat menjadi sebuah memori yang tidak bernyawa.

Teman-teman di luar daerah hanya bisa melihatnya dari jejak rekam berbentuk foto dan video saja. Tidak ada literasi yang hidup untuk menjadi penyejuk dalam menguatkan hal-hal yang sudah mereka buat. Padahal jika kita lihat misalnya dari rekam jejak “Bangli Metal Heads” dan menggunakan Instagram sebagai barometer untuk mengukur pergerakan mereka.

Pergerakan ini sudah hadir dari tahun 2016, atau bahkan lebih. Dan pergerakan ini adalah komunitas yang cukup besar yang diinisiasi oleh banyak anak muda daerah. Tapi sejarah jelasnya itu tidak pernah terangkat ke permukaan. Sehingga lintas daerah itu mungkin akan susah semisal ingin mendatangi atau hanya sekedar bermain di Bangli.

Bahkan band metal sekelas “Siksa Kubur” pernah mereka undang untuk memeriahkan daerah mereka. Hal-hal ini yang kemudian disayangkan, menjadi masalah kesekian dalam pengarsipan pergerakan.

Tapi kesadaran akan hal itu juga butuh semacam pengingat dan trigger ketika sebuah pergerakan sudah mulai menyadari bahwa pentingnya pengarsipan berbentuk tulisan. Maka kehadiran Tirtour Yatour ke berbagai daerah bisa jadi sebagai ruang temu antar daerah untuk saling mengenal lebih jauh lagi dalam membangun ekosistem masing-masing. Membuka lapisan demi lapisan, apa saja yang kemudian patut dipikirkan dalam membentuk pasar musik. Sekaligus membongkar stigma bahwa pusat segala kegiatan itu tidak melulu hanya bisa dilakukan di ibu kota saja.

Denpasar tidak seharusnya dianggap sebagai hal yang begitu ekslusif, semestinya teman-teman daerah lain juga bisa melakukan hal yang sama di daerahnya sendiri. Yang semestinya dilakukan adalah melakukan pembacaan potensi pada daerahnya, untuk kemudian dikembangkan dengan kesadaran kolektif bersama.

Misalnya kedatangan band-band asal Denpasar gandengan dari Skullism Records ke suatu daerah, mungkin bisa dibaca sebagai studi banding untuk memperkenalkan sesuatu yang baru pada daerah tersebut. Agar terlihat semakin beragam dalam warna musik bawah tanah. Sekaligus untuk memperluas refrensi dalam membentuk penciptaan sesuatu.

Tirtour Yatour Edisi Bangli

Pada acara “Hellcamp” ada 13 daftar nama band, 6 band dari Skuliism Records di antaranya seperti; Dumbleed, Anolian, Kanekuro, Milledenials, Shankar dan Madness On Tha Block. Serta 7 band pilihan dari Bangli Metal Heads, seperti; Winterstay, Orange Trip, The Byr S, Sargah, Beringas, Radiasi dan Tutup Odol.

Dengan beragam genre musik yang dibawakan, seperti; metal, heavy rock, hardcore punk, emogaze, post punk bahkan hip-hop. Dari daftar 13 nama band tersebut rundown disusun sepertinya dengan kesepakatan bersama dan atas dasar suka sama suka. Tidak ada bintang tamu dalam gigs ini, tidak pula band asal ibu kota menjadi yang diemaskan.

Dihilangkannya sekat-sekat ini menjadi hal yang menarik, untuk kemudian menjadikan para penampil terlihat sama rata untuk menunjukannya karyanya masing-masing. Teman-teman Denpasar juga tidak terlihat ingin mengintervensi segala ruang dengan berlebihan. Ruang memang seolah diciptakan untuk unjuk karya, dengan tampil semaksimal mungkin.

Termasuk kemudian kehadiran kegiatan lain seperti pameran karya dan live mural, meskipun itu tidak menjadi fokus yang tajam dalam gigs kemarin. Setidaknya menjadi hal yang beragam dalam standarisasi dalam pengadaan event kecil di suatu daerah. Tapi yang kemudian harus dipikirkan ulang adalah strategi tempat yang pas untuk live mural dan pameran. Agar adanya kegiatan ini tidak hanya sebatas tempelan acara.

Meskipun memang yang kemudian menjadi masalah adalah kondisi venue dan cuaca saat itu. Karena acara tersebut berlangsung di dataran tinggi dan bercuaca mendung, hujan gerimis adalah bunga dari kondisi alam di sana. Sehingga penempatan pameran karya yang apa adanya tidak terlihat dengan maksimal. Sekali lagi itu bukanlah sebuah kesalahan dan dosa, mungkin harus lebih dipikirkan lebih jauh lagi secara strategis.

Tapi acara berjalan begitu lancar dan menyenangkan, mungkin ini dari efek pandemi yang berkepanjangan yang sedang kita hadapi. Teman-teman merindukan momen seperti ini. Acara berjalan hingga larut malam. Teman-teman yang datang ke acara sudah terlihat tumbang satu persatu paska meneguk minumannya masing-masing, didukung dengan situasi yang begitu dirindukannya dan cuaca yang dingin.

Malam itu menjadi malam yang mungkin bisa teman-teman baca bukan hanya sebatas konser lalu pulang, tapi teman-teman bisa bertemu lebih lama dan menghadirkan wacana-wacana seputar membangun pasar musik. Atau bahkan bisa jadi membicarakan hal lain di luar wacana musik seperti makan enak di Bangli, tempat nongkrong yang asik di Bangli, seputar cita-cita atau bahkan ramalan zodiak.

Walaupun kita menyadari betul obrolan dalam kondisi mabuk tidak sepenuhnya masuk dengan penuh ke dalam kesadaran. Setidaknya ketika bangun di pagi hari menghirup udara segar, teman-teman masih bertemu dengan teman lainnya di tenda sebelah. Sembari mengingat rekaman kejadian semalam dengan memori masing-masing. Mungkin itu semua bisa menjadi bekal pada setiap yang hadir untuk menentukan arah bagaimana nasib mereka masing-masing di daerahnya secara kolektif. Dan membangun jaringan lalu memperkenalkan produk daerahnya.

Semoga kita bertemu pada “Tirtour Yatour” selanjutnya dari Skullism Records X Ampvra Bhatara. Melihat dan mendengar bagaimana kondisi daerah lainnya, menjadikan masukan itu sebagai hal yang mesti dibaca ulang. Dan tidak menganggapnya hanya sebagai angin lalu skena. Salam. [T]

Tags: baliBanglimusikmusik underground
Previous Post

Ibudaya Festival | Warna Hidup Tini Wahyuni, Dari Trauma Hingga Asik Mengempu Diri

Next Post

Sekapur Sirih Manusia Den Bukit: Cerdas, Terbuka, Berani “Trials and Errors”

Agus Noval Rivaldi

Agus Noval Rivaldi

Adalah penulis yang suka menulis budaya dan musik dari tahun 2018. Tulisannya bisa dibaca di media seperti: Pop Hari Ini, Jurnal Musik, Tatkala dan Sudut Kantin Project. Beberapa tulisannya juga dimuat dalam bentuk zine dan dipublish oleh beberapa kolektif lokal di Bali.

Next Post
Sekapur Sirih Manusia Den Bukit: Cerdas, Terbuka, Berani “Trials and Errors”

Sekapur Sirih Manusia Den Bukit: Cerdas, Terbuka, Berani “Trials and Errors”

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Pseudotourism”: Pepesan Kosong dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 10, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KEBIJAKAN libur panjang (long weekend) yang diterapkan pemerintah selalu diprediksi dapat menggairahkan industri pariwisata Tanah Air. Hari-hari besar keagamaan dan...

Read more

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co