15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tentang Tanaman: Babat Dulu, Lestarikan Kemudian

Agus WiratamabyAgus Wiratama
October 15, 2021
inEsai
Sanggah Setengah Jadi dan Ritual yang Kembali Sederhana

Agus Wiratama || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

Ada satu hal yang Grudug hindari bila tinggal di kampung: terlibat dalam upacara adat. Bagi sebagian orang, upacara adalah tempat untuk bertemu saudara, berkumpul, dan bergibah—itu idealnya—tapi adalah suatu tekanan bagi Grudug yang pengetahuannya di bawah rata-rata tentang segala pernik upacara, sopan-santun yang harus dituruti, dan segala keperluannya; semua itu rumit, seperti benang kusut yang tiba-tiba muncul di kepala bila ruwet memikirkan sesuatu.

Upacara seperti sebuah kepastian, akan tiba dan tidak mungkin untuk menghindarinya. Grudug pun demikian. Suatu waktu, ia tidak bisa menghindar. Seperti ketika upacara digelar di rumahnya. Orang tuanya sibuk menyiapkan Banten dan keperluan lainnya. Ia sebagai anak tunggal, muda—dan sedikit tidak bisa diandalkan—mendapat tugas sederhana, layaknya anak muda yang tumben urun dalam kegiatan adat: mencari beberapa jenis tanaman sebagai pelengkap sarana upacara. Orang tua, paman, sepupu yang sibuk tidak memberinya rambu-rambu tentang tanaman yang mesti dicari untuk keperluan upacara.

“Pergi ke rumah Paman Anu, tanya jenis-jenis tanaman yang diperlukan di sana,” kata salah seorang saudara padanya.

Dengan berat hati, Grudug menghubungi teman untuk membantunya memburu keperluan. Salah satu hal yang menempel di kepalanya ialah babakan badung. Entah apa yang disebut “babakan”, entah apa yang disebut “badung”. Kata-kata itu begitu asing. Masa kecilnya rasa-rasanya tidak tersentuh oleh tanaman macam itu—pengetahuannya tentang tanaman dangkal betul, mungkin ia pernah melihat, hanya saja tidak tahu nama. Dan, setelah ia berkunjung dan berat hati bertanya pada orang yang ditunjuk oleh saudara, lagi-lagi ia dilempar ke rumah-rumah tetangga. Tampaknya telah menjadi pengetahuan umum, jika seseorang memiliki tanaman yang dibutuhkan untuk upacara, maka akan sering dikunjungi tetangga.

Sejak saat itulah, pengetahuan Grudug tentang tanaman mulai bertambah. Beberapa di antaranya sudah ia tahu karena masa kecil anak kampung seusianya pasti sempat bersentuhan dengan tanaman seperti itu, hanya saja ia belum tahu nama dan fungsinya dalam upacara. Ia berpikir sejenak. “Betul bila upacara adalah salah satu ritus untuk mempertahankan tanaman tertentu, betul bahwa upacara menjadi satu tempat penurunan pengetahuan tentang tanaman, tapi bagaimana jika suatu tanaman tidak masuk dalam daftar yang dibutuhkan? Bolehkan kita menambah kebutuhan tanaman dalam upacara agar lebih banyak tanaman yang bertahan?” bisik Grudug dalam hati.

Ia kagum. Kagum atas pertanyaannya sendiri. “Orang cerdas harus bertanya cerdas,” katanya. Padahal, jika diingat-ingat, beberapa tanaman yang ia butuhkan itu sesungguhnya pernah ada di rumahnya. Tapi, semua tanaman itu dianggap kuno, tak bernilai estetik—entah apa yang ia maksud estetik—tak mirip taman di hotel… tak mirip taman di hotel!

Bayangkan saja, Grudug bermimpi taman di rumahnya tertata dengan tumbuhan yang ia anggap enak dipandang seperti villa, bungalow, bahkan motel. Eh… Hotel!

Sebelum Grudug menjadi negara api yang menyerang tamannya sendiri, sesungguhnya di halaman rumahnya ditumbuhi tanaman yang semuanya berguna; katakan saja, tanaman bunga, tanaman dengan daun-daun yang akan selalu diperlukan, bahkan toga, alias tanaman obat keluarga. Meski berwarna, tanaman bunga yang ada di kebunnya tidak ada dalam daftar bagus menurut hotel, jadi harus dicabut. Lalu begitu seterusnya dengan tanaman-tanaman lain. Ia mencabut semua hingga halaman rumahnya mirip taman di hotel.

“Orang-orang dulu memang tak mengenal keindahan,” katanya. Padahal, jika diingat-ingat, dulu, halaman rumah tidak memerlukan perhatian khusus. Tanaman tumbuh dan dipotong seperlunya dan semua itu bisa bercampur: cabai, bunga, kencur, kunyit, dan sebagainya. Tapi, sekarang, taman di halaman rumahnya harus dirawat, sebab tak ada yang masuk dalam daftar tumbuhan yang digunakan dalam ucapara atau kebutuhan lainnya. Jadi, jika lewat beberapa bulan, rumahnya akan lebat, dan dia harus menata lagi, misal: beberapa bagian harus dicukur agar tetap simetris dan rapi, sebagian lagi agar bentuknya tetap bagus, sebagian lainnya agar berbunga dan subur.

Kebiasaan memang bukan suatu yang gampang diubah. Di taman yang rapi, dengan pot-pot tertata, tiba-tiba tumbuh segerombolan cabai, tomat, gemitir, dan sebangsanya itu. Grudug tahu siapa yang mempunyai perkerjaan itu: paman atau bibi atau orang tuanya. “Mereka memang tidak paham kerapian,” ungkapnya.

Kebiasaan lama itu sesungguhnya sangat memudahkan. Dulu, sebelum sebagian besar halaman dibeton, tanah yang agak luang belum diisi rumput berkelas yang tidak boleh dicampur tanaman lain, cabai bisa tumbuh di mana-mana. Jadi, cabai bukan suatu hal yang sulit dicari, jika bukan di dekat dapur, di halaman rumah, paling tidak bisa ada di belakang rumah. Maka, tak ada keluhan cabai mahal, sebab sebatang-dua batang cabai sudah cukup untuk beberapa waktu.

Mungkin, jawaban atas pertanyaan “bagaimana kita melestarikan tanaman?” tidak penting lagi, sebab, paling tidak, upacara telah membuat Grudug menjadi tahu bahwa tanaman yang semasa kecil hanya dia makan atau permainkan adalah tanaman penting yang mesti dijaga karena selalu dibutuhkan. Dan, lebih dari itu, halaman rumah adalah tempat untuk mendapatkan tanaman itu sebelum keinginan menjadikan halaman rumah seperti halaman villa yang perlu dirawat, yang harus selalu ditata, diperhatikan, yang sesungguhnya merepotkan.[T]

Tags: adatbalidesa adattanaman obattanaman organiktanaman pangan
Previous Post

Ito Joyoatmojo Mengenang Eddy Soetriyono: Majalah Tempo, Edith Piaf, dan Warna Lukisan

Next Post

“Abug Glebug”, Jaja Bali dari Pedawa | Biasa Dibuat Saat Tumpek Wariga

Agus Wiratama

Agus Wiratama

Agus Wiratama adalah penulis, aktor, produser teater dan pertunjukan kelahiran 1995 yang aktif di Mulawali Performance Forum. Ia menjadi manajer program di Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian, manajemen, dan produksi seni pertunjukan berbasis di Bali.

Next Post
“Abug Glebug”, Jaja Bali dari Pedawa | Biasa Dibuat Saat Tumpek Wariga

“Abug Glebug”, Jaja Bali dari Pedawa | Biasa Dibuat Saat Tumpek Wariga

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co