3 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ito Joyoatmojo Mengenang Eddy Soetriyono: Majalah Tempo, Edith Piaf, dan Warna Lukisan

I Gede Made Surya DarmabyI Gede Made Surya Darma
October 15, 2021
inKhas
Ito Joyoatmojo Mengenang Eddy Soetriyono: Majalah Tempo, Edith Piaf, dan Warna Lukisan

Eddy Soetriyono

9 Oktober 2021 jagat seni rupa Indonesia berduka atas berpulangnya Eddy Soetriyono yang dikenal sebagai penulis, kurator seni rupa, kritikus dan pengamat seni. Kecelakaan tunggal telah merenggut nyawanya.

Berita duka itu saya dengar saat menonton pembukaan pameran lukisan di salah satu gallery seni di Bali. Banyak ucapan belasungkawa dituliskan di beragai beranda media sosial kawan kawan seniman, penulis, maupun pencinta seni.

Ada salah satu tulisan ucapan bela sungkawa yang mengetuk hati saya. Itu tulisan  yang dibuat seniman Ito Joyoatmojo mengenai persahabatannya dengan Eddy Soetriyono.

Saya kemudian menghubungi Ito Joyoatmojo.  Saya bertanya dan ingin tahu lebih banyak mengenai Eddy Soetriyono yang ditulis dalam status ucapan bela sungkawa yang begitu panjang itu. Tulisan itu bercerita masa kenangannya bekerja di Majalah Tempo pimpinan Goenawan Mohamad, sebelum Ito Joyoatmojo menetap di Swiss.  Ito bercerita tentang masa lalu Eddy sebelum menjadi kurator sekaligus bercerita mengenai kenangannya bekerja di majalah Tempo .

Ito Joyoatmojo

Diceritakan, tahun 1975 Eddy kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain Jurusan Tekstil  ITB. Pada masa kuliah di ITB, Eddy sangat tertarik dengan dunia sastra, drama dan kegiatan tulis-menulis, serta kegiatan teater yang dipimpin Remy Sylado.

Eddy pernah menjadi asisten dosen dan pada masa kuliahnya banyak membantu kawan-kawannya dalam penulisan skripsi di kampusnya. Ia  juga gemar menulis lirik lagu.

Sempat dikabarkan menjadi kandidat kuat menjadi dosen filsafat seni dan sejarah kebudayaan di almamaternya. Sempat menempuh pendidikan, namun akhirnya Eddy hijrah ke Jakarta berkerja di Majalah Tempo dan di Graffiti Pers.

Eddy sempat menjadi salah seorang redaktur pelaksana di majalah SWASEMBADA (SWA) juga menulis buku tentang tokoh pebisnis top Indonesia, Liem Sioe Liong. Tahun 2005 pernah menjadi pinpinan Visual Arts, majalah seni di Indonesia.

Nah, Ito Joyoatmojo bertemu Eddy pada tahun 1979.  Pertemuan Ito Joyoatmojo bermula ketika ia bekerja di majalah Tempo.  Ito menggambarkan bagaimana situasi dia berkerja saat itu yang bekerja di ruangan tertutup di Proyek Senen yang kala itu merupakan proyek pertokoan dan pasar dalam ruangan tertutup. Semburan udara dingin dari AC yang memaksanya harus menggunakan jaket pada saat bekerja.

Ito Joyoatmojo bekerja di bidang tata muka, atau yang kita kenal sekarang design grafis dan Eddy sebagai kontrol editor. Ito mengungkapkan kekagumannya atas sosok Eddy Soetriyono, atas ketelitainya dan kesabarannya mengikuti deretan huruf dalam setiap artikel yang akan dicetak.   Itu memang tugas sebagai penjaga gawang terakhir agar tidak terjadi kesalahan pada saat majalah tersebut di cetak. Apalagi setiap artikel ditulis dengan speed yang tinggi.

“Pada saat saat piket,  malam Selasa dan Kamis, adalah masa menegangkan mereka bekerja waktu itu. Harus standby sepanjang malam, untuk menjaga bila ada breaking news yang penting yang harus disiapkan, apalagi saat itu banyak pekerjaan dikerjakan manual, tidak menggunakan computer to plate seperti saat ini,” ujar Ito.

Di sela-sela lembur Ito sering mendengarkan musik yang mereka  gemari bersama Eddy yaitu Edith Piaf, musisi jalanan dari Parris, dan saling tukar cassette tape (pita kaset) untuk didengarkan melalui walkman, sambil membicarakan perkembangan seni rupa di Indonesia.

Pada suatu ketika, Ito sempat berdiskusi mengenai karya lukisannya yang abstrak, yang kebanyakan warnanya hitam putih. Diskusi itu diwarnai perdebatan yang berlarut-larut.  Eddy mengkritik Ito atas pendapatnya tentang kenapa pilihan warnanya hitam putih.

Ito menjelaskan bahwa ia tidak percaya dengan warna. Dan sambil mengembalikan walkman dan album baru Edith Piaf,  Eddy Soetriyono pun memberi ucapan terkhir malam itu sebelum pulang lembur, “ Ito, berwarna itu kan penting, dan tidak ada urusanya berwarna atau tidak. Kamu dengar lagunya Edith Piat, bagaimana dan apa jadinya kalau lagunya tidak ada warnanya?”

Kata-kata itu masih membekas sampai sekarang di benak Ito. Saat itu Eddy belum menjadi kurator seni maupun kritikus seni, tapi bakatnya sudah muncul saat itu.

Selang beberapa bulan selanjutnya Ito pun melanjutkan kariernya bekerja di Swiss. Puluhan tahun Ito dan Eddy tidak saling berkabar, karena waktu Itu Eddy masih kos, masih pindah-pindah, begitu juga Ito di Swiss belum mempunyai handphone dan belum tukaran nomor telepon rumah. Pada saat menetap di Swiss, studio dan rumah tempat tinggal Ito beberapa kali sempat menjadi tempat singgah seniman di Indonesia, antara lain  Made Wianta dan Eddie Hara.

Alm Made Wianta bersama Ito Joyoatmojo di Swis

Tiga puluh tahun kemudian Ito Joyoatmojo pulang ke Indonesia dan bertemu kembali Eddy Soetriyono di sebuah pameran di Jakarta. Saat itu Eddy sudah menjadi kurator seni rupa, dan kritikus seni. Mereka saling bertegur sapa saking lamanya tidak bertemu.

Eddy menawari Ito makan bersama sambil  melanjutkan obrolan tentang penyanyi jalanan Edith Piaf. Mereka juga saling berkisah tentang kehidupan Ito di Swiss dan kisah perjalanan Eddy sampai akhirnya menjadi kritikus seni, dan kurator kondang di Indonesia. Mereka saling memuji kehebatan masing-masing, dan saling mengingat masa lalu saat bekerja lembur dan menggunakan jaket tebal karena dinginnya AC di Tempo.  Tak lupa mereka mengenang masa muda saat kos dan kegemaran mendengarkan musik, diselangi cerita keluarga dan anak-anaknya. Dan itulah pertemuan terakhir Ito Joyoatmojo dengan Eddy Soetriyono.

Eddy Sutriyono sempat mengirim fotografer ke kediamanya Ito Joyoatmojo untuk memotret Ito dengan karya lukisannya. Entah mau diapakan foto itu. Rencananya, hasil foto itu dikirimkan juga kepada Ito. Namun sampai sekarang Ito masih bertanya-tanya tentang foto itu.

Sampai akhirnya Ito mendengar berita kecelakaan itu. Ito merasakan duka yang amat mendalam atas kepergian sahabatnya itu. Semoga damai menyertai Pak Eddy Soetriyono, dan semua keluarga tabah menghadapi cobaan ini. [T]

Jimbaran 14 Oktober 2021

Tags: Eddy Soetriyonoin memoriamIto JoyoatmojoSeni Rupa
Previous Post

Tumpek Wariga, Ethos Kerja Respek pada Alam

Next Post

Tentang Tanaman: Babat Dulu, Lestarikan Kemudian

I Gede Made Surya Darma

I Gede Made Surya Darma

Pelukis. Lulusan ISI Yogyakarta. Founder Lepud Art Management

Next Post
Sanggah Setengah Jadi dan Ritual yang Kembali Sederhana

Tentang Tanaman: Babat Dulu, Lestarikan Kemudian

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more

Kita Selalu Bersama Pancasila, Benarkah Demikian?

by Suradi Al Karim
June 3, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

MENGENANG peristiwa merupakan hal yang terpuji, tentu diniati mengadakan perhitungan apa  yang  telah dicapai selama masa berlalu  atau tepatnya 80...

Read more

Seberapa Pantas Seseorang Disebut Cendekiawan?

by Ahmad Sihabudin
June 2, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

SIAPAKAH yang pantas kita sebut sebagai cendekiawan?. Kita tidak bisa mengaku-ngaku sebagai ilmuwan, cendekiawan, ilmuwan, apalagi mengatakan di depan publik...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Senyum Rikha dan Cendol Nangka Pertama: Cerita Manis di Ubud Food Festival 2025

LANGIT Ubud pagi itu belum sepenuhnya cerah, tapi semangat Rikha sudah menyala sejak fajar. Di tengah aroma rempah yang menyeruak...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Terong Saus Kenari: Jejak Rasa Banda Neira di Ubud Food Festival 2025

ASAP tipis mengepul dari wajan panas, menari di udara yang dipenuhi aroma tumisan bumbu. Di baliknya, sepasang tangan bekerja lincah—menumis,...

by Dede Putra Wiguna
June 3, 2025
Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Pindang Ayam Gunung: Aroma Rumah dari Pangandaran yang Menguar di Ubud Food Festival 2025

UBUD Food Festival (UFF) 2025 kala itu tengah diselimuti mendung tipis saat aroma rempah perlahan menguar dari panggung Teater Kuliner,...

by Dede Putra Wiguna
June 2, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co