Dalam acara Wianta Foundation Art Camp dengan tema Open Border di Desa Apuan, Baturiti, Tabanan, Senin 4 Oktober 2021, terseliplah seorang seniman multidisiplin kelas dunia. Penampilannya sebagaimana seniman umumnya; bebas dan merdeka. Tapi saat tampil menunjukkan kepiawiannya dalam seni DJ, ia tak bisa dibilang biasa-biasa saja.
Ia adalah Kamau Abayomi. Di rumah maestro seni rupa, almarhum Made Wianta, lelaki penuh energy itu tampak guyub dengan seniman lain yang hadir dalam art camp. Sesekali ia tertawa, sesekali mengamati sekitar, sesekali menunjukkan citra khasnya sebagai seniman. Spontan dan dinamis.
Kamau Abayomi memang seorang DJ. Ia menghabiskan waktunya menjadi DJ di San Francisco dan Oakland, California, selama 25 tahun. Lalu, dengan niat sungguh-sungguh mengembangkan diri sekaligus menyebarkan energ berkesenian ke seluruh dunia, ia kemudian melangkah ke mana-mana, Dan tibalah dia di Bali.
Saya mengenal Kamau Abayomi di Ubud, sekitar Sembilan tahun lalu. Saya mengikuti acara poetry slam di salah satu restoran di Ubud milik Janet De Neefe sekitar tahun 2012. Kami – saya dan Kamau, berada bareng di acara yang sama. Dan saya menyaksikan keseriusanya ingin menyelami kehidupan di Bali untuk memperkaya proses kreatifnya dalam berkesenian.
Saya sempat mengajaknya berkalaborasi dalam pertunjukan performance art di awal tahun 2021 di Santriyan Hotel dengan judul Blind in Paradise. Kami mengolaborasikan musik gender dari Desa Tunjuk, Tabanan, dengan seniman gender yang berasal dari keluarga maestro dalang I Nyoman Rajeg.
Musik gender kami kalaborasikan dengan musik DJ. Saya melakukan performance art dan memainkan gitar. Saat itu kami membawakan semacam cerita tentang sejarah virus dengan judul Blind In Paradise. Luar biasa penampilan Kamau saat itu.
Kamau telah hidup, tampil dan mengajar sebagai seniman multidisiplin. Dia berbagi puisi kata-kata lisan, musik, presentasi pertunjukan, karya sastra, perspektif spiritual, dan sesi qi gong dengan tujuan menginspirasi dan mengaktifkan orang lain ke dalam kekuatan spiritual dan dunia kreatif mereka sendiri.
Selama perjalanan berkeseniannya, Kamau Abayomi pernah dinobatkan sebagai ‘Penyair Terbaik’ di final poetry slam Oakland, California. Dia adalah pemenang dua kali dari Ubud Writers & Readers Festival Poetry Slam di Bali, Indonesia.
Dia telah menjadi seniman tamu dan fasilitator lokakarya di Forum Sosial Dunia di Mumbai, India dan telah mengadakan lokakarya puisi, seni dan aktivisme di Jepang, Singapura, Sri Lanka, Papua Barat, Thailand, dan di seluruh Amerika Serikat. Kamau telah menjadi penyair unggulan di tiga single top 10 afro-house yang dirilis oleh label afrohouse terkemuka, MoBlack Records.
Kamau adalah instruktur Qi Gong Macan Putih bersertifikat, praktisi seni metafisik dan penasihat spiritual. Dia adalah penggagas ‘Hari Meditasi Ketuhanan Hitam’ global, hari di mana ribuan orang diaspora Afrika berkumpul di seluruh dunia, untuk belajar dan berlatih meditasi bersama.
Kamau Abayomi telah berbasis di Bali selama 17 tahun, di bawah julukan Live Mysteries. Tak banyak yang tahu bahwa ia telah berada di garis depan dalam memproduksi beberapa acara seni pertunjukan paling penuh perasaan dan eklektik yang pernah disaksikan di Bali. Kamau telah membuat koreografi beberapa pertunjukan utama untuk Festival Roh Bali tahunan, Ubud Writer and Readers Festival dan juga Festival Toraja di Sulawesi.
Selama 8 tahun Kamau membimbing, mengkoreografi dan mengelola kru Breakdancing Bali, Aerial Crew, membimbing mereka untuk memenangkan berbagai kompetisi, termasuk menjadi juara breakdancing nasional pertama di Indonesia (2011).
Sejak tahun 2005, Kamau telah menjadi salah satu DJ utama untuk mengaktifkan hiphop, dancehall, soul dan musik berbasis afro di Bali. Selama 10 tahun terakhir, ia telah menjadi DJ utama dan MC untuk Disko Afrika, acara musik bulanan Afrika #1 di Asia Tenggara.
Set Kamau yang afro-soulful dan funk telah mengangkat festival, klub malam, pesta rumah, dan lantai dansa yang luar biasa dari Oakland ke Jepang, Thailand ke Bali.
Kamau baru-baru ini menyelesaikan pameran seni selama sebulan penuh yang menampilkan lukisan dan karya seni visualnya dengan tema Move On di Bidadari Art Gallery, Art Management dari art space yang di-organize oleh Lepud, dan saya terlibat di acara pameran Evaporate until Infinite Galeri Titik Dua di Mas, Ubud yang di-organize oleh Kamau Abayomi saat itu.
Dan, Senin itu Kamau berada di Desa Apuan, Tabanan. Ia menghirup energi sejuk pedesaan dan melepaskan energi kreatif yang hangat dengan penampilannya yang enerjik.
Hadir dalam semua karya, Kamau adalah cinta yang mendalam, rasa hormat dan penghormatan terhadap individu unik dan identitas kolektif. Karyanya menggali jauh ke dalam dialog tentang kesadaran spiritual, dinamika energi, alam, koneksi dan tujuan jiwa, dengan cara yang membumi. Semoga Desa Apuan hadir dalam dirinya, sebagaimana dirinya hadir di desa itu. [T]
______
BACA JUGA:
Open Border | Art Camp 2021 Wianta Foundation di Desa Apuan, Tabanan
_____