9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kopi Susu + Telur Ayam Arab Setengah Matang | Legenda Ngopi di Kota Tua Singaraja

Tobing CrysnanjayabyTobing Crysnanjaya
August 9, 2021
inKhas
Kopi Susu + Telur Ayam Arab Setengah Matang | Legenda Ngopi di Kota Tua Singaraja

Warung Kopi milik Ko Gunawan di kawasan Kampung Tinggi, Singaraja [Foto: Tobing]

Kopi plus telur setengah matang dengan taburan merica kini seakan menjadi trend dan gaya hidup di Bali, terutama pada malam hari. Kini banyak ditemui lapak penjual kopi plus telur ayam kampung setengah matang di atas trotoar atau di tepi jalan, semisal di Denpasar, Singaraja dan kota-kota lain.

Banyak yang menganggap, telur setengah matang adalah trend baru di tengah kehidupan anak muda malam hari. Padahal, berpuluh-puluh tahun lalu di Kota Singaraja sudah ada warung kopi plus telur setengah matang yang seakan sudah jadi legenda. Banyak orang Singaraja menganggap warung itu sebagai warung kopi penuh kenangan bersama kawan, bahkan juga pacar.

Warung itu letaknya di kawasan kota tua Singaraja, di wilayah Kampung Tinggi, Jalan Surapati, Singaraja. Jika kenal dengan warung nasi syobak Che Kelok, nah, di sebelah baratnya, kira-kira 20 meter dari warung Che Kelok, di situlah tempatnya. Penjualnya, kini sudah generasi ketiga, namanya Ko Gunawan, 44 tahun usianya.

Warung kopi ini kalau dilihat dari tampilannya tampak biasa saja. Yang menjadikannya istimewa, justru karena biasa-biasa saja. Ciri ketuaan warung itu masih terlihat dengan jelas. Kayu-kayu pintu dan tembok sepertinya tak pernah diganti sejak warung itu dibuat, mungkin dibuat pada zaman kolonial.

Tapi tunggu dulu, Meski tak ditata dengan gaya warung kopi modern, semacam kafe khas anak muda zaman sekarang, namun tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh pelanggan. Orang-orang pesan kopi, telur setengah matang dengan taburan merica, dengan gaya biasa-biasa juga. Sesekali mereka ngobrol bersama teman sesama ngopi.  

Ko Gunawan dan telur ayam arab di dalam gelas

Telur Ayam Arab

Akhir pekan lalu, dalam perjalanan ke Desa Panji dari Desa Bungkulan, bersama seorang sahabat, saya singgah di warung itu untuk membeli telur setengah matang di Kampung Tinggi.

Sejak SMP saya sudah terbiasa menghabiskan waktu di tempat ini, rasa kopi susunya tidak pernah berubah, dan settingan peralatan dan tempatnya terlihat masih sama, mulai dari gelas kopi, gelas tempat telur setengah matang, meja dari triplek halus hingga kursi kayu panjang yang digunakan menyimpan kenangan tersendiri bagi diri saya. Dulu saya sering diajak oleh almarhum bapak untuk ngopi di tempat ini.

Bersyukur sekali saat saya ke sana warung kondisinya sedikit lenggang, saya pikir ini waktu yang tepat untuk bisa mengulik cerita-cerita menarik di balik usaha warung kopi legendaris ini. Warung kopi ini dimiliki dan dikelola Ko Gunawan bersama istrinya. Ia memiliki nama asli Wang Siang, Ko adalah sebutan kakak untuk warga keturunan Tionghoa.

Bluk-bluk-bluk, suara air mendidih dari dalam panci itu terdengar jelas di telinga, terlihat tangan istri dari Ko Gunawan dengan terampilnya memasukkan dua butir telur ayam ke dalam panci, sementara itu dia langsung membuat racikan kopi susu, diambilnya dengan cepat beberapa sendok kopi, ditambahkannya gula lantas diberikan susu.

Dari sisi lain dia tampak mengambil teko yang berisi air panas langsung dari tungku, digunakannya air panas itu menyeduh racikan kopi tersebut.

 Cresss…. aroma kopi susu itu tercium sampai ke hidung, membuat diri tak kuasa menahan nafsu untuk bisa menikmati kopi susu spesial itu. Hanya diperlukan waktu dua menit untuk menyiapkan itu semua. Sementara di waktu yang bersamaan, diangkatnya dua telor dari panci itu, lalu dibasuhnya dengan air mengalir untuk kemudian dikupas dan dimasukkan ke dalam gelas kecil. Lagi-lagi hanya perlu kurang dua menit untuk menyiapkan itu semua, benar-benar kecepatan yang luar biasa.

Kopi susu dan dua telur tersaji di meja, terlihat sari kuning telur itu begitu menggoda, lumer dan begitu nikmat. Lantas saya menambahkan serbuk lada alias merica di atasnya, sedikit garam dan diaduk sampai rata. Putih telur dan lumernya sari kuning tercampur rata.

Perlahan-lahan saya nikmati, apalagi langsung dinikmati sembari menyeruput kopi susu. Sungguh nikmat terasa pagi itu. Selang beberapa lama, Ko Gunawan menghampiri saya, dan kesempatan itu saya gunakan untuk menanyakan kira-kira sudah berapa lama usaha ini dirintis,

Ko Gunawan menceritakan kalau usaha kopi ini dirintis oleh kakeknya. Dia sudah tidak tahu tahun persisnya. Usaha ini sudah diwariskan dari tiga generasi mulai dari ayahnya, pamannya, dan hingga kini dilanjutkan oleh dirinya dan sepupunya Ko Tata. Koko Tata sendiri juga punya warung yang persis sama cara penyajian dan kualitas kopi serta telurnya.

Ko Gunawan menuturkan, dia mendapatkan amanat dari sang kakek untuk terus menjaga usaha ini,  serta teringat nasehatnya tentang pentingnya kejujuran, kesederhanaan dan kerja keras dalam membangun usaha.

Sejak kecil dia selalu ditanamkan sebuah nilai yang terkadang jarang kita dengarkan, bahwa melihat uang itu mestilah dilihat dari perputarannya. Untuk itulah dia selalu konsisten menjaga amanah itu, walau usaha itu kecil, namun perputaran ekonominya mampu menghidupi kebutuhan dia dan keluarganya. Dia punya dua anak.

Harga telur setengah matang sendiri dipatok diharga Rp. 3.000 per butir, dan secangkir kopi susu seharga Rp. 3.000. Saya biasanya memesan cukup dua butir saja ditemani satu cangkir kopi susu. Kebiasaan saya ini dihapal betul oleh Ko Gunawan. Kalau saya masuk warung, dia sudah tahu kalau paket sekali duduk untuk saya adalah Rp. 10.000. Selain itu di sana juga dijual telur madu, dan aneka kue yang bisa dinikmati sembari minum kopi atau setelah minum kopi sambil ngobrol-ngobrol.

Sehari Ko Gunawan sendiri menghabiskan telur sekitar 100 sampai 150 butir, belum termasuk sepupunya yang bukanya lebih pagi. Jika digabung mereka bisa sampai menghabiskan 300 butir (10 tere) seharinya.

Dulu telur yang dijual adalah telur ayam kampung, tapi kemudian telur yang digunakan adalah telur dari ras ayam arab, bentuknya menyerupai telor ayam kampung. Alasan dia menggunakan telur ayam arab karena memang saat ini sulit untuk mencari ketersediaan telur ayam kampung lokal. Kalau pun ada, susah untuk mendapatkan secara terus-menerus setiap harinya. Dia membeli satu tere telur itu seharga sekitar Rp. 70.000 di pasaran, dan katanya telur itu dipasok dari Jawa.

Dia berkilah, di tengah kondisi pandemi yang tak tentu kapan akan selesainya, menjalankan usaha haruslah tetap semangat, walau sepi, harus tetap buka, protokol kesehatan tetap jalan, namun ekonomi keluarga juga menjadi prioritas. [T]

___

Baca artikel TOBING CRYSNANJAYA lain

Tags: kulinernostalgiaSingaraja
Previous Post

Misteri Kematian

Next Post

Sugantika Lekung | “Udah Gitu Aja!”

Tobing Crysnanjaya

Tobing Crysnanjaya

Pegawai, petani, bapak rumah tangga. Kini sedang mengikuti kelas Creative Writing di Mahima Institute Indonesia

Next Post
Sugantika Lekung | “Udah Gitu Aja!”

Sugantika Lekung | “Udah Gitu Aja!”

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co