12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Selamat Malam Cinta | Cerpen IBW Widiasa Keniten

IBW Widiasa KenitenbyIBW Widiasa Keniten
August 7, 2021
inCerpen
Selamat Malam Cinta | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Ilustrasi tatkala.co | Satia Guna

“Selamat malam cinta. Ke mana saja kau selama ini?” Perempuan yang baru saja memasuki mahligai cintanya mempertanyakan cintanya. Ia merasa kurang percaya diri karena baru seumur jagung pernikahannya sudah ada tanda-tanda merah. Ia tak menduga beragam kehidupan ternyata baru dimulai. Padahal, sudah sedari dulu saling menegenal. Ternyata yang dikenalinya cuma kulit luarnya saja. “Ke mana cinta selama ini?” Ia menanyai dirinya sendiri.

Ia rebahkan tubuhnya pada balai-balai kehidupan. Hatinya gelisah sudah beberapa hari ini suaminya jarang di rumah. Semestinya saat ini masih berbau bulan madu. Tapi justru menjadi bulan tanpa madu. Tanpa rasa manis. “Ah, kau lelaki yang hanya pintar bersilat lidah. Rugi aku terlalu percaya pada kata-katamu. Kata-kata hanya sebuah permainan saja. Kau dengan sesuka hatimu memperlakukan diriku seperti ini. Kau hadirkan dalam keluarga besarmu, tapi kau buat aku kesepian. Dasar lelaki!”

“Ke mana kata-kata manis yang kau lontarkan dulu? Ke mana? Apa kau sudah lupa dengan kata-kata manis itu? Lupa memang membuat pikiran mengubah jalannya. Aku tahu itu. Tapi, aku sekarang ini meminta janji. Tolong ditepati.”

Putu Ari menahan beban yang teramat berat. Napasnya ditariknya berulang-ulang seperti ada gumpalan yang menyekat dadanya. Ia tahan dengan beberapa kali tarikan napas. “Apa sebenarnya yang kau cari dalam hidup ini? Kalau memang mau mempermainkan cintaku, akan kulawan. Aku bukan perempuan yang bisa ditaklukkan dengan ketidakjujuran. Untuk apa hidup bersama? Kalau di dalamnya bersemayan beragam kebohongan. Laki-laki macam apa kau ini.” Ia membanting foto pernikahannya “Praaaaaaaaaang!”

Mertuanya kaget. Ia ketuk pintu kamarnya. “Ada apa Tu?”

“Tanyakan pada anakmu! Putu sudah muak melihat sikapnya. Ternyata anak Bapa seperti ini.”

Laki-laki sepuh itu mendekatinya, “Sabar! Sabar! Sabaaaaaaaar Tu.”

“Pa, tiang sudah teramat sabar dengan anak Bapa. Tapi, apa tiang terus begini. Ini baru awal pernikahan saja sudah begini, apalagi nanti. Semestinya awal dimulai dengan rasa manis, tapi nyatanya? Awal sudah pahit dan memuakkan. Dasar laki-laki mau menang sendiri. Memang dia saja yang bisa berlaku seperti itu. Tiang pulang, Pa. Bosan saya di sini. Untuk apa menunggu laki-laki semacam ini.”

Putu Ari mengambil pakaiannya dan memasukkan ke dalam kopernya. Ia lemparkan gaun pengantin yang dipakainya beberapa bulan lalu. “Ini Pa. Ambil sana. Berikan anakmu.percuma memakai gaun semewah itu. Hati anakmu tak menghargainya.”

“Apa tidak bisa bisa besok Putu ke rumah orang tuamu?”

“Tidak untuk apa menunggu lama lagi. Coba Bapa pikrkan, siapa yang tiang tunggu di sini?”

Ia hidupkan sepeda motornya. Sepeda motor pemberian orang tuanya. Ia mainkan bunyinya hingga tetangga sebelahnya menggerutu. “Ada apa sebenarnya ini? Baru menikah saja sudah mengganggu tetangga. Ah dasar payah, anak-anak sekarang memang cepat naik darah. Sudahlah untuk apa memikirkan orang lain terlalu banyak. Toh, aku juga punya tangung jawab.”

Putu Ari mempercepat sepeda motornya. Ia langsung menuju rumah ayahnya. “Tu, kok malam-malam ke rumah ada apa? Ini tidak baik? Suamimu di mana?”

“Pa, ini lebih baik dibandingkan tiang tetap bersama Beli Gede. Ia telah mempermainkan hidup tiang, Pa. Sudah tiga hari ini, tak pulang-pulang. Coba Bapa pikir, memang pernikahan itu hanya pajangan saja? Siapa yang tidak marah, entah apa yang dialakukan dengan siapa ia pergi tak pernah jelas? Lebih baik, tiang kembali lagi ke rumah Bapa. Maaf, anak Bapa tak berbuat seperti yang Bapa harapkan.”

Ayahnya menatap mata anaknya. Ia terlalu yakin akan dengan pilihan anaknya. Bahkan sudah beberapa tahun saling mengenal. Tapi, nyatanya tak ada apa-apanya. Ia teringat sempat berpesan pada anak dan menantunya. “Menikah itu menyatukan dua hati. Menikah bukan tempat bermain-main, apalagi bermain api. Bisa-bisa terbakar karena api yang kau buat sendiri. Seorang suami bukan hanya kepala rumah tangga, ia juga menyangga kehidupan istrinya. Jadilah suami yang menyadari bahwa istri itu adalah bagian dari hidupmu. Jadilah suami yang membangun kehidupan keluarga.”

“Terima kasih, Pa. Putu belum sempat memberikan apapun? Lantas sekarang sudah meninggalkan Bapa. Maafkan Putu, Pa.

“Hanya satu yang bapa harapkan peganglah kesetiaan berumah tangga itu. Bangunlah rumah tanggamu dengan cinta. Rawat dan sirami dia dengan kejujuran. Menyatukan dua hati perlu proses. Akan ada riak-riak gelombang, hadapi dengan ketulusan.”

“Sudahlah Pa. Putu tahu, Bapa teringat dengan petuah-petuah Bapa. Biarkan saja. Ini semua bukan karena Putu. Biar orang lain memberi lebel Putu ini janda muda. Tidak masalah. Biar bayi dalam perut ini tanpa ayah, tidak apa-apa. Putu ingin hidup nyaman. Menikah itu ternyata menyakitkan buatku. Jika Putu tahu akan begini, tak akan kubiarkan semua ini terjadi. Putu memang salah memilih pendamping hidup, Pa. Mulut manis bisa membutakan hati.”

“Tidur saja dulu, besok, Bapa tanyakan apa maksudnya memperlakukan Putu seperti ini?”

“Ndak usah ke sana Pa. Biarkan saja. Jangan Bapa menyentuh rumah itu lagi. Putu sudah muak.”

“Baiklah kalau begitu. Silakan ke kamarmu. Kamarmu tak ada yang berubah.”

Iseng tangannya membuka album lamanya. Ia ambil foto itu. Ia robek-robek hingga tak berwujud lagi. “Ini sudah kuhancurkan kenangan itu. Pergi kau dari hatiku. Biar aku menghadapi hidupku.”

Malam itu, Putu Ari tak bisa tidur nyenyak. Panas hatinya berbaur dengan panas malam itu. Kantuk tak mau mendekati matanya. Bayangan wajah ibunya hadir di hatinya. “Ibu, jika saja Putu mengikuti kata-kata Ibu, pasti tak akan begini jadinya. Ternyata hati nurani Ibu benar, Beli Gede laki-laki yang tak bisa dipercaya. Maafkan Putu, Ibu.”

“Sudahlah Tu, itu memang jalanmu. Ikuti saja. Ibu hanya bisa melihatmu dari sini. Tak usah bersedih. Jagalah dirimu karena godaan dan gunjingan pasti akan datang karena Putu sebagai janda muda. Tapi itu lebih baik dibandingkan Putu menderita selama hidup Putu.”

“Terima kasih, Bu.”

Mentari membangunkannya. Sinarnya merambat di sela-sela taman rumahnya. Putu Ari mendekati ayahnya, “Maaf Pa. Putu seperti ini. Malu Putu sama Bapa.”

“Ndak usah malu. Ikuti saja alur hidup ini. Tapi, biasanya kalau dulu ada kopi di sini?”

Putu Ari cepat-cepat menyuguhkan kopi buat ayahnya. Ia merasakan kembali aroma kasih sayang ayahnya. “Ini, Pa, sudah sesuai dengan pesanan Bapa. Hehehehe.”

“Terima kasih. Coba ke depan Tu seperti ada yang datang.”

Putu Ari ke depan melihat gerbangnya. Ia kaget. Dua orang polisi ke rumahnya menanyakan dirinya. “Benar ini Bu Putu Ari?”

“Benar Pak. Ada apa?”

“Ini ada ada surat dari suami ibu.”

“Suami saya, Pak. Saya sudah tak punya suami. Ia sudah mati di hati saya.”

“Saya hanya mau menyampaikan bahwa suami ibu ada di kantor polisi sedari malam kemarin. Ibu disuruh menjenguknya.” [T]

___

BACA CERPEN LAIN

Kucing Betina Saya Tak Mau Pulang | Cerpen AA Ayu Rahatri Ningrat
Tags: Cerpen
Previous Post

Bersiap “Patah Hati” Ketika Sedang Asyik-asyiknya Menikah

Next Post

Tips Mensyukuri Hidup yang (Mungkin) Berbahaya

IBW Widiasa Keniten

IBW Widiasa Keniten

Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten lahir di Geria Gelumpang, Karangasem. 20 Januari 1967. Buku-buku yang sudah ditulisnya berupa karya sastra maupun kajian sastra. Pemenang Pertama Guru Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2013 dan Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan Tahun 2013 dari Presiden, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu, 27 November 2013 di Istora Senayan Jakarta. Tahun 2014 ikut Program Kunjungan (Benchmarking) ke Jerman, selanjutnya ke Paris (Prancis), Belgia, dan Amsterdam (Belanda). 2014 menerima penghargaan Widya Kusuma dari Gubernur Bali. Tahun 2015 memeroleh Widya Pataka atas bukunya Jro Lalung Ngutah.

Next Post
Tips Mensyukuri Hidup yang (Mungkin) Berbahaya

Tips Mensyukuri Hidup yang (Mungkin) Berbahaya

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co